2.1.
Pengertian ekosistem.
Istilah
ekosistem pertama kali di kemukakan oleh Tansley (1935). Ia mengemukakan bahwa
hubungan timbal balik antara komponen biotik (tumbuhan, hewan, manusia,
mikroba) dengan komponen abiotik (cahaya, udara, air, tanah dsb) dialam.
Sebenarnya merupakan hubungan komponen yang membentuk sistem. Ini berarti baik
dalam struktur maupun fungsi komponen-komponen tadi adalah suatu kesatuan yang
tidak dapat terpisahkan. Sebagai konsekwensinya apabila salah satu komponen
terganggu, maka komponen lainnya secara cepat atau lambat akan terpengaruh.
Sistem alam ini disebut sebagai sistem ekologi, yang kemudian disingkat dan
menjadi lebih dikenal sebagai ekosistem.(Rahardjanto,2001)
Dalam
pengertian dari sumber berbeda dikatan Ekosistem adalah suatu sistem ekologi
yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh
antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.(Anynomous,2008)
2.2. Bentuk dasar ekosistem dan dinamikanya
Ukuran
dari ekosistem ini sangat berbvariasi, yang tersebar dan hampir meliputi
seluruh permukaan bumi dan sudah tentu teridiri dari kehidupan hewan dan
tumbuhan yang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dikenal dengan istilah
biosfer atau adapula yang menyebutnya ekosfer. Untuk ukuran yang lebih kecil
kita mengenalnya sebagai hutan, sawah, kolam, danau, laut, dsb.
Pada situasi tertentu ekosistem ini mempunyai batas-baatasnya yang jelas, seperti pada ekosistem-ekosistem pulau, hutan tanaman, kolam, danau, dsb, tetapi secara keseluruhan sulit untuk menentukan batas-batas dari suatu ekosistem, sehingga batas-batas ekosistem ini sering ditentukan secara buatan atau abstrak untuk lebih memudahkan dalam kajian. Secara menyeluruh setiap ekosistem mempunyai gambaran dasar yang sama, dilihat dari struktur dan fungsinya, terlepas dari jelas atau tidak batas-batas itu.
Pada situasi tertentu ekosistem ini mempunyai batas-baatasnya yang jelas, seperti pada ekosistem-ekosistem pulau, hutan tanaman, kolam, danau, dsb, tetapi secara keseluruhan sulit untuk menentukan batas-batas dari suatu ekosistem, sehingga batas-batas ekosistem ini sering ditentukan secara buatan atau abstrak untuk lebih memudahkan dalam kajian. Secara menyeluruh setiap ekosistem mempunyai gambaran dasar yang sama, dilihat dari struktur dan fungsinya, terlepas dari jelas atau tidak batas-batas itu.
2.3 komponen ekosistem dan kegiatan yang
berhubungan dengan proses tranformasi dan akumulasi materi dan energi
2.3.1 kompenen-komponen ekosistem
Dilihat
dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai
berikut.
a.Komponen autotrof(Auto = sendiri dan
trophikos = menyediakan makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan
sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi
seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen,
contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b. Komponen heterotrof(Heteros = berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai
makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong
heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
c. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah,
air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat
tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
d. Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang
berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai
menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang
sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini
adalah bakteri dan jamur.
2.4 Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan
ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan
ekosistem air Laut.
a. Ekosistem darat
a. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.
Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan
menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1. Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik)
yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan
curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C)
sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa
mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan
semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai
pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun
dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan
yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2. Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke
subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan
hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase
(aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan
rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison,
zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus
dan ular.
3. Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya
adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak,
jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya.
Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat
hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim
mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup
mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu
sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan
khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara
lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
4. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah
curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat
musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan
tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung
pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
5. Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan
bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di
musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu
spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah
sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan
burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
6. Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran
kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di
daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken,
tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya,
tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di
daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya
berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal,
contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan
lalat hitam.
b. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok,
penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan
yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir
semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar
pada umumnya telah beradaptasi. Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai
berikut.
Adaptasi tumbuhan Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu
dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke
dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri.
Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai
akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air,
tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Adaptasi hewan Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan
hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat
tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi
perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan
air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan. Habitat air
tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan organisme
dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
1. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof
(tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit,
dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.
2. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
a. Plankton; terdiri atas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
a. Plankton; terdiri atas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b. Nekton; hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c. Neuston; organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau
bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d. Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada
tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e. Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada
endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan
remis. Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir.
Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air
mengalir adalah sungai.
1. Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari
beberapa meter persegi hingga ratusan meter perseg Di danau terdapat pembagian
daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya
matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak
tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah
perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah
yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar. Komunitas tumbuhan dan hewan
tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan
hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a) Daerah litoral
a) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan
optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan
air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas
organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya
diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia
air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa
mamalia yang sering mencari makan di danau.
b. Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat
ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk
ganggang dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan
kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi. Zooplankton yang sebagian
besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil memangsa fitoplankton.
Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang
lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan
ikan.
c. Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah
mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh
cacing dan mikroba.
d. Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan
sisa-sisa organisme mati. Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi
materi organik-nya, yaitu sebagai berikut :
a. Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan
makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciricirinya,
airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme,dan di dasar air banyak
terdapat oksigen sepanjang tahun.
b.
Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan
kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah
airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah
profundal.
c. Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya
materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat
dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan
pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan
sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang
atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya
menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut. Pengkayaan danau seperti ini
disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan
lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.
0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:
Posting Komentar
sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???