Kamis, 22 November 2012

skripsi ketahanan beberapa varietas kedelai (Glycine max L.) terhadap serangan nematoda puru akar (Meloidogyne spp)

I.  PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang

Tanaman kedelai (Glycine max L.) merupakan komoditas tanaman pertanian yang cukup penting, karena peranannya sebagai sumber protein nabati yang dapat diolah menjadi bahan makanan seperti tempe, kecap dan bahan baku untuk industri susu kedelai.  Sebagai salah satu sumber makanan, kedelai sangat baik untuk dikonsumsi karena dalam setiap 100 g mengandung 330 kalori, 35% protein, 18% lemak, 35% karbohidrat dan 8% air (Sumarno, 1984).
Data Statistik 2002 menunjukkan produksi kedelai nasional mencapai 652.755 ton dengan rata-rata produksi 11,5 kw/ha.  Di Sulawesi Tengah pada tahun yang sama tercatat produksi kedelai sebesar 1,96 ton, sehingga rata-rata produksinya baru mencapai 10,56 kw/ha. 
Data kerugian hasil kedelai akibat nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) sangat beragam tergantung pada kepadatan populasi awal nematoda, faktor-faktor lingkungan terutama kelembaban, suhu dan cara pengelolaan.  Di Florida telah dilaporkan kerugian mencapai 90%.  Di Indonesia pendataan kerugian hasil karena nematoda puru akar belum dilakukan (Adnan, et. al., 1998).
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi kedelai baik melalui penerapan program intensifikasi maupun ekstensifikasi pertanian, namun hasilnya relatif belum menujukkan peningkatan produksi yang nyata.  Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor pembatas, terutama serangan mikroorganisme pengganggu, seperti nematoda puru akar (Meloidogyne spp.)                (Sukanaya, 2001).
Di Indonesia Meloidogyne spp.  yang ditemukan menyerang tanaman kedelai adalah M. incognita dan M. javanica.  Lebih lanjut Herman (1981), dalam Sukanaya (2001), menyatakan bahwa Meloidogyne spp.  bersifat patogenik terhadap tanaman kedelai dan kacang hijau dengan tingkat kerusakan cukup berat, tetapi pada kacang tanah berbagai cara pengendalian telah dilakukan, terutama melalui penggunaan bahan kimia atau nematisida.  Namun penggunaan senyawa kimia membutuhkan biaya relatif mahal serta alat-alat khusus dan adanya efek negatif terhadap lingkungan.
Penggunaan varietas tahan untuk mengendalikan organisme pengganggu memiliki beberapa keuntungan antara lain : mudah, murah, bersifat spesifik terhadap organisme tertentu, tidak mencemari lingkungan dan kompatibel dengan taktik pengendalian yang lain (Kogan, 1974 dalam Sukanaya, 2001).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang ketahanan beberapa varietas kedelai terhadap serangan nematoda puru akar Meloidogyne spp.




1.2      Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui varietas kedelai yang tahan terhadap serangan nematoda puru akar Meloidogyne spp. yang selanjutnya dapat digunakan sebagai salah satu strategi pengendalian terpadu.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi petani, terutama dalam memilih varietas kedelai yang tahan terhadap serangan puru akar Meloidogyne spp.

1.3      Hipotesis

Setiap varietas memiliki daya tahan yang berbeda terhadap serangan nematoda puru akar Meloidogyne spp. dan sekurang-kurangnya terdapat satu varietas kedelai yang lebih tahan dibandingkan dengan varietas kedelai lainnya.
...............................................................................................bersambung.. .. .

0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:

Posting Komentar

sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???