KEBUN JATI

Terletak di Desa Talaga Kecamatan Dampelas, dengan Luas 7 ha.

PANTAI BAMBARANO

Pantai berkarang indah ini terletak di Desa Sabang kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala.

JEMBATAN PONULELE

Jembatan Kebanggan warga Palu ini berada diwilayah pantai talise menuju arah donggala.

TANJUNG KARANG

salah satu objek wisata pantai, yang terletak di ujung pantai Donggala, dengan suasana pantai yang terasa nyaman.

situs Tadulako dan Pokekea

situs sejarah ini berada di lembah Besoa, Lore Tengah, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah..

Kamis, 31 Januari 2013

foto sampul fb bertema alone

foto sampul fb bertema alone, hay para sobat blogger semuanya.. salam sejahtera.. kali ini forester untad blog akan membagikan kumpulan foto sampul dengan tema alone (kesendirian) bagi yang suka tinggal copas saja,..
ni dia gambarnya..






gimana keren kan?? kalo berminat tinggal klik kanan save image aja..  
mau koleksi foto sampul yang lain?? klik disini

foto sampul fb bertema alam

foto sampul fb bertema alam, hay sobat bloger salam sejahtera semua.. kali ini forester untad blog akan membagikan gambar-gambar buat foto sampul fb bertemakan alam semesta, tentunya dengan kapasitas gambar yang jernih dan bersih,.. mau di coba di face book anda..?? silahkan copas..
 ini dia gambar-gambarnya...







bagaimana sob ?? berminat..?? 
atau mau liat koleksi foto sampul yang lain?? klik disini 


Jumat, 25 Januari 2013

contoh surat permohonan lamaran kerja

PALU, 18  JULI 2012
                                                                                                  KEPADA
PERIHAL : PERMOHONAN KERJA                                      PIMPINAN HOTEL SANTIKA                                                                                                           DI-
                                                                                             
                                                                                                                             PALU
DENGAN HORMAT,
YANG BERTANDA TANGAN DIBAWAH INI :
        NAMA                                                     : ISMAWATI, SE
        TEMPAT/TANGGAL LAHIR                   : EBAN 11 FEBRUARI 1884
        JENIS KELAMIN                                   : PEREMPUAN
        AGAMA                                                  : ISLAM
        PENDIDIKAN TERAKHIR                     : S1 ( SARJANA EKONOMI )
        ALAMAT                                                  : JL. TOMBOLOTUTU LRG JABAL RAHMA
                                                                           HP. 085256446734

DENGAN INI MENGAJUKAN PERMOHONAN KEPADA BAPAK, KIRANYA SAYA DAPAT DITERIMA SEBAGAI KARYAWATI DI PERUSAHAAN YANG BAPAK PIMPIN.

SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN BAPAK, BERSAMA INI SAYA LAMPIRKAN :
1.      FOTO COPY IJASAH TERAKHIR DAN TRANSKIP NILAI                         1 LEMBAR
2.      RIWAYAT HIDUP                                                                                               1 LEMBAR
3.      FOTO COPY KTP                                                                                             1 LEMBAR
4.      PAS FOTO 3X4                                                                                                  1 LEMBAR

BESAR HARAPAN SAYA AGAR BAPAK DAPAT MENERIMA SAYA, ATAS PERHATIIAN DAN PERKENANNYA SAYA HATURKAN BANYAK TERIMA KASIH.


                                                                                                                         PALU, 18 JULI  2012
                                                                                                                        YANG BERMOHON
                                                                                                     

                                                                                                                           ISMAWATI, SE
                                                                            

makalah STUDI DEBIT AIR DAN SEDIMEN MELAYANG DI SUB DAS MIU KABUPATEN DONGGALA

1.  Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta sumberdaya manusia sebagai pelaku pemanfaat sumberdaya alam tersebut. Sebagai suatu kesatuan tata air, DAS dipengaruhi kondisi bagian hulu khususnya kondisi biofisik daerah tangkapan dan daerah resapan air yang di banyak tempat rawan terhadap ancaman gangguan manusia. Hal ini mencerminkan bahwa kelestarian DAS ditentukan oleh pola perilaku, keadaan sosial-ekonomi dan tingkat pengelolaan yang sangat erat kaitannya dengan pengaturan kelembagaan (institutional arrangement). (Departemen Kehutanan, 2003).
Menurur Paembonan (1985), DAS adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh punggung gunung, bukit yang menerima, menampung dan mengalirkan air melalui sungai utama ke laut atau danau.
Masukan (input) utama dalam suatu DAS adalah curah hujan. Proses pergerakan curah hujan menjadi limpasan di dalam sungai dalam suatu DAS ditentukan oleh karakteristik DAS yaitu (1) karakteristik lahan (topografi, tanah, geologi dan geomorfologi), dan (2) karakteristik vegetasi dan pola penggunaan lahan yang ada di atasnya (Seyhan, 1977)
DAS dapat dipandang sebagai suatu ekosistem karena di dalamnya terdapat komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Menurut Astusti dalam Aini (1997) bahwa untuk memelihara ekosistem DAS diperulukan upaya pengelolaan DAS, dengan menganggap bahwa daerah tersebut merupakan suatu unit pengelolaan atau model ekosistem berupa komponen-komponen masukan (input) yang terdiri dari curah hujan dan energi yang kemudian diproses dalam suatu wadah yaitu satuan DAS, kemudian dikeluarkan berupa air, unsure hara dan sediment yang merupakan keluaran (output) dari DAS tersebut.
Menurut Arsyad (1989), air yang keluar dari suatu DAS dapat melalui beberapa bentuk yaitu:
1.      Aliran permukaan yaitu air yang mengalir di atas permukaan tanah. Bentuk air dipermukaan yang paling banyak menyebabkan erosi karena mengangkut bagian-bagian tanah.
2.      Aliran bawah permukaan yaitu air masuk masuk ke dalam tanah tetapi tidak cukup dalam yang disebabkan adanya lapisan kedap air, air ini umumnya jernih.
3.      Aliran di bawah tanah yaitu air yang masuk jauh ke dalam tanah, air ini tidak mengandung bahan tersuspensi atau kapur sehingga kelihatan jernih.
Kondisi DAS atau sub DAS yang baik dapat berperan secara optimal sesuai dengan kemampuan lahannya. Selain DAS tersebut akan dapat menyediakan air untuk keperluan hidup di bagian hilir, DAS sebagai pengatur tata air dapat berfungsi sebagai pengendali banjir secara alami dimusim hujan karena kemampuannya menyerap dan menyimpan sejumlah air hujan yang jatuh di wilayahnya dan pengendali kekeringan dimusim kemarau karena sejumlah air tanah yang tersimpan dan dilepaskan secara perlahan untuk memenuhi kebutuhan air dimusim kemarau (Depatemen Kehutanan, 2003).

2.  Debit Air
Menurut Soewarno (1991), debit air adalah volume air yang melalui penampang basah sungai dalam satuan waktu tertentu yang biasanya dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/detik) atau liter per detik (l/detik). Debit air sungai dapat diukur dengan menggunakan alat pengukur kecepatan arus (rotating current meter) atau sarana penunjang lainnya yang dialirkan pada setiap luasan segmen-segmen sungai yang telah ditentukan sebelumnya dari penampang melintang badan sungai. Selanjutnya, besarnya debit sungai dapat diperoleh dengan mengalikan masing-masing kecepatan arus terukur dengan luasan setiap segmen yang diperoleh melalui perhitungan luas penampang segmen. Hasil pengamatan terhadap limpasan air sungai secara temporal pada umumnya diperoleh sejumlah besar limpasan debit sungai yang terjadi pada waktu berlangsungnya curah hujan dan beberapa saat setelah kejadian hujan hanya diperoleh sejumlah kecil limpasan air sungai yang ada.
Menurut Soewarno (1991), pengukuran debit air dapat dilaksanakan secara langsung (direct) ataupun tidak langsung (indirect). Pengukuran debit air dikatakan secara langsung apabila kecepatan alirannya diukur secara langsung dengan menggunakan alat kecepatan aliran yaitu :
1. Alat ukur arus (rotating current meter).
2. Ppelampung (float) dan
3. Zat pewarna (diction).
Menurut Asdak (1995), data debit air sungai merupakan informasi yang penting bagi pengelola sumberdaya air. Debit puncak (banjir) diperlukan untuk merancang bangunan pengendali banjir, sedangkan data debit air yang kecil diperlukan untuk perencanaan lokasi (pemanfaatan air) untuk berbagai macam keperluan terutama musim kemarau panjang.
Sudarmadji (1997) menyatakan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi keadaan debit air pada suatu daerah aliran sungai (DAS adalah:
1.      Kondisi geologi
Kondisi geologi sangat mempengaruhi sifat-sifat fisik tanah yang terbentuk dengan adanya penutupan vegetasi akan sangat menentukan kapasitas infiltrasi terhadap curah hujan yang jatuh di atasnya. Menurut Utomo (1989), sifat-sifat fisik tanah yang berpengaruh adalah struktur tanah, bahan organik, sifat lapisan bawah tanah dan kesuburan tanah.
2.      Penutupan vegetasi
Vegetasi berperan melindungi permukaan tanah dari tumbukan curah hujan secara langsung yang mempunyai energi sangat besar sehingga dapat menghindarkan pemecahan agregat tanah dan dispersi partikel-partikel tanah yang kemungkinan dapat menyumbat pori-pori tanah sehingga akan menurunkan kapsitas infiltrasi tanah yang pada akhirnya meningkatkan limpasan permukaan. Selain itu, system perakran yang dalam dan menyebar adalah sangat baik untuk meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah terhadap curah hujan yang jatuh di atasnya (Sudarmadji, 1997).
3.      Kondisi topografi
Kondisi topografi yang curam pada umumnya akan mempercepat konsentrasi air pada titik patusan wilayah DAS, karena disamping prosentase kelerengan curam yang besar, juga system jaringan sungai yang lebih padat dibandingkan dengan wilayahn DAS dengan kondisi topografi yang relatif datar (Sudarmadji, 1997). Menurut Utomo (1989), topografi berperan dalam menentukan volume air limpasan permukaan. Dua unsur topografi yang berpengaruh adalah panjang dan kemiringan lereng serta unsur lain yang mungkin berpengaruh adalah konfigurasi, keseragaman lereng dan curah hujan.
4.      Bentuk DAS
Bentuk wilayah DAS dan system jaringan sungai yang ada di dalam DAS akan sangat menentukan proses limpasan air dari seluruh wilayah DAS menuju titik patusan (outlet) dari wilayah DAS yang bersangkutan.
Menurut Asdak (1995), bentuk DAS mempunyai peranan yang lebih penting dibanding kerapatan drainase dalam mempengaruhi besarnya debit puncat (banjir) dan lama waktu berlangsungnya debit puncak tersebut.

3.  Sedimen Melayang
Menurut Asdak (1995), sedimen merupakan hasil proses erosi, baik erosi permukaan, erosi parit, atau tipe erosi lainnya meskipun hasil proses erosi tebing mempunyai sumbangan dalam bagian ini, namun porsinya sangat kecil dan dapat dianggap sebagai proses alami.
Sedimen yang terangkut dari tempat terjadinya erosi akan terbawa/ terangkut oleh aliran dan akan diendapkan pada suatu tempat yang kecepatan aliran airnya melambat atau terhenti. Alat pengangkutnya adalah limpasan permukaan (surface runoff) dan bilamana limpasan permukaan mencapai badan sungai, maka aliran sungai merupakan media pengangkut sedimen (Arsyad, 1989).
Menurut Simon (1989), pengangkutan sedimen oleh aliran air dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu : (1). Sebagai muatan melayang (suspended load), (2). Muatan bilas (wash load), dan (3). Sebagai muatan dasar (bed load). Angkutan sedimen tersebut menurut Soewarno (1991) dapat bergerak, bergeser disepanjang dasar sungai atau melayang pada aliran sungai tergantung kepada:
1. Komposisi (ukuran dan berat)
2. Kondisi aliran (kecepatan aliran, keadaan aliran).
Ilyas dan Sampujo (1983) dalam Baharuddin (2001), mengemukakan bahwa mekanisme angkutan sedimen dapat dibagi 2 (dua) golongan, yaitu:
1.      Suspended load (angkutan melayang/muatan tersuspensi), dimana gerakan partikel-partikelnya bergerak melayang dalam aliran air.
2.      Bed load (angkutan dasar/muatan dasar), dimana gerakan partikel-partikelnya pada dasar saluran sungai dengan cara menggelinding, bergerak dan berloncatan
Lebih lanjut dikatakan, asal sedimen dapat dibagi menjadi 2 (dua) golongan, yaitu:
1.      Bed material transport, dimana materialnya dari saluran sendiri (dapat berupa bed load dan suspended load)
2.      Wash load, dimana materialnya berasal dari sumber-sumber luar saluran berupa erosi dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan keadaan setempat.
Hewlett (1982) dalam Harijanto (1999), menyatakan bahwa bahan-bahan sedimen yang terangkut oleh aliran sungai akan terpisah berdasarkan ukurannya. Bahan-bahan sedimen yang berat akan diendapkan pada jarak yang relatif dekat, sedang bahan-bahan yang lebih halus akan diendapkan pada jarak yang paling jauh pada kecepatan aliran yang sama.
Sehubungan dengan proses pengangkutan sedimen tersebut, muatan sedimen melayang dapat dipandang sebagai material dasar sungai (bed material) yang melayang di dalam aliran air sungai terutama terdiri dari butiran-butiran halus yang senantiasa didukung oleh air dan hanya sedikit sekali interaksinya dengan dasar sungai, karena selalu didorong ke atas oleh turbulensi aliran (Soewarno, 1991).
Menurut Hardwinarto (1996), karakteristik muatan sedimen melayang memiliki keeratan hubungan dengan massa endapan yang terangkut secara melayang (tersuspensi), dan jumlah angkutan muatan melayang terutama tergantung pada ketersediaan ukuran partikel-partikel halus dari bahan endapan. Selanjutnya dinyatakan bahwa pada saat tertentu, massa muatan yang tersuspensi di saluran sungai tergantung pada jumlah bahan yang tercuci oleh limpasan permukaan, suspensi ini merupakan mekanisme angkutan utama di dalam saluran-saluran sungai, dan prediksi hasil-hasil endapan sering didasarkan hanya pada data tentang sedimen melayang.
Pengaruh sedimen dalam aliran sungai dapat mengganggu kehidupan floran dan fauna air, menurunkan kualitas air untuk kebutuhan lokal dan industri; menurunkan kapasitas waduk sebagai pencegah banjir, irigasi; kerusakan turbin dan pompa air; serta menghambat lalu lintas pelayaran (Pilipus, 1997).

makalah analisis proyek pembangunan kehutanan

PENDAHULUAN
1.             PENGERTIAN
Analisis adalah penguraian pokok atau berbagai bagian dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.
Proyek adalah serangkaian aktifitas temporer dalam usaha melakukan dan mencapai tujuan unik (Schwalbe K, 2002). Proyek merupakan pekerjaan yang tidak sederhana dan memiliki tujuan spesifik dan bersifat sementara. Proyek harus didefinisikan kapan dimulai dan kapan selesainya. Proyek bukanlah sebuah proses yang berkelanjutan. Proyek memerlukan alat bantu kontrol. Alat bantu seperti  gantt charts atau PERT charts diperlukan dalam sebuah proyek untuk mengukur dan pengendalian.
Proyek memiliki sponsor utama. Kebanyakan proyek terdapat pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder), tetapi salah satunya ada yang sebagai sponsorship yang menyediakan arahan dan mendanai proyek. Proyek mengandung ketidakpastian. Karena proyek memiliki karakteristik  khusus, sering kali sulit mendefinisikan tujuan secara jelas, mengestimasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek, berapa biaya yang diperlukan. Faktor-faktor tersebut sering sebagai penyebab munculnya kendala atau tantangan apalagi proyek yang melibatkan teknologi yang relatif baru.
Kegiatan proyek merupakan satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan tegas. Adapun ciri-ciri pokok sebuah proyek adalah:
1.  Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
2.  Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan diatas telah ditentukan.
3. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.
4. Nonrutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.
Analisa manfaat ekonomi dan social yaitu melakukan penyesuaian terhadap manfaat komersial (finansial) dan analisa manfaat dan pengorbanan sosial.
2.       HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI DALAM EVALUASI PROYEK
Sebelum dilakukan suatu evaluasi proyek, perlu diidentifikasikan hal-hal berikut:
a.       Ruang Lingkup Kegiatan Proyek, yakni pada bidang-bidang apa saja proyek akan beroperasi (mission statement of business).
b.      Cara kegiatan proyek dilakukan, yakni apakah proyek akan ditangani sendiri, atau ditangani juga oleh (beberapa) pihak lain?
c.       Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan keberhasilan seluruh proyek, yakni mengidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan proyek.
d.      Sarana yang diperlukan oleh proyek, menyangkut bukan hanya kebutuhan seperti material, tenaga kerja, dan sebagainya, tetapi juga fasilitas-fasilitas pendukung seperti jalan raya, transportasi, dan sebagainya.
e.       Hasil kegiatan proyek tersebut serta biaya-biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh hasil tersebut.
f.       Akibat-akibat yang bermanfaat ataupun yang tidak dari adanya proyek tersebut.
g.      Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek, beserta jadwal masing-masing kegiatan tersebut.
3.             TAHAP MELAKUKAN ANALISIS KELAYAKAN PROYEK
a.     Identifikasi, sponsor proyek melihat adanya kesempatan investasi yang menguntungkan. Pengamatan terhadap lingkungan untuk memperkirakan kesempatan dan ancaman usaha
b.       Perumusan, tahap menerjemahkan kesempatan investasi kedalam suatu rencana proyek yang konkret, dengan faktor-faktor yang penting dijelaskan secara garis besar
c.        Penilaian, melakukan analisa dan menilai aspek pasar, teknik, keuangan, dan perekonomian
d.       Pemilihan, melakukan pemilihan dengan mengingat segala keterbatasan dan tujuan yang akan dicapai
e.        Implementasi, menyelesaikan proyek tersebut dengan tetap berpegang pada anggaran.
4.       JENIS EVALUASI KELAYAKAN
Untuk meminimalkan biaya dan efektifitas kegiatan, evaluasi kelayakan proyek dilakukan dalam dua tahap
1.        Evaluasi Pendahuluan (Preliminary study atau Pre-evaluation study)   Tujuan Evaluasi Pendahuluan adalah untuk mengetahui faktor-faktor pengambat kritis (critical factors) yang dapat menghambat jalannya operasi bisnis proyek yang akan dibangun. Kemungkinan keputusan dari tahap ini adalah pembatalan rencana investasi, revisi rencana investasi, atau meneruskan evaluasi rencana investasi proyek ke tahap berikutnya, yakni studi kelayakan proyek.
2.         Evaluasi Kelayakan Proyek (Project Feasibility Study). Fokus utama studi kelayakan proyek paling sedikit terpusat pada empat aspek (1) aspek pasar dan pemasaran terhadap barang atau jasa yang akan dihasilkan proyek; (2) aspek produksi, teknis dan teknologis; (3) aspek manajemen dan sumberdaya manusia; dan (4) aspek keuangan dan ekonomi.



PEMBAHASAN
1.             ASPEK  PASAR STUDI KELAYAKAN
Umumnya penelitian dilakukan terhadap aspek pasar, teknis, keuangan, hukum, dan ekonomi negara, serta terkadang dampak sosial (jika dana yang ditanamkan cukup besar).
Aspek pasar dan pemasaran mempelajari tentang:
1.      Permintaan, secara total atau terinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai, proyeksi permintaan  
2.      Penawaran, dalam negeri dan impor, perkembangan di masa lalu dan perkiraan di masa datang, faktor yang mempengaruhi penawaran
3.      Harga, perbandingan dengan barang impor, produksi dalam negeri lain,     kecenderungan perubahan harga dan polanya
4.      Program pemasaran, strategi pemasaran (marketing mix), siklus kehidupan produk
5.      Perkiraan penjualan dan market share yang bisa dikuasai.
Alat dan kerangka analisa
Analisa aspek pasar dan pemasaran:
1.        metode ekstrapolasi mekanis (noncausal method),
2.        metode ekonometri (tentang hubungan antar-variabel), dan
3.        metode-metode lain (metode judgement, metode koefisien teknis).

Analisa pasar penting untuk memperkirakan berapa penjualan yang bisa dicapai oleh perusahaan.
2.             ASPEK TEKNIS KELAYAKAN PROYEK
Analisis dalam aspek teknis adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usaha dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan layout serta kesiapan mesin yang akan digunakan.
Dua kriteria prinsip yang termasuk dalam katagori teknis adalah efektivitas dan ketercukupan (adequacy). Efektif berarti proyek dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Tapi, seringkali ketercapaian tujuan tidak selalu dapat dilacak hanya karena keberadaan proyek tersebut, sering banyak faktor yang lain ikut mempengaruhi. Dalam hal ketercukupan: proyek mungkin tidak dapat mencukupi hal-hal yangmenjadi tujuan atau tidak cukup mengatasi permasalahan. Misal, proyek tidak dapat membiayai secara penuh semua kegiatan yang diperlukan, jadi  harus dipilih kegiatan-kegiatan utamanya saja (yang taktis).
Cara paling langsung dan cepat untuk memprediksi kelayakan teknis adalah dengan cara melihat apakah proyek seperti itu secara teknis dapat dilaksanakan di tempat lain. Tetapi, perlu diwaspadai faktor-faktor lain yang khas di lokasi mungkin sekali ikut mempengaruhi keberhasilan proyek di lokasi tersebut, sehingga cara ini pun tidak selalu cocok untuk dipakai.
Menentukan strategi dan teknologi produksi/operasi yang akan dipilih: kapasitas produksi, jenis teknologi yang dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi, dan tataletak pabrik yang paling menguntungkan.

Urutan-urutannya:
a.   Pemilihan strategi produksi.
b.   Pemilihan dan perencanaan produk yang akan diproduksi.
c.   Rencana kualitas.
d.   Pemilihan teknologi.
e.   Rencana kapasitas produksi.
f.    Perencanaan letak pabrik.
g.   Perencanaan tata letak (layout).
h.   Perencanaan jumlah produksi.
i.    Manajemen Persediaan.
j.    Pengawasan kualitas produk.
Aspek  teknis  dalam  studi  kelayakan  proyek  setidaknya  mampu          menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini :
1.    Apakah studi dan pengujian pendahuluan pernah dilakukan?
2.    Apakah skala produksi yang dipilih sudah optimal?
3.   Apakah luas produksi ini akan meminimumkan biaya produksi rata-rata, ataukah akan memaksimumkan laba? Jadi, mempertimbangkan secara simultan faktor permintaan.
4.   Bagaimana fasilitasi untuk ekspansi nantinya? Tentang lokasi, luas tanah, pengaturan fasilitas produksi, dan sebagainya.
5.    Apakah proses produksi yang dipilih sudah tepat? Umumnya terdapat beberapa alternatif proses produksi untuk menghasilkan produk yang sama. Sebagai misal, semen bisa dibuat dengan proses basah ataupun proses kering, soda bisa dibuat dengan metode electrolysis atau metode kimia.
6. Apakah mesin-mesin  dan  perlengkapan  yang  dipilih   sudah  tepat? Faktor  yang diperhatikan adalah tentang umur ekonomis dan fasilitas pelayanan kalau terjadi kerusakan mesin-mesin tersebut,
7.    Apakah perlengkapan-perlengkapan tambahan dan pekerjaan-pekerjan teknis tambahan telah dilakukan? Faktor-faktor seperti material handling, suplay bahan pembantu, kontrol kualitas,dan sebagainya perlu diperhatikan pula.        
8.   Apakah telah disiapkan tentang kemungkinan penanganan terhadap limbah produksi?
9.    Apakah tata letak yang diusulkan dari fasilitas fasilitas produksi cukup baik?
10.   Bagaimana dengan pemilihan lokasi dan ”site”produksi?
11.   Apakah skedul kerja telah dibuat dengan cukup realitis?
12. Apakah teknologi yang akan dipergunakan bisa diterima dari pandangan sosial?
3.     ASPEK MANAJEMEN PROYEK
Aspek manajemen merupakan aspek yang cukup penting untuk dianalisis dalam Studi Kelayakan proyek. Hal ini dikarenakan walaupun suatu proyek sudah dikatakan layak untuk dilaksanakan jika tidak didukung oleh manajemen dan organisasi yang baik, tidak mustahil jika usaha tersebut akan mengalami kegagalan. Tujuan perusahaan akan mudah tercapai apabila kaidah-kaidah dalam proses manajemen dipenuhi dengan baik. Proses manajemen ini akan tergambar dari masing-masing fungsi yang ada dalam manajemen.
Menentukan manajemen baik dalam konstruksi proyek maupun saat operasional rutin proyek: pihak perencana, pelaksana manajerial, koordinasi dan pengawasan, bentuk badan usaha, struktur-organisasi.
Urutan-urutannya:
A.  Pembangunan Proyek:
 1. Perencanaan kegiatan, waktu, SDM, keuangan dan produk.
 2. Pengorganisasian, termasuk struktur, bentuk dan prestasi organisasi.
 3. Pengarahan dan motivasi, termasuk kepemimpinan.
 4. Pengendalian, termasuk penentuan sistem pengendalian yang efektif.
B.  Operasionalisasi Proyek
1. Perencanaan kegiatan, waktu, SDM, keuangan dan produk.
2. Pengorganisasian, termasuk struktur, bentuk dan prestasi organisasi.
3. Pengarahan dan motivasi, termasuk kepemimpinan.
4. Pengendalian, termasuk penentuan sistem pengendalian yang efektif.
Analisa aspek manajemen:
a.      Analisa jabatan: menentukan deskripsi dan spesifikasi jabatan
b.        Analisa beban kerja dan angkatan kerja: menentukan kebutuhan akan jumlah tenaga kerja
c.         Analisa struktur organisasi: menentukan kedalaman, dasar pengelompokan kegiatan dan hubungan antar departemen.

PERT (PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE)
Dalam merencanakan pelaksanaan proyek dipergunakan bantuan teknik/cara seperti bagan gantt (gantt chart) atau diperluas dengan menggunakan analisa jaringan (network analysis) seperti pert (program evaluation and review technique). Diagram Gantt dan diagram PERT mungkin dua grafik yang paling terkenal dalam manajemen proyek. Masing-masing dapat digunakan untuk penjadwalan, tetapi karena grafik Gantt tidak menggambarkan ketergantungan tugas dan diagram PERT dapat membingungkan, PMS sering menggunakan keduanya.
Pert adalah suatu metode untuk menganalisis tugas yang terlibat dalam menyelesaikan proyek tertentu, terutama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap tugas, dan untuk mengidentifikasi waktu minimum yang diperlukan untuk menyelesaikan keseluruhan proyek.
Pert dikembangkan terutama untuk menyederhanakan perencanaan dan penjadwalan proyek besar dan kompleks. Pert mampu menggabungkan ketidakpastian dengan memungkinkan untuk menjadwalkan sebuah proyek sementara tidak tahu persis rincian dan durasi semua kegiatan. Ini lebih merupakan teknik acara berorientasi daripada awal dan penyelesaian berorientasi, dan digunakan lebih dalam proyek-proyek di mana waktu, bukan biaya, adalah faktor utama. Hal ini diterapkan untuk skala yang sangat besar, satu kali infrastruktur, kompleks, tidak rutin dan proyek penelitian dan pengembangan.


A.   Keuntungan pert
1.      pert grafik secara eksplisit mendefinisikan dan membuat dependensi terlihat (diutamakan hubungan) antara WBS elemen
2.      pert memfasilitasi identifikasi jalur kritis dan membuat ini terlihat
3.      pert memfasilitasi identifikasi awal awal, terlambat, dan slack untuk setiap kegiatan,
4.      Pert menyediakan untuk durasi proyek berpotensi berkurang akibat pemahaman yang lebih baik dependensi menuju tumpang tindih meningkatkan kegiatan dan tugas di mana layak.
5.      Jumlah besar data proyek dapat diatur & disajikan dalam diagram untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.
B.       Kekurangan Pert
1.      Ada dapat berpotensi ratusan atau ribuan kegiatan dan hubungan ketergantungan individu
2.      pert tidak mudah terukur untuk proyek-proyek kecil
3.      Grafik jaringan cenderung besar dan berat yang membutuhkan beberapa halaman untuk mencetak dan membutuhkan kertas ukuran khusus
4.      Kurangnya kerangka waktu pada grafik PERT / CPM paling membuat lebih sulit untuk menunjukkan status warna meskipun dapat membantu (misalnya, warna tertentu untuk node selesai)
5.      Ketika PERT / CPM grafik menjadi berat, mereka tidak lagi digunakan untuk mengelola proyek.