BAB I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisme-organisme hidup (biotic) dan
lingkungan tidak hidupnya (abiotic)berhubungan erat tak terpisahkan dan
saling pengaruh-mempengaruhi satu sama lain. Satuan yang mencakup semua
organisme, yakni “komunitas” di dalam suatu daerah yang saling mempengaruhi
dengan lingkungan fisiknya sehingga arus energi mengarah ke struktur makanan,
keanekaragaman biotic, dan daur-daur bahan yang jelas (yakni pertukaran
bahan-bahan antara bagian-bagian yang hidup dan tidak hidup) di dalam system,
merupakan system ekologi atau ekosistem (Odum, 1998).
Oleh karena ekosistem mencakup organisme dan
lingkungan abiotiknya yang saling berinteraksi, maka ekosistem merupakan satuan
dasar fungsional ekologi.Dalam hirarki organisasi biologi, satuan terkecil dari
kehidupan adalah sel, menyusul jaringan, organ, organisme (individu), populasi
(satu jenis), komunitas (banyak jenis), dan ekosistem (komunitas dan
lingkungan).Bidang bahasan ekologi meliputi populasi, komunitas dan ekosistem.
Ketiga tingkat tersebut dalam kajian ekologi berkaitan satu sama lain yang
tidak dapat dipisahkan, mempelajari ekosistem dengan sendirinya akan
mempelajari pula komunitas dan populasinya. Ekosistem tidak tergantung kepada
ukuran tetapi lebih ditentukan oleh kelengkapan komponennya.
Oleh karena itu, ukuran ekosistem bervariasi dari
sebesar kultur dalam botol di laboratorium, seluas danau, sungai sampai biosfir
ini. Komponen ekosistem yang lengkap harus mengandung produsen, konsumen,
pengurai, dan komponen tak hidup (abiotik). Sebagai produsen adalah tumbuhan
hijau yang merupakan satu-satunya komponen ekosistem yang dapat mengikat energi
matahari secara langsung dan diubah menjadi energi kimia dalam proses
fotosistesis. Konsumen, yang mengkonsumsi energi yang dihasilkan produsen,
secara umum dibedakan menjadi makrokonsumen dan mikrokonsumen.Termasuk dalam
makrokonsumen adalah herbivora (pemakan produsen langsung) dan karnivora
(karnivora tingkat 1, tingkat 2, dan top-karnivora). Sedangkan mikrokonsumen
adalah pengurai, yakni organisme perombak bahan dari organisme yang telah mati
melalui proses immobilisasi dan mineralisasi sehingga menjadi unsur hara yang
siap dimanfaatkan oleh produsen.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
TujuanPraktikum ini bertujuan untuk mengenal dan
mempelajari komponen-komponenpembentuk ekosistem hutan dan dapat membedakan
ekosistem hutandengan ekosistem selain hutan.
Kegunaannya adalah untuk mengetahui kelangsungan
hidup dan dinamika di dalam ekosistem tersebut tetap terjamin.
BAB
II
TINJAUN
PUSTAKA
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari
interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya.Berasal dari
kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu").Ekologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup
maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.Dalam ekologi, kita
mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Ekologi hutan adalah cabang ekologi
yang khusus mempelajari masyarakat atau ekosistem hutan.Hutan dapat
dipelajaridari segi autekologi dan synekologi.Autekologi mempelajari ekologi
suatu jenis pohon atau pengaruh sesuatu faktor lingkungan terhadap hidup atau
tumuhnya satu atau lebih jenis-jenis pohon.Sifat penyelidikanya mendekati
fisiologi tumbuh-tumbuhan. Synekologi mempelajari hutan sebagai masyarakat atau
ekositem misalnya penelitian tentang pengaruh keadaan tempat tmbuh terhadap komposisi
dan produksi hutan
Komponen abiotik pada dasarnya terdiri dari tanah
dan iklim. Unsur iklim yang mempengaruhi kehidupan adalah seperti: suhu,
kelembaban, angin, intensitas cahaya, curah hujan, dan sebagainya. Komponen
abiotik ini sangat menentukan kelangsungan hidup suatu ekosistem, karena sangat
mempengaruhi proses-proses biologis, kimia, maupun fisik pada ekosistem
tersebut.Secara umum, setiap ekosistem mempunyai 3 (tiga) karakteristik dasar,
yaitu (1) komponen, (2) struktur, dan (3) fungsi ekosistem. Komponen adalah
unsur pembentuk ekosistem, struktur adalah organisasi dari komponen-komponen
tersebut, sedangkan funsi adalah peranan atau proses-proses yang terjadi
didalam ekosiste,. Proses terpenting dalam ekosistem adalah aliran energi dan
perputaran (Odum, E.P. 1998).
Hutan dapat dipandang sebagai suatu ekosistem,
berdasarkan kelengkapan komponennya.Hutan merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan
yang dikuasai pohon-pohon dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan
dengan keadaan di luar hutan.Di dalam hutan, pohon merupakan penopang utama
pada ekosistem hutan.Hutan mengandung komunitas flora dan fauna, baik tingkat
tinggi maupun tingkat rendah, serta lingkungan abiotik yang khas.Ketiganya
berinteraksi sangat erat sebagai suatu sistem ekoloi atau ekosistem.
Menurut Soerianegara dan Indrawan (1984)1,
allelopati dapat berupa:
1.
Keluarnya zat dari akar untuk menghambat pertumbuhan dari tanaman sejenis atau
tanaman lain
2.
Tanaman mengeluarkan zat pada daun yang kemudian tercuci air hujan, zat ini
dapat menghambat
pertumbuhan dari tanaman lain.
BAB III.
METODE PRAKTEK
3.1
Waktu dan Tempat
Praktek mata kuliah Ekologi Hutan bertempet di
Wani kab.Donggala Sulawesi Tengah dilaksanakan pada hari minggu 27 Mei 2011, mulai
dari pukul 09:00 – selesai.
3.2
Alat dan Bahan
Bahan dan alat yang
diperlukan dalam praktikum ini adalah:
1.Ekosistemhutan
dan 1 (satu)
2.
Meteran 20 m
3.
Patok dari kayu dan bambu dengan tinggi sekitar 30 cm
4.
Tali plastic
5.
pH meter
12.
Kompas
13.
Manual pengenalan jenis tumbuhan
3.3 Cara Kerja
·
Pertama-tama kita menentukan plot
pengukuran dengan berrukuran 20 m x 20 m untuk tingkat pohon
·
Setelah itu kita meentukan nomor
petak ukur pohon
·
Kemudian mencatat jenis-jenis pohon
yang terdapat dalam plot yang telah kita tentukan dan menentukan di nomor petak
ukur berapa letaknya.
·
Mengukur keliling pohon untuk
mencari berapa besar diameter pohon tersebut
·
Lalu mencari luas bidang dasar
pohon dengan rumus ¼ π d2
·
Kemudian mencari nilai INP dari
tegakan hutan tersebut.
3.4
Analisis Data
Berdasarkan data lapangan yang telah dikumpulkan,
maka dilakukan perhitungan Indeks Nilai Penting ( INP ) dengan rumus sebagai
berikut :
a. Kerapatan Mutlak
b. Kereapatan Relatif
c.
Frekuensi Mutlak
d.
Frekuansi relatif
e.
Dominansi Mutlak
f.
Dominansi Relatif
g.
INP = KR + FR + DR
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan
praktikum yang telah dilaksanakan, maka diperoleh hasil perhitungan parameter
pohon hutan alam Desa Labuan Kunguma pada petak ukur (plot) 7 dengan ukuran 20
m x 20 m tabel berikut ini.
Tabel 1. Data hasil perhitungan parameter pohon pada
plot 7 berdasarkan data yang diperoleh
dari lapangan.
No.
Petak
|
Jenis
Pohon
|
Diameter
( m )
|
Lbds
( m2)
|
TT (
m)
|
TBC (
m )
|
I.
|
1.
Jenis 1
|
0,63
|
0,311
|
25,56
|
18,86
|
|
2.
Jenis
2
|
0,34
|
0,090
|
12,66
|
6,06
|
|
3.
Jenis 3
|
0,64
|
0,321
|
30,96
|
15,36
|
.
|
4. Jenis 4
|
0,31
|
0,075
|
29,06
|
18,16
|
|
5. Jenis 5
|
0,21
|
0,034
|
32,36
|
20,36
|
II.
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
III.
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Ø
Perhitungan Kerapatan Mutlak
·
=
=
= 8,33 pohon/ha
·
=
=
= 8,33 pohon/ha
·
=
=
= 8,33 pohon/ha
·
=
=
= 8,33 pohon/ha
·
=
=
= 8,33 pohon/ha
·
Jumlah = Jenis 1 + Jenis 2 + Jenis 3 +
Jenis 4 + jenis 5
= 8,33 pohon/ha + 8,33 pohhon/ha + 8,33
pohhon/ha + 8,33 pohhon/ha + 8,33 pohhon/ha
= 41,65 pohon/ha
Ø
Perhitungan Kerapatan Relatif
·
=
·
=
·
=
·
=
·
=
Jumlah = Jenis 1 + Jenis 2 + Jenis 3 + Jenis 4 + Jenis 5
= 20 % +20 % +20 % +20 % +20 %
= 100 %
Ø Perhitungan Frekuensi Mutlak
·
=
·
=
·
=
·
=
·
=
·
Jumlah = Jenis 1 + Jenis 2 + Jenis 3 +
Jenis 4 + Jenis 4
= 0,2 + 0,2 + 0,2 + 0,2 + 0,2
= 1
Ø Perhitungan Frekuansi Relatif
·
=
·
=
·
=
·
=
·
=
·
Jumlah
= Jenis 1 + Jenis 2 + Jenis 3 + Jenis 4 + Jenis 5
= 20 % + 20 % + 20 % + 20 % + 20 %
= 100 %
Ø Perhitungan Dominasi Mutlak
=
=
=
=
=
=
2,675
=
=
0,625
=
= 0,283
Jumlah = Jenis
1 + Jenis 2 + Jenis 3 + Jenis 4 + Jenis 5
= 2,591 m2/ha+ 0,75 m2/ha +
2,675 m2/ha + 0,625 m2/ha + 0,283 m2/ha
= 6,924 m2/ha
Ø Perhitungan Dominasi Relatif
·
=
·
=
·
=
·
=
·
=
Jumlah =
Jenis 1 + Jenis 2 + Jenis 3 + Jenis 4 + Jenis 5
= 37,42 %+ 10,83 % + 38,63 % + 9,03 % + 4,09
= 100%
Ø Perhitungan INP
INP
= KR + FR + DR
·
Jenis 1 = 20 % + 20 % +
37,42 %
= 77,42 %
·
Jenis 2 = 20 % + 20 % + 10,83
%
= 50,83 %
·
Jenis 3 = 20 % + 20 % + 38,63
%
= 78,63 %
·
Jenis 4 = 20 % + 20 % +
9,03 %
= 49,03 %
·
Jenis 5 = 20 % + 20 % +
4,09 %
= 44,09 %
Jumlah = Jenis
1 + Jenis 2 + Jenis 3 + Jenis 4 + Jenis 5
= 77,42 % + 50,83 % + 78,63 % + 49,03 % + 44,09 %
= 300
4.1 Pembahasan
Kawasan hutan Desa wani merupakan kawasan
hutan alam yang wilayahnya cukup luas, oleh karena itu diperlukan suatu
pengukuran indeks nilai penting ( INP ). Dalam hal ini pada tegakan pohon
dengan ukuran plot 20m x 20m. Pada kawasan hutan desa wani, khususnya yang
terdapat pada plot kelompok kami,
terdapat 5 jenis pohon, yang masing-masing INP nya yaitu pada jenis 1 sebesar 77,42
%, jenis 2 sebesar 50,83 %, jenis 3 sebesar 78,63 %, jenis 4 sebesar 49,03 dan
jenis 5 sebesar 44,09 %.
Mempelajari ekologi hutan merupakan kegiatan
manusia secara menyeluruh dengan tujuan mengarahkan atau memelihara ekosistem
hutan dalam keadaan yang memungkinkan untuk selalu bisa dijadikan sebagai
sumber pemenuhan kebutuhan manusia sepanjang masa. Mengingat hutan merupakan
suatu ekosistem, dan setiap ekosistem apa pun dibentuk oleh banyak komponen
baik komponen hayati maupun komponen nonhayati, maka semua informasi tentang
masing masing komponen sangat penting, dan untuk itu diperlukan bidang ilmu
yang relevan terhadap kajian komponen ekosistem. Oleh karena itu, beberapa
bidang ilmu yang relevan dengan ekologi hutan diuraikan sebagai berikut (Arief,
1994; Soerianegara dan Indrawan, 1982).
Vegetasi
yaitu kumpulan dari beberapa jenis tumbuhan
yang tumbuh bersama-sama pada satu tempat
di mana antara individu-individu penyusunnya terdapat
interaksi yang erat, baik di antara tumbuh-tumbuhan maupun dengan hewan-hewan
yang hidup dalam vegetasi dan lingkungan tersebut. Dengan kata lain, vegetasi
tidak hanya kumpulan dari individu-individu tumbuhan melainkan membentuk
suatu kesatuan di mana individu-individunya saling tergantung satu sama lain,
yang disebut sebagai suatu komunitas tumbuh-tumbuhan (Bakri, 2009).
Analisis komunitas
tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan
atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Dalam ekologi
hutan, satuan vegetasi yang dipelajari atau diselidiki berupa komunitas
tumbuhan yang merupakan asosiasi konkret dari semua spesies tetumbuhan
yang menempati suatu habitat. Oleh karena itu, tujuan
yang ingin dicapai dalam analisis komunitas
adalah untuk mengetahui komposisi spesies dan
struktur komunitas pada suatu wilayah yang
dipelajari. Hasil analisis komunitas tumbuhan
disajikan secara deskripsi mengenai komposisi spesies
dan struktur komunitasnya. Struktur suatu komunitas tidak
hanya dipengaruhi oleh hubungan antarspesies, tetapi juga
oleh jumlah individu dari setiap spesies organisme .
Hal yang demikian itu menyebabkan kelimpahan
relatif suatu spesies dapat mempengaruhi fungsi
suatu komunitas, distribusi individu antarspesies
dalam komunitas, bahkan dapat memberikan pengaruh
pada keseimbangan sistem dan akhirnya akan berpengaruh pada
stabilitas komunitas (Bakri, 2009).
Struktur komunitas tumbuhan
memiliki sifat kualitatif dan kuantitatif. Dengan demikian,
dalam deskripsi struktur komunitas tumbuhan dapat
dilakukan secara kualitatif dengan parameter
kualitatif atau secara kuantitatif dengan parameter kuantitatif.
Namun persoalan yang sangat penting dalam analisis komunitas adalah bagaimana
cara mendapatkan data terutama data kuantitatif dari semua
spesies tumbuhan yang menyusun komunitas,
parameter kuantitatif dan kualitatif apa saja yang
diperlukan, penyajian data, dan interpretasi data, agar dapat
mengemukakan komposisi floristik serta sifat-sifat komunitas
tumbuhan secara utuh dan menyeluruh (Bakri, 2009).
Analisis vegetasi hutan merupakan
studi untuk mengetahui komposisi dan struktur hutan.Kegiatan analisis vegetasi
pada dasarnya ada dua macam metode dengan petak dan tanpa petak.Salah satu
metode dengan petak yang banyak digunakan adalah kombinasi antara metode jalur
(untuk risalah pohon) dengan metode garis petak (untuk risalah permudaan) (Latifah,
2005).
Dalam kegiatan-kegiatan penelitian
di bidang ekologi hutan seperti halnya pada bidang-bidang ilmu lainnya yang
beersangkut paut dengan sumber daya alam dikenal dua jenis/tipe pengukuran
untuk mendapatkan informasi/data yang diinginkan.Kedua jenis pengukuran
tersebut adalah pengukuran yang bersifat merusak (destruktive measure) dan
pengukuran yang tidak merusak (non destructive measure). Untuk keperluan
penelitian agar hasil datanya dapat dianggap sah (valid) secara statistika,
penggunaan kedua jenis pengukuran tersebut mutlak harus menggunakan satuan
contoh (sampling unit), apabila bagi seorang peneliti yang mengambil objek
hutan dengan cakupan areal yang luas. Dengan sampling seorang peneliti/surveyor
dapat memperoleh informasi/data yang diinginkan lebih cepat dan lebih teliti
dengan biaya dan tenaga lebih sedikit bila dibandingkan dengan inventarisasi
penuh (metode sensus) pada anggota suatu populasi (Latifah, 2005).
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Ø
Data yang telah diperoleh dari kegiatan pengukuran dilapangan kemudian
diolah dengan menggunakan formulasi metode garis berpetak untuk menghitung
besarnya kerapatan ( individu/ha), frekuensi dan dominansi ( m2/ha ) dan indeks
nilai penting (INP) dari masing-masing jenis.
Ø Nilai INP pada tingakat pohon
yaitu pada jenis 1 sebesar 77,42 %, jenis 2 sebesar 50,83 %, jenis 3 sebesar
78,63 %, jenis 4 sebesar 49,03 %, dan jenis 5 sebesar 44,09 %.
5.2 Saran
Pada
praktikum berikutnya diharapkan waktu praktek lebih intensif lagi agar hasil
data yang didapatkan pun dapat lebih maksimal, dan agar mahasiswa lebih paham
dalam melakukan pengukuran khususnya
besarnya nilai INP dalam suatu jenis tegakan.Dan pada praktikum
berikutnya juga diharapkan para praktikan agar lebih menaati prosedur
praktikum, agar para praktikan yang lainnya lebih fokus dan teliti dalam
melakukan praktikum tanpa ada gangguan dari para praktikan yang lainnya.
0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:
Posting Komentar
sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???