BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Organisasi sebagai suatu wadah yang menampung individu-individu untuk mewujudkan satu visi dan misi yang disepakati bersama. Organisasi senatiasa berjalan dengan tiga opsi, yaitu opsi maju, mundur, dan stagnan. Ketiga opsi tersebut secara teoritis tidak terlalu jelimet. Namun, praktiknya yang kerapkali menimbulkan sebuah usaha decode prediction di luar perkiraan.
Secara kosmologis, seluruh komponen kehidupan senantiasa meyakini perubahan. Termasuk pada usaha, bisnis atau sebuah organisasi. Mengutip pernyataan Jack Wick dalam artikelnya yang berjudul “A Master of Medical Change” berbunyi :“Orang selalu bertanya, apakah perubahan organisasi telah usai? dapatkah kita berhenti sekarang? Anda harus mengatakan ‘tidak, perubahan baru saja dimulai’ mereka harus mulai menyadari bahwa perubahan tidak pernah selesai. Para pemimpin harus menciptakan suatu atmosfir yang memungkinkan anak buahnya memahami bahwa peru bahan merupakan proses yang berkelanjutan.Rumusan masalah dari penulisan makalah ini menyatakan tentang pentingnya perubahan organisasi apabila itu dipandang dan dirancang sedemikian rupa untuk meningkatkan produktivitas organisasasi. Namun, penulis juga merasa penting untuk juga memaparkan beberapa hal yang perlu dilakukan dan dihidari baik itu dalam penulisan secara eksplisit maupun implisit.Secara teori, memang setiap perubahan selalu mengarah pada dua kemingkinan utama, yaitu berubah semakin baik dan berubah menjadi jelek. Kalau dipandang dari sudut pandang filosofi organisasi, perubahan tidak bisa dihidari, walaupun stigma gagal atau sukses selalalu dianggap sebagai kemestian yang akan datang. Dalam berorganisasi, eksisitensi seperti roda yang kadang ada dibawah, dan kadang ada diatas. Otomatis, semakin besar suatu organisasi, semakin kompleks pula struktur dan sistem kerjanya dan semakin berpeluang menghasilkan produktifitas melalui prigresifitas yang mampuni.Namun, keberadaan sesuatu yang kompleks membutuhkan kinerja dan loyalitas yang tinggi pula. Mengutip pepatah perancis yang berbunyi “corruptio optimi de pessima” yaitu kesalahan dari sesuatu yang terbaik adalah bencana.
BAB
II
PEMBAHASAN
PERUBAHAN
ORGANISASI
Perubahan
atau berubah secara etimologis dapat bermakna sebagai usaha atau perbuatan
untuk membuat sesuatu berbeda dari sebelumnya. Dalam istilah perubahan
organisasi, dikenal istilah senada yaitu change interventation; sebuah
rancangan aksi atau tindakan untuk membuat inovasi merubah sesuatu menjadi
berbeda. Dan change again; individu atau kelompok yang bertindak sebagai katalis
atau suatu sekte yang bertanggung jawab untuk melakukan manajemen dan
menentukan prosedur kerja kedepan. Perubahan organisasi akan mengarah kepada
opsi mundur, apabila system perencanaan yang ada didalamnya baik satu ataupun
banyak komponen yang menyusun mengalami disfungsi. Konsekuensinya akan tampak
pada meredupnya kegiatan tanpa ada alasan yang jelas dan timbulnya kesenjangan
di dalam organisasi . untuk hal yang paling tampak adalah pada administrasi
yang tumpang tindih dan tidak sesuai dengan AD/ART organisasi. Perubahan
organisasi akan mengarah pada opsi stagnan, apabila terjadi gangguan sistgem
organisasi yang tidak ditangani secara serius oleh kolektif. Sebenarnya banyak
factor yang menyebabkan stagnansi. Namun yang paling gencar terjadi ada dua yaitu,
ketidak sesuaian itu sendiri dan munculnya satu kejadian atau satu system yang
tidak diduga sebelumnya. Seperti sekelompok pengelola perusahaan yang kaget
terhadap inplasi saham yang dialami oleh perusahaannya masing – masing.
Perubahan
organisasi akan mengarah pada opsi maju apabila ada kesinambungan yang harmonis
antara system dan pelaksananya. Suasana yang berlangsung pada sisterm tersebut
tertata dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur atau membuat inovasi yang
koorperatif satu sama lain. Contohnya, apabila sebuah perusahaan mengalami
kenaikan saham pada suatu periode hal itu tidak lepas dari rancangan POAC
(Planning, Organizing, Actuating dan Controlling) yang mapan. Apabila
perencanaan sebuah organisasi mapan, namun kontrolingnya lemah, maka kenaikan
saham akan terjadi kalau ada keberuntungan saja.MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI
Perkembangan Organisasi
Perkembangan Organisasi
Istilah
perkembangan organisasi (organizational development) bisa digunakan untuk
sebuah perubahan aktivitas yang sudah dirancang. Istilah ini merupakan produk
dari pengelolaan organisasi secara umum. Perkembangan organisasi juga
didiskripsikan sebagai jarring – jaringan komplek dari beberapa event
(kegiatan, proyek dan sebagainya) yang meningkatkan kemampuan dari anggota –
anggota organisasi untuk mengelola budaya organisasi interen mereka, supaya
mereka kreatif dalam memecahkan masalah, dan membantu organisasi mereka dalam
melakukan adaptasi terhadap lingkungan luar. Artinya, perkembangan organisasi
tidak dapat disaklekan difinisinya, disatu konsepkan, tetapi lebih pada
istilalah yang pas untuk mengarahkan suatu bentuk aktivitas dalam mengelola
perubahan dalam organisasi.
Untuk
mewujudkan perkembangan organisasi, dibutuhkan pengelolaan yang sistematik.
Maka perlu dilakukan introduksi terhadap konsepsi – konsepsi yang berkaitan
dengan perkembangan organisasi sebagai buah pengelolaan organisasi menuju
progesivitas berkelanjutan.
Hambatan
Dalam Perubahan
Apakah
satu karyawan melawan satu atas perubahan kata di pinjaman kecepatan-angka
membayar atau liburan? Apakah satu pembuat situs awal melawan penggantian dari
satu tua sakitan dishwasher untuk yang baru? Apakah satu manajer duduki ulang
satu jadwal dipaksakan mengubah yang memerlukan dia untuk mewakili divisinya
pada satu resepsi penting untuk perusahaan baru presiden agak dibandingkan
selesai anggaran keuangan triwulanannya? Semua ini perubahan yang people
mengaitkan. Apa mencirikan perubahan ini dari perubahan orang-orang itu lapisan
pelindung betul-betul adalah fakta yang sifat alami dan akibat mereka secara
relatif terkenal dan dengan antusias diinginkan. Derajat dari daya tahannya
orang-orang untuk mengubah menyesuaikan dari semacam perubahan melibatkan dan
seberapa baik ini dipahami. Apa lapisan pelindung orang-orang bukan berganti
kecuali rugi, atau kemungkinan dari rugi .
Pernyataan di atas dikeluarkan oleh W.W Bhurkee dalam bukunya Organization Development: Principle and Practice organisasi pada dasarnya mengalami hambatan dalam perubahan apabila :
Kurang Pengalaman Acapkali dalam melakukan pekerjaan karyawan yang pertama kali memulai kerja mengalami gugup pada saat awal – awal. Dengan alasan tersebut, banyak lapanngan pekerjaan yang mensyaratkan pelamarnya berpengalaman. Secara teori, orang yang berpengalaman akan lebih mudah dan lancer dalam pekerjaannya. Namun kekurang pengalaman itu justru menjadi hambatan untuk menciptakan organizational development. Sebab, dalam proses menuju perkembangan biasanya akan ditemukan hal – hal yang baru dan sering mengecoh atau bisa – bisa mengocek kantong sia – sia. Terpaku Pada Kesalahan
Pernyataan di atas dikeluarkan oleh W.W Bhurkee dalam bukunya Organization Development: Principle and Practice organisasi pada dasarnya mengalami hambatan dalam perubahan apabila :
Kurang Pengalaman Acapkali dalam melakukan pekerjaan karyawan yang pertama kali memulai kerja mengalami gugup pada saat awal – awal. Dengan alasan tersebut, banyak lapanngan pekerjaan yang mensyaratkan pelamarnya berpengalaman. Secara teori, orang yang berpengalaman akan lebih mudah dan lancer dalam pekerjaannya. Namun kekurang pengalaman itu justru menjadi hambatan untuk menciptakan organizational development. Sebab, dalam proses menuju perkembangan biasanya akan ditemukan hal – hal yang baru dan sering mengecoh atau bisa – bisa mengocek kantong sia – sia. Terpaku Pada Kesalahan
Artinya,
ketika perusahaan melakukan evaluasi, biasanya muncul statmen -statmen yang
menyatakan kekurangan – kekurangan yang terjadi. Apa bila kita hanya terpaku
pada kesalahan – kesalahan tersebut, hal itu akan menghambat untuk melakkukan
planning progress untuk mengembangkan dan membangun organisasi.
Merubah
Proses
Ketika
habatan daspat dilalui, bukan berarti hambatan akan hilang secara keseluruhan.
Yang bisa kita lakukan adalah mereduksi hambatan itu sendiri untuk merubah dan
dapat dipahami dengan mempertimbangkan kompleksitas yang ada dalam merubah
proses. K.Lewin dalam bukunya yang berjudul Field Theory in Social Science
menyatakan bahwa merubah proses menuju sukses adalah merubah usaha untuk
menangani tekanan dari ham batan individual dan konformasi kelompok yang
dikenal dengan istilah unfreezing dan menstabilkan change intervention dengan
menyeimbangkan manajemen dan mengelola kekuatan yang dikenal dengan istilah
refreezing. Hal itu berarti bahwa unfreezing dilakukan untuk menanggulangi
status quo, dan melakukan gerakan ke wilayah ide baru dan refreezing perubahan
yang baru dan menjadikannya permanent. Dalam unfreezing, satus quo dikenal
dengan tiga metode alternatif, yaitu driving force (mendorong dan menguatkan
daya secara langsung) dan restraining force (mendorong dan menguatkan daya
secara tidak langsung).
Ada
enam cara yang bisa digunakan dalam perubahan proses, yaitu :
a.
pendidikan dan komunikasi
b.
pertisipasi
c.
fasilitas dan dukungan
d.
negoisasi
e.
manipulasi dan kooptasi
f.
coercion (paksaan)
Nilai
dan Objektifitas
Dalam
perubahan organisasi, secara moril dibutuhkan perspektif yang mengarah kepada
objektifitas, diantaranya adalah sebagai berikut :
peka
terhadap orang lain
motivasi
keadilan
konfrontasi
patisipasi
Program
Berkelanjutan
Dalam
operasional organisasi, perlu dilakukan program-program yang dilaksanakan
secara berkelanjutan sebagai suatu hal yang wajib dilakukan di samping
kegiatan-kegiatan yang bersifat sementara. Karena pada dasarnya organisasi yang
mengalami perubahan menuju progresifitas berkelanjutan siaga dengan banyak
probablitas.
Kususnya
ketika melakukan unfreezing, movement dan unfreezing dari sebuah rencana
perubahan yang dielaborasi ketika diorientasikan pada suatu maksud tertentu.
Lebih spesifiknya kepada praktisi dan konsultan. Proses-proses yang bisa
dilakukan adalah :
1. Entry (kontrak antara konsultan dan klain atau manajer)
1. Entry (kontrak antara konsultan dan klain atau manajer)
2.
Kontrak
3.
Diagnosis
4.
Umpak balik
5.
Rencana perubahan
6.
Intervensi
7.
Evaluasi
Yang
paling penting adalah evaluasi. Ketika melakukan evaluasi kita perlu
melakukannya dengan cara yang dapat mengoptimalkan “brainstorming” evaluasi itu
sendiri. Berikut beberpa metodenya :
Human
Process Techniques
Pelatihan
Sensitivitas
Yaitu
pelatihan kelompok yang mencari pola pikir perubahan yang tidak terstruktur
dalam interaksi kelompok.
Umpan
Balik
Yaitu
penggunaan kuisioner untuk mengidentifikasi ketidak-selarasan persepsi
anggota-anggota kelompok.
Proses Konsultasi
Proses Konsultasi
Yaitu
konsultan memberi klain sebuah pandangan tentang apa prospek yang bisa terjadi;
mengidentifikasi proses yang dibutuhkan “improvisasinya”.
Team
Building
Yaitu
interaksi serius antara anggota dalam suatu kelompok untuk meningkatkan motivasi
kerja dan keterbukaan.
Inter
Group Development
Perkembangan
organisasi oleh pegawai-pegawainya untuk menimprovisasi interaksi antar grup.
Metode Tradisional
Metode Tradisional
Metode
tradisional dalam perubahan organisasi adalah :
Eksposisi
dan Propaganda
Artinya,
pengetahuan adalah kekuatan utama. Ide ini dipelopori oleh Marx, Keynes, dan
Darwin. Jadi, filosof-filosof tersebut lebih cenderung disebut sebagai ilmuan
social; mengubah dunia sosial dengan teori dan pemikiran umum
Elite
Corps
Tidak
jauh beda dengan di atas, bahwa ilmu pengetahuan adalah kekuatan utama. Tetapi,
pada eksposisi dan propaganda menyatkan bahwa elitis (yang mempunyai ide) dapat
mengkomunikasikan ide-ide mereka kepada pembuat undang-undang. Tetapi, persepsi
elite corps bahwa pembuat undang-undang dan orang-orang tidak bisa
berkomunikasi satu sama lain. Solusinya adalah menetapkan beberapa intelektual
kepada posisi pembuat undang-undang. Metode-metode yang lain antara lain
adalah, pandangan psikoanalisis, teori staf, scholarry consultation, sirkulasi
ide para elitis, dan lain sebagainya.
PERUBAHAN
DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI (CHANGE AND ORGANIZATION DEVELOPMENT )
A) Perubahan Dan Pengembangan Organisasi
A) Perubahan Dan Pengembangan Organisasi
Manajer
senatiasa mengantisipasi perubahan-perubahan dalam lingkungan yang akan
mensyaratkan penyesuaian-penyesuaian disain organisasi diwaktu yang akan
datang. Perubahan-perubahan dalam lingkungan organisasi dapat disebabkan oleh
kekuatan internal dan kekuatan eksternal. Berbagai kekuatan eksternal dapat
menekan organisasi untuk mengubah tujuan, struktur dan operasinya. Sedangkan
perubahan dari faktor seperti tujuan, kebijakan manajer, sikap karyawan,
strategi dan teknologi baru juga dapat merubah organisasi.
B)
Cara Penanganan Perubahan
Cara
menangani perubahan organisasi memerlukan pendekatan. Cara pertama adalah
konsep perubahan reaktif dan yang kedua program perubahan yang direncanakan (
Planed Cange )
Pada cara pertama biayanya murah dan sederhana serta ditangani secara cepat, di mana manajer akan memberikan reaksi setelah masalah terjadi. Misalnya bila peraturan pemerintah baru mensyaratkan perusahaan untuk mempunyai perlindungan terhadap kebakaran mungkin manajer membeli alat-alat kebakaran.
Pada cara pertama biayanya murah dan sederhana serta ditangani secara cepat, di mana manajer akan memberikan reaksi setelah masalah terjadi. Misalnya bila peraturan pemerintah baru mensyaratkan perusahaan untuk mempunyai perlindungan terhadap kebakaran mungkin manajer membeli alat-alat kebakaran.
Pendekatan
yang kedua atau juga disebut proses produktif, thomas dan Bennis mendefinisikan
perubahan
yang direncanakan sebagai perencanaan dan implementasi inovasi struktural,
kebijaksanaan secara sengaja. Pendekatan ini tepat bila keseluruhan atau
sebagaian besar satuan organisasi menyiapkan diri untuk menyesuaikan dengan
perubahan.
C)
Penolakan Terhadap Perubahan
Ada
tiga sumber penolakan terhadap perubahan yaitu :
1.
Ketidak pastian tentang akibat dan pengaruh perubahan
2.
Ketidak pastian untuk melepaskan keuntungan-keuntungan yang ada
3.Pengetahuan
akan kelemahan-kelemahan dalam perubahan yang diusulkan.
D)
Proses Pengelolaan Perubahan
Proses
perubahan harus mencakup dua gagasan dasar untuk mencapai kualifikasi
organisasi. Pertama ada retribusi kekuasaan dalam struktur organisasi, kedua
retribusi ini dihasilkan dari proses perubahan yang bersifat pengembangan.
E)
Pendekatan Perubahan Organisasi
Harold
J. Leavitt menyatakan bahwa organisasi dapat diubah melalui pengubahan
struktur, teknologi dan atau orang-orangnya.
Pendekatan
Struktur
Pengubahan
struktur organisasi menyangkut modifikasi dan pengaturan sistem internal,
seperti acuan kerja, ukuran dan komposisi kelompok kerja, sistem komunikasi,
hubungan-hubungan tanggung jawab atau wewenang. Pendekatan struktural dibagi
menjadi tiga kelompok yang terdiri dari :
Pertama
melalui aplikasi prinsip-prinsip perancangan organisai klasik. Pendekatan ini
berusaha untuk memperbaiki penciptaan pembagian kerja yang tepat dari tanggung
jawab jabatan para anggota organisasi, pengubahan rentang manajemen, deskripsi
jabatan dan sebagainya.
Kedua desentralisasi. Hal ini didasarkan pada penciptaan satuan-satuan organisasi yang lebih kecil dan dapat berdiri sendiri dan memutuskan perhatian pada kegiatan yang berorientasi tinggi. Hasilnya perbaikan prestasi kerja. Ketiga modifikasi aliran kerja dalam organisasi. Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa aliran kerja dan pengelompokan keahlian yang tepat akan berakibat kenaikan produktifitas secara langsung dan cenderung memperbaiki semangat dan kepuasan kerja.
Kedua desentralisasi. Hal ini didasarkan pada penciptaan satuan-satuan organisasi yang lebih kecil dan dapat berdiri sendiri dan memutuskan perhatian pada kegiatan yang berorientasi tinggi. Hasilnya perbaikan prestasi kerja. Ketiga modifikasi aliran kerja dalam organisasi. Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa aliran kerja dan pengelompokan keahlian yang tepat akan berakibat kenaikan produktifitas secara langsung dan cenderung memperbaiki semangat dan kepuasan kerja.
Pendekatan
Teknologi
Untuk
mremperbaiki prestasi F.W. Taylor dan pengikutnya mencoba menganalisa dan
memperbaiki interaksi-interaksi pada karyawan dan mesin-mesin untuk
meningkatkan efisiensi sehubungan dengan perubahan teknologi adakalanya
perubahan yang dilakukan ternyata sering tidak cocok dengan struktur organisasi.
Hal ini dapat menciptakan ketidak senangan dan pemutusan hubungan diantara para
anggota organisasi akibanya terjadi penurunan produktifitas lebih banyak
kecelakaan dan tingkat perputaran karyawan yang tinggi.
Pendekatan
Orang
Pendekatan
orang bermaksud untuk mengubah secara langsung perilaku karyawan melalui
pemusatan pada keterampilan sikap, prsepsi dan pengharapan mereka, sehingga
dapat melaksanakan tugas dengan efektif.
F)
Konsep Pengemabangan Organisasi
Salah
satu teknik pengembangan Organisasi adalah Grid OD yang didasarkan atas
kisi-kisimanajerial. R. Blake dan J. Mouton mengidentifikasikan berbagai
kombinasi perhatian terhadap produk dan orang. Enam tahap yang perlu
diperhatikan dari program Grid OD yaitu :
1. Latihan
1. Latihan
2.
Pengembangan tim
3.
Pengembangan antar kelompok
4.
Penetapan tujuan organisasi
5.
Pencapaian tujuan
6.
StabilitaS
BAB III.
Kesimpulan
Dari
makakalah ini dapat disimpulkan bahwa perubahan organisasi adalah upaya atau
usaha merubah organisasi dari bentuk yang satu menjadi bentuk yang lain secara
sistematis dan juga merupakan hal yang mesti terjadi di dalam sebuah
organisasi. Maka, perlu manajemen pengelolaan perubahan organisasi yang yang
berpedoman kepada perencaan dan aplikasi yang sistematis.
Di samping itu juga perlu evaluasi yang berkelajuta, dan yang terpenting adalah bagaimana komponen-komponen yang ada di dalamnya dapat berinteraksi dengan harmonis. Salah satu contoh kasus yang dapat dipelajari adalah “konflik” antara perubahan organisasi dengan privatisasi dan post-privatisasi.
Di samping itu juga perlu evaluasi yang berkelajuta, dan yang terpenting adalah bagaimana komponen-komponen yang ada di dalamnya dapat berinteraksi dengan harmonis. Salah satu contoh kasus yang dapat dipelajari adalah “konflik” antara perubahan organisasi dengan privatisasi dan post-privatisasi.
1.
Perlu adanya sosialisasi terhadap lapisan-lapisan masyarakat tentang cara
melakukan
perubahan
organisasi yang efektif dan efisien.
2.
Perlu adanya upaya oleh para organisatoris untuk melakukan aplikasi perubahan
organisasi
sesuai
dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi
DATAR
PUSTAKA
1.
Hartono A, Budiwiyono I : Pengaruh Stres Akibat Cemas Ujian Semester terhadap
Jumlah Leukosit Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Angkatan
2001, Media Medika Muda , Januari - Juni 2006
2.
Maramis, W.F., 1980, Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga Univeristy Press,
Surabaya.
3.
Vivien : Stress, Indoskripsi.com , 2010
4.
Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan and Sadock's Synopsis of Psychiatry,
Behavioral Sciences, Clinical Psychiatry. seventhed. Baltimore: Williams &
Wilkins, 1994: 1, 181-182,200, 575,753.
5.
Scott .E : Stress How It Affects Your Body and How You Can Healthier , About
com Guide, 4 Mei 20096. Koo.I : Sick of Stress or Sick from Stress? Stress
Induced Infectious Diseases , About. Com. Guide, 17 Desember 2008
7.
Jackson, SE dan Schuler, RS. 1997 Manajemen SDM Menghadapi Abad ke-21.
Erlangga. Jakarta
8. Aharoni, Y. 1982. Stated-Owned Enterprise: An Agent Without a Principal. In Jones, L.P. (Ed). Public Enterprise in Less-Developed Countries: 67-76. Cambridge: Cambridge
8. Aharoni, Y. 1982. Stated-Owned Enterprise: An Agent Without a Principal. In Jones, L.P. (Ed). Public Enterprise in Less-Developed Countries: 67-76. Cambridge: Cambridge
0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:
Posting Komentar
sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???