I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara geografis daerah tropis
mencakup wilayah yang terletak di antara titik balik rasi bintang Cancer dan
rasi bintang Capricornus, yaitu antara 23°27’ Lintang Utara dan 23°27’ Lintang
Selatan. Meliputi wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, Australia bagian
Utara, sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan Pasifik, Amerika Tengah dan
sebagian besar wilayah Amerika Selatan. Menurut Koeppen (1930) daerah tropis
adalah wilayah yang terletak di antara garis isoterm 180 C bulan terdingin. Daerah
tropis secara keseluruhan mencakup 30 % dari luas permukaan bumi. Hutan Tropis
merupakan hutan yang berada di daerah tropis.
Hutan hujan tropis merupakan salah
satu tipe vegetasi hutan tertua yang telah menutupi banyak lahan. Ekosistem
hutan hujan tropis terbentuk oleh vegetasi klimaks pada daerah dengan curah
hujan 2.000 -11.000 mm per tahun, rata-rata temperatur 25°C dengan perbedaan
temperatur yang kecil sepanjang tahun, dan rata-rata kelembapan udara 80 %.
Tipe ekosistem hutan hujan tropis
terdapat di wilayah yang memiliki tipe iklim A dan B (menurut klasifikasi iklim
Schmidt dan Ferguson), atau dapat dikatakan bahwa tipe ekosistem tersebut
berada pada daerah yang selalu basah, pada daerah yang memiliki jenis tanah
Podsol, Latosol, Aluvial, dan Regosol dengan drainase yang baik, dan terletak
jauh dari pantai.
Tegakan hutan hujan tropis
didominasi oleh pepohonan yang selalu hijau. Keanekaragaman spesies tumbuhan
dan binatang yang ada di hutan hujan tropis sangat tinggi. Jumlah spesies pohon
yang ditemukan dalam hutan hujan tropis lebih banyak dibandingkan dengan yang
ditemukan pada ekosistem yang lainnya. Misalnya, hutan hujan tropis di Amazonia
mengandung spesies pohon dan semak sebanyak 240 spesies.
Hutan alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah
spesies tumbuhan yang sangat banyak. Hutan di Kalimantan mempunyai lebih dari
40.000 spesies tumbuhan, dan merupakan hutan yang paling kaya spesiesnya di
dunia. Di antara 40.000 spesies tumbuhan tersebut, terdapat lebih dari 4.000
spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan besar dan penting. Di dalam
setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung sedikitnya 320 pohon
yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm. Di samping itu, di hutan hujan
tropis Indonesia telah banyak dikenali ratusan spesies rotan, spesies pohon
tengkawang, spesies anggrek hutan, dan beberapa spesies umbi-umbian sebagai
sumber makanan dan obat-obatan.
Tajuk pohon hutan hujan tropis
sangat rapat, ditambah lagi adanya tumbuh-tumbuhan yang memanjat, menggantung,
dan menempel pada dahan-dahan pohon, misalnya rotan, anggrek, dan paku-pakuan.
Hal ini menyebabkan sinar matahari tidak dapat menembus tajuk hutan hingga ke
lantai hutan, sehingga tidak memungkinkan bagi semak untuk berkembang di bawah
naungan tajuk pohon kecuali spesies tumbuhan yang telah beradaptasi dengan baik
untuk tumbuh di bawah naungan.
Itu semua merupakan ciri umum bagi
ekosistem hutan hujan tropis. Selain ciri umum yang telah dikemukakan di atas,
masih ada ciri yang dimiliki ekosistem hutan hujan tropis, yaitu kecepatan daur
ulang sangat tinggi, sehingga semua komponen vegetasi hutan tidak mungkin
kekurangan unsur hara. Jadi, faktor pembatas di hutan hujan tropis adalah
cahaya, dan itu pun hanya berlaku bagi tumbuh-tumbuhan yang terletak di lapisan
bawah. Dengan demikian, herba dan semak yang ada dalam hutan adalah
spesies-spesies yang telah beradaptasi secara baik untuk tumbuh di bawah
naungan pohon.
I.
PEMBAHASAN
2.1
Tipe
Hutan Hujan Tropis Menurut Ketinggian Tempat
A. Zona Hutan Hujan Bawah
Penyebaran
tipe ekosistem hutan hujan bawah meliputi pulaupulau Sumatra, Kalimantan,
Jawa, Nusa Tenggara, Irian, Sulawesi, dan beberapa pulau di Maluku misalnya di
pulau Taliabu, Mangole, Mandioli, Sanan, dan Obi. Di hutan hujan bawah banyak
terdapat spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae terutama
anggota genus Shorea, Dipterocarpus, Hopea, Vatiea, Dryobalanops, dan Cotylelobium.
Dengan demikian, hutan hujan bawah disebut juga hutan Dipterocarps. Selain
spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae tersebut juga terdapat
spesies pohon lain dari anggota famili Lauraceae, Myrtaceae, Myristicaceae,
dan Ebenaceae, serta pohon-pohon anggota genus Agathis,
Koompasia, dan Dyera.
Pada ekosistem hutan hujan bawah
di Jawa dan Nusa Tenggara terdapat spesies pohon anggota genus Altingia,
Bischofia, Castanopsis, Ficus, dan Gossampinus, serta
spesies-spesies pohon dari famili Leguminosae. Adapun eksosistem hutan
hujan bawah di Sulawesi, Maluku, dan Irian, merupakan hutan campuran yang
didominasi oleh spesies pohon Palaquium spp., Pometia pinnata, Intsia spp.,
Diospyros spp., Koordersiodendron pinnatum, dan Canarium spp. Spesies-spesies
tumbuhan merambat yang banyak dijumpai di hutan hujan bawah adalah anggota
famili Apocynaceae, Araceae, dan berbagai spesies rotan (Calamus
spp.).
B. Zona Hutan Hujan Tengah
Penyebaran
tipe ekosistem hutan hujan tengah meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi,
sebagian daerah Indonesia Timor, di Aceh dan Sumatra Utara. Secara umum,
ekosistem hutan hujan tengah didominasi oleh genus Quercus, Castanopsis,
Nothofagus, dan spesies pohon anggota famili Magnoliaceae.
Di beberapa daerah, tipe ekosistem hutan hujan tengah agak khas. Misalnya di Aceh dan Sumatra Utara terdapat spesies pohon Pinus merkusii, di Jawa Tengah terdapat spesies pohon Albizzia montana dan Anaphalis javanica, di beberapa daerah Jawa Timur terdapat spesies pohon Cassuarina spp., di Sulawesi terdapat kelompok spesies pohon anggota genus Agathis dan Podocarpus. Di sebagian daerah Indonesia Timur terdapat spesies pohon anggota genus Trema, Vaccinium, dan pohon Podocarpus imbricatus, sedangkan spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae hanya terdapat pada daerah-daerah yang memiliki ketinggian tempat 1.200 m dpl.
C. Zona Hutan Hujan AtasDi beberapa daerah, tipe ekosistem hutan hujan tengah agak khas. Misalnya di Aceh dan Sumatra Utara terdapat spesies pohon Pinus merkusii, di Jawa Tengah terdapat spesies pohon Albizzia montana dan Anaphalis javanica, di beberapa daerah Jawa Timur terdapat spesies pohon Cassuarina spp., di Sulawesi terdapat kelompok spesies pohon anggota genus Agathis dan Podocarpus. Di sebagian daerah Indonesia Timur terdapat spesies pohon anggota genus Trema, Vaccinium, dan pohon Podocarpus imbricatus, sedangkan spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae hanya terdapat pada daerah-daerah yang memiliki ketinggian tempat 1.200 m dpl.
Penyebaran
tipe ekosistem hutan hujan atas hanya di Irian Jaya dan di sebagian daerah
Indonesia Barat. Tipe ekosistem hutan hujan atas pada umumnya berupa kelompok
hutan yang terpisah-pisah oleh padang rumput dan belukar. Pada ekosistem hutan
hujan atas di Irian Jaya banyak mengandung spesies pohon Conifer (pohon
berdaun jarum) genus Dacrydium, Libecedrus, Phyllocladus, dan Podocarpus.
Di samping itu, mengandung juga spesies pohon Eugenia spp. dan Calophyllum,
sedangkan di sebagian daerah Indonesia Barat dijumpai juga kelompokkelompok
tegakan Leptospermum, Tristania, dan Phyllocladus yang tumbuh
dalam ekosistem hutan hujan atas pada daerah yang memiliki ketinggian tempat
lebih dari 3.300 m dpl.
2.2. Tipe Hutan Tropis
Menurut Iklim di Indonesia
A. Hutan Tropis Basah
Hutan tropis basah adalah hutan yang memperoleh curah hujan
yang tinggi, sering juga kita kenal dengan istilah hutan pamah. Hutan jenis ini
dapat dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Bagian Utara dan
Papua. Jenis-jenis yang umum ditemukan di hutan ini, yaitu: Meranti (Shorea dan
Parashorea), keruing (Dipterocarpus), Kapur (Dryobalanops), kayu besi
(Eusideroxylon zwageri), kayu hitam (Diospyros sp).
B. Hutan Muson Basah
Hutan muson basah merupakan hutan yang umumnya dijumpai di
Jawa Tengah dan Jawa Timur, periode musim kemarau 4-6 bulan. Curah hujan yang
dialami dalam satu tahun 1.250 mm-2.000 mm. Jenis-jenis pohon yang tumbuh di
hutan ini antara lain jati, mahoni, sonokeling, pilang dan kelampis.
C. Hutan Muson Kering
Hutan muson
kering terdapat di ujung timur Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa. Tipe hutan ini
berada pada lokasi yang memiliki musim kemarau berkisar antara 6-8 bulan. Curah
hujan dalam setahun kurang dari 1.250 mm. Jenis pohon yang tumbuh pada hutan
ini yaitu Jati dan Eukaliptus.
D. Hutan Savana
Hutan savana
merupakan hutan yang banyak ditumbuhi kelompok semak belukar diselingi padang
rumput dengan jenis tanaman berduri. Periode musim kemarau 4 – 6 bulan dengan
curah hujan kurang dari 1.000 mm per tahun. Jenis-jenis yang tumbuh di hutan
ini umumnya dari Famili Leguminosae dan Euphorbiaceae. Tipe Hutan ini umum
dijumpai di Flores, Sumba dan Timor.
2.3. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Physiognomi
Pada sistem klasifikasi ini dasar
yang dipakai adalah ciri-ciri luar vegetasi yang mudah dikenali dan dibedakan,
seperti semak, rumput, pohon dan lain-lain. Ciri lebih lanjut seperti
menggugurkan daun, selalu hijau, tinggi dan derajad penutupan tegakan dapat
pula diterapkan. Ciri-ciri yang umum digunakan yaitu :
·
Tinggi vegetasi, yang berkaitan dengan strata yang
nampak oleh mata biasa
·
Struktur, berpedoman pada susunan stratum (A, B, C, D
dan E), dan penutupan tajuk (Coverage).
·
Life-form atau bentuk hidup atau bentuk pertumbuhan,
merupakan individu-individu penyusun komunitas tumbuh-tumbuhan.
Contoh :
a. Ciri physiognomi hutan tropis dataran rendah :
a. Ciri physiognomi hutan tropis dataran rendah :
Kanopi
|
:
|
25 – 45 m
|
Tinggi pohon (emergent)
|
:
|
Khas, 60 – 80 m
|
Daun penumpu
|
:
|
Sering dijumpai
|
Elemen daun dominan
|
:
|
Mesophyl
|
Akar papan
|
:
|
Sering dijumpai dan sangat besar
|
Kauliflori
|
:
|
Sering dijumpai
|
Liana berkayu
|
:
|
Sering dijumpai
|
Liana pada batang
|
:
|
Sering dijumpai
|
Ephyphit
|
:
|
Sering dijumpai
|
b. Ciri physiognomy hutan tropis dataran tinggi/ pegunungan :
Kanopi
|
:
|
15 – 33 m
|
Tinggi pohon (emergent)
|
:
|
Sering tidak ada
|
Daun penumpu
|
:
|
Jarang dijumpai
|
Elemen daun dominan
|
:
|
Mesophyl
|
Akar papan
|
:
|
Jarang dijumpai dan kecil
|
Kauliflori
|
:
|
Jarang dijumpai
|
Liana berkayu
|
:
|
Jarang dijumpai
|
Liana pada batang
|
:
|
Sering dijumpai
|
Ephyphit
|
:
|
Sangat sering dijumpai
|
c. Ciri physiognomi hutan tropis pegunungan tinggi :
Kanopi
|
:
|
2 - 18 m
|
Tinggi pohon (emergent)
|
:
|
Pada umumnya tidak ada
|
Daun penumpu
|
:
|
Sangat jarang dijumpai
|
Elemen daun dominan
|
:
|
Microphyl
|
Akar papan
|
:
|
Pada umumnya tidak ada
|
Kauliflori
|
:
|
Tidak ada
|
Liana berkayu
|
:
|
Tidak ada
|
Liana pada batang
|
:
|
Jarang dijumpai
|
Ephyphit
|
:
|
Sering dijumpai
|
Di Indonesia berdasarkan ciri
physiognomi tedapat dua tipe hutan yaitu : Hutan Hujan Tropis, hutan yang
selalu hijau dan hutan musim atau hutan yang menggugurkan daun. Hutan hujan
tropis umumnya dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku bagian Utara
dan Papua sedangkan hutan musim yang menggugurkan daun dijumpai di Jawa, Bali,
Nusa Tenggara dan Maluku bagian Selatan.
2.4. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Sosiologi
Vegetasi
Tipe hutan
berdasarkan sosiologi vegetasi merupakan pengklasifikasian hutan berdasarkan
jenis yang dominan pada hutan tersebut atau berdasarkan famili yang dominan di
daerah itu. Contoh :
o Hutan
Dipterocarpaceae di Asia Tenggara, merupakan hutan tropis yang umum dijumpai
dan Famili yang mendominasi adalah Famili Dipterocarpaceae.
o Hutan
Shorea albida di Serawak, merupakan hutan tropis yang didominasi jenis Shorea
albida.
o Hutan
Ebony (Diospyros sp) di Sulawesi, merupakan hutan tropis yang didominasi oleh
Ebony atau kayu hitam.
o Hutan
Mahoni di Jawa, meupakan hutan musim yang didominasi oleh mahoni di pulau Jawa.
2.5. Tipe-tipe Hutan
Hujan Tropis pada Kondisi Khusus (Azonal)
Hutan pada tipe azonal umumnya
dipengaruhi oleh kondisi tanah dan air serta kondisi tempat tumbuh yang miskin
hara.
a.
Hutan Mangrove
Hutan yang berada di tepi
pantai, didominir oleh pohon-pohon tropika atau belukar dari genus Rhizophora,
Languncularia, Avicennia dan lain-lain.
b.
Hutan Gambut (Peak Forest)
Hutan yang tumbuh pada tanah
organosol dengan lapisan gambut yang memiliki ketebalan 50 cm atau lebih,
umumnya terdapat pada daerah yang memiliki tipe iklim A atau B menurut
klasifikasi tipe iklim Schmidt dan Ferguson.
c. Hutan Rawa (Swamp Forest)
c. Hutan Rawa (Swamp Forest)
Hutan yang tumbuh pada
daerah-daerah yang selalu tergenang air tawar, tidak dipengaruhi iklim. Pada
umumnya terletak dibelakang hutan payau dengan jenis tanah aluvial. Tegakan
hutan selalu hijau dengan pohon-pohon yang tinggi bisa mencapai 40 m dan
terdiri atas banyak lapisan tajuk.
II.
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang
telah menutupi banyak lahan. Ekosistem hutan hujan tropis terbentuk oleh
vegetasi klimaks pada daerah dengan curah hujan 2.000 -11.000 mm per tahun,
rata-rata temperatur 25°C dengan perbedaan temperatur yang kecil sepanjang
tahun, dan rata-rata kelembapan udara 80 %.
Tipe ekosistem hutan hujan tropis terdapat di wilayah yang memiliki tipe
iklim A dan B (menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson), atau dapat dikatakan
bahwa tipe ekosistem tersebut berada pada daerah yang selalu basah, pada daerah
yang memiliki jenis tanah Podsol, Latosol, Aluvial, dan Regosol dengan drainase
yang baik, dan terletak jauh dari pantai.
3.2 Saran
Melestarikan
kembali habitat asli dari hewan dan tumbuhan langka tersebut.Membuat UU tentang
perlindungan hewan dan tumbuhan langka. Memberdayakan masyarakat setempat untuk
melindungi dan melestarikan hewan dan tumbuhan langka. Memberikan pelajaran
tentang pentingnya pelestarian hutan hujan tropis di sekolah-sekolah.
referensi nya kak.?
BalasHapus