Disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Dalam Menyelesaikan Mata kuliah
Perlindungan Hutan
Disusun
Oleh :
Kelompok 3 :
SRI BINTARI L
131 10 113
NURMALA SARI L 131 10 122
DANIEL L 131 10 123
FLORENTINO.B.MARI L 131 10 116
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat
ALLAH SWT, karena atas rahmat dan perkenaan Nya-lah penyusun dapat menyelesaikan
laporan praktikum “ Perlindungan Hutan “ ini tepat pada waktunya.
Laporan praktikum ini disusun
berdasarkan hasil praktikum yang dilaksanakan diareal Hutan Tanaman Desa Yono.
Sebagai wujud rasa syukur penyusun,
penyusun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dosen dan Asisten
pembimbing mata kuliah perlindungan hutan yang telah memberikan bimbingan serta
bantuan kepada penyusun mulai dari pelaksanaan hingga penyusunan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini
masih banyak kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangar diharapkan agar dapat digunakan sebgai pembelajaran, perbaikan
dan penyempurnaan penyusun berikutnya.Dan semoga laporan ini dapat berguna bagi
siapa saja yang membacanya.
Palu, 4 Juni 2012
Penyusun
DFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL...................................................................................... ......... i
KATA
PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR
ISI............................................................................................................ iii
DAFTAR
TABEL................................................................................................... v
I.
PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1.
Latar
Belakang........................................................................................ 1
1.2.
Tujuan
dan Kegunaan............................................................................ 3
II.
TINJAUAN
PUSTAKA................................................................................ 4
III.
METODE
PRAKTEK................................................................................... 13
3.1
Waktu
dan Tempat......................................................................... ......... 13
3.2
Bahan
dan Alat......................................................................................... 13
3.3
Metode
Praktek........................................................................................ 13
3.4
Pengolahan
Data............................................................................. . 14
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN............................................................
4.1
Hasil........................................................................................................... 15
4.2
Pembahasan.............................................................................................. 16
4.2.1
Pengolahan
data........................................................................... 17
4.2.1.1
Untuk
mengetahui frekuensi serangan hama plot pada 1-4 18
4.2.1.2
Untuk
mengetahui intensitas serangan hama plot pada 1-4 19
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Kesimpulan................................................................................................ 30
5.2
Saran................................................................................................ . 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR
TABEL
No Teks halaman
Table
1. Pengambilan Data Serangan Hama dan
Patogen di Lapangan Pada Plot 1 ……………… 15
Table
2. Pengambilan Data Serangan Hama dan
Patogen di Lapangan Pada Plot 2 …………….... 16
Table
3. Pengambilan Data Serangan Hama dan
Patogen di Lapangan Pada Plot 3 ……………… 17
Table
4. Pengambilan Data Serangan Hama dan
Patogen di Lapangan Pada Plot 4 ……………… 18
I. PENDAHULAUAN
1.1
Latar
Belakang
Pengertian dan definisi Ilmu Penyakit Hutan adalah
ilmu yang mempelajari hal ikhwal virus, bakteri, cendawan, dan tanaman tingkat
tinggi yang dapat menimbulkan kerusakan pada pohon atau tegakan hutan dan hasil
hutan.Banyak ahli yang memberikan definisi atau rumusan pengertian mengenai
tumbuh-tumbuhan yang dalam keadaan bagaimana yang disebut sakit. Dari definisi
dan pengertian yang telah diberikan para ahli dapatlah disimpulkan mengenai
rumusan pengertian tentang pohon yang disebut sakit sebagai berikut:
Suatu pohon disebut berpenyakit apabila pada pohon itu
terjadi perubahan proses fisiologis yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab
penyakit sehingga jelas ditunjukan adanya gejala (simptom). Gejala yang
dimaksud disini dalah kelainanatau penyimpangan dari keadaan normal yang
ditunjukan oleh pohon atau tanaman.
Ditinjau dari segi biologi, hama dan penyakit tumbuhan
merupakan penyimpangan dari sifat normal, sehingga menyebabkan tumbuhan atau
bagian tumbuhan tidak dapat menjalankan ”kegiatan” dalam tubuhnya sebagaimana
mestinya. Semua tumbuhan atau bagian tumbuhan yang menyimpang dari sifat
biasanya, maka tumbuhan atau bagian tumbuhan tersebut disebut sakit. Ditinjau
dari segi ekonomi, hama dan penyakit tumbuhan adalah ketidakmampuan tumbuhan
untuk memberikan hasil yang cukup kuantitas (jumlah) ataupun kualitasnya.
Dari dua pengertian tersebut, maka kita akan lebih
memilih definisi kedua, yaitu yang ditinjau dari segi ekonomi, karena belum
tentu tanaman yang menyimpang itu merugikan petani, malahan kadangkala
menguntungkan. Contohnya adalah kelapa kopyor. Kalau ditinjau dari segi
biologi, kelapa kopyor itu merupakan buah yang sakit, akan tetapi karena sakit
itu, maka kelapa tersebut memiliki harga yang tinggi, sehingga lebih
menguntungkan petani. Petani akan lebih mengharapkan kelapanya sakit (kopyor)
daripada kelapa yang sehat, karena akan mendapatkan pendapatan yang lebih. Oleh
karena itu, di dalam tulisan ini, akan dibahas tentang hama dan penyakit
tanaman yang mengacu pada kondisi yang menyebabkan tanaman tidak mampu untuk
memberikan hasil yang cukup kuantitas (jumlah) ataupun kualitasnya.
Secara umum, penyebab hama dan penyakit berasal dari
gangguan faktor lingkungan dan jasad renik. Hama dan penyakit yang berasal dari
gangguan faktor-faktor lingkungan misalnya kekurangan hara (Fe, N, P, K, S, Ca,
Mg, Zn), kekeringan, suhu yang terlalu panas dan lain sebagainya. Sedangkan
penyebab hama dan penyakit yang berasal dari jasad renik, secara umum berasal
dari golongan jamur, bakteri, virus dan nematoda. Pada tulisan ini hanya akan
dibahas tentang penyebab hama dan penyakit yang berasal dari golongan jasad
renik (jamur, bakteri, virus dan nematoda).
Dilihat dari ukurannya, ketiga penyebab hama dan
penyakit ini memiliki ukuran yang sangat kecil dan sulit bila dilihat dengan
mata telanjang, jauh lebih kecil dari tungau, ulat, belalang dan tikus yang
kemudian biasa disebut ”hama tanaman” yang bisa dengan mudah dilihat dengan
mata telanjang.
Penyebab hama dan penyakit setelah melakukan kontak
dengan salah bagian tanaman akan menginfeksi bagian tanaman tersebut. Apabila
pertahanan dari tanaman tersebut lemah, maka proses yang ada pada bagian
tanaman akan terganggu, sehingga bagian tanaman tersebut akan menjadi sakit.
Apabila bagian tanaman tersebut sakit, maka akan muncul gejala khas yang
menunjukkan jenis hama dan penyakit tersebut, apakah disebabkan oleh jamur,
bakteri, virus ataukah nematoda. Bagian tanaman yang sakit ini kemudian akan
menjadi sumber hama dan penyakit dan akan dapat menyebar ke tanaman lain yang
sehat melalui, angin, air, alat-alat pertanian, serangga, bahkan melalui
perantaraan manusia. Apabila tidak dilakukan tindakan pengendalian, maka
seluruh tanaman akan menjadi sakit, sehingga kerugian akan menjadi semakin
besar.
1.2
Tujuan
Dan Kegunaan
Tujuan dan
kegunaanya yaitu untuk mengetahui serangan hama dan pathogen yang terserang
pada tanaman Jati (Tectona grandis. L,f).
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Hama dan penyakit hutan menyerang hutan
tanaman maupun hutan alam, namun pengaruh dan dampak tingkat kerusakan pada
hutan tanaman yang monokultur akan jauh lebih besar. Ada dua bidang ilmu yang
mempelajari tentang kerusakan hutan akibat hama dan penyakit, yaitu Ilmu Hama
Hutan dan Ilmu Penyakit Hutan.
Pengertian dan
definisi Ilmu Hama Hutan adalah ilmu yang mempelajari hal ikhwal semua binatang
yang menimbulkan kerusakan pada pohon atau tegakan hutan dan hasil hutan.
Misalnya: kerusakan-kerusakan hutan yang disebabkan oleh serangga, bajing,
tikus, babi, cacing, dan binatang-binatang lainnya.(Anonim 2007)
Penyakit tanaman
dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu PENYAKIT PARASIT dan PENYAKIT NON-PARASIT atau PENYAKIT
FISIOLOGIS.Penyebab penyakit parasit sudah diantaranya adalah bakteri, virus
dan cendawan.Sedangkan penyakit non-parasit yaitu penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan atau kelebihan terhadap unsur hara (mineral), air, sinar matahari dan temperatur.
Hama hutan adalah semua binatang yang menyebabkan semua
kerusakan terhadap tegakan hutan dan hasil hutan secara
ekonomis merugikan, termasuk hama hutan misalnya berbagai jenis serangga
bekicot [siput] ,babi hutan ,dll. ( Anonim 2006)
Pengertian dan definisi Ilmu
Penyakit Hutan adalah ilmu yang mempelajari hal ikhwal virus, bakteri,
cendawan, dan tanaman tingkat tinggi yang dapat menimbulkan kerusakan pada
pohon atau tegakan hutan dan hasil hutan.Banyak ahli yang memberikan definisi
atau rumusan pengertian mengenai tumbuh-tumbuhan yang dalam keadaan bagaimana
yang disebut sakit. Dari definisi dan pengertian yang telah diberikan para ahli
dapatlah disimpulkan mengenai rumusan pengertian tentang pohon yang disebut
sakit sebagai berikut:
Suatu pohon disebut berpenyakit apabila
pada pohon itu terjadi perubahan proses fisiologis yang disebabkan oleh
faktor-faktor penyebab penyakit sehingga jelas ditunjukan adanya gejala
(simptom). Gejala yang dimaksud disini dalah kelainanatau penyimpangan dari
keadaan normal yang ditunjukan oleh pohon atau tanaman
Hama dan Penyakit pada
Tumbuhan
Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup
tanpa gangguan.Kadang tumbuhan mengalami ganggun oleh binatang atau organisme
kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut hama karena mereka
mengganggu tumbuhan dengan memakannya.
Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus,
bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan
tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu proses – proses
dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan
yang terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh.Akan tetapi, aktivitas
hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian. Untuk membasmi hama dan
penyakit, sering kali manusia menggunakan obat – obatan
Pembasmi hama
dan penyakit menggunakan pestisida dan obat harus secara hati – hati dan tepat
guna. Pengunaan pertisida yang berlebihan dan tidak tepat justru dapat
menimbulkan bahaya yang lebih besat. Hal itu disebabkan karena pestisida dapat
menimbulkan kekebalan pada hama dan penyakit. Oleh karena itu pengguna obat –
obatan anti hama dan penyakit hendaknya diusahakan seminimal dan sebijak
mungkin.
Secara alamiah, sesungguhnya hama mempunyai musuh yang
dapat mengendalikannya. Namun, karena ulah manusia, sering kali musuh alamiah
hama hilang. Akibat hama tersebut merajalela.
A.
Hama
Hama
tumbuhan adalah organisme yang menyerang tumbuhan sehingga pertumbuhan dan
perkemabanganya terganggu.
1. Tikus
Tikus
merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan
tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas, dan
kemampuan untuk berkembang biak yang sangat tinggi. Masa reproduksi yang
relative singkat menyebabkan tikus cepat bertambah banyak.Potensi
perkembangbiakan tikus sangat tergantung dari makanan yang tersedia.
2. Ulat
Kupu – kupu merupakan serangga yang memiliki sayap
yang indah dan benareka ragam.Kupu – kupu meletakkan telurnya dibawah daun dan
jika menetas menjadi larva.Kita bisa sebut larva kupu – kupu sebagai ulat.Pada
fase ini, ulat aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada
malam hari.Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunya
saja.
Upaya pemberantasan dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut.
a. Membuang telur – telur kupu – kupu yang melekat
pada bagian bawah daun.
b. Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam
jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke atas sehingga mudah untuk
dikumpulkan dan dibasmi.
c. Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka
dapat dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pertisida.
3. Tungau
Tungau (kutu kecil) bisaanya terdapat di sebuah bawah
daun untuk mengisap daun tersebut.Hama ini banyak terdapat pada musim kemarau.
Pada daun yang terserang kutu akan timbul bercak – bercak kecil kemudian daun
akan menjadi kuning lalu gugur. Hama ini dapat diatasi dengan cara
B.
Penyakit Tumbuhan
Jenis – jenis
penyakit yang menyerang tumbuhan sangat banyak jumlahnya. Penyakit yang menyerang
tumbuhan banyak disebabkan oleh mikroorganisme, misalnya jamur, bakteri, dan
alga.Penyakit tumbuhan juga dapat disebabkan oleh virus.
1. Jamur
Jamur adalah salah satu organisme
penyebab penyakit yang menyerang hampir semua bagian tumbuhan, mulai dari akar,
batang, ranting, daun, bunga, hingga buahnya.Penyebaran jenis penyakit ini
dapat disebabkan oleh angin, air, serangga, atau sentuhan tangan.
Penyakit ini menyebabkan bagian tumbuhan yang
terserang, misalnya buah, akan menjadi busuk. Jika menyerang bagian ranting dan
permukaan daun, akan menyebabkan bercak – bercak kecokelatan. Dari bercak –
bercak tersebut akan keluar jamur berwarna putih atau oranye yang dapat meluas
ke seluruh permukaan ranting atau daun sehingga pada akhirnya kering dan
rontok.
Jika jamur ini mengganggu proses fotosintesis karena
menutupi permukaan daun. Batang yang terserang umumnya akan membusuk, mula –
mula dari arah kulit kemudian menjalar ke dalam, dan kemudian membusukkan
jaringan kayu. Jaringan yang terserang akan mengeluarkan getah atau cairan.
Jika kondisi ini dibiarkan, jaringan kayu akan membusuk, kemudian seluruh dahan
yang ada di atasnya akan layu dan mati.
Untuk memberantas jamur ini dilakukan pengendalian
secara kimia, yaitu dengan pemberian fungsida pada tanaman yang
terserang jamur.
2. Bakteri
Bakteri dapat membusukkan daun, batang, dan akar
tumbuhan. Bagian tumbuh tumbuhan yang diserang bakteri akan mengeluarkan lendir
keruh, baunya sangat menusuk, dan lengket jika disentuh. Setelah membusuk, lama
– kelamaan tumbuhan akan mati. Tumbuhan yang diserang bakteri dapat diatasi
dengan menggunakan bakterisida.
3. Virus
Selain bakteri dan jamur, dalam kondisi yang sehat,
tumbuhan dapat terserang oleh virus.Penyakit yang disebabkan oleh virus cukup
berbahaya karena dapat menular dan menyebar ke seluruh tumbuhan dengan
cepat.Tumbuhan yang sudah terlanjur diserang sulit untuk disembuhkan. Contoh
penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain penyakit daun tembakau yang
berbercak – bercak putis. Penyakit ini disebabkan oleh virus TMV (tabacco
mosaic virus) yang menyerang permukaan atas daun tembakau.Virus juga dapat
menyerang jeruk.Penularan melalui perantara serangga.
4. Alga
(Ganggang)
Keberadaan alga juga perlu diaspadai karena dapat
menyebabkan bercak karat merah pada daun tumbuhan. Tumbuhan yang biasanya
diserang antara lain jeruk, jambu biji, dan rambutan. Bagian tumbuhan yang
diserang oleh alga biasanya bagian daun, ditandai adanya bercak berwarna kelabu
kehijauan pada daun, kemudian pada permukaannya tumbuh rambut berwarnya cokelat
kemerahan. Meskipun ukurannya kecil, bercak yang timbul sangat banyak sehingga
cukup merugikan
Langkah – langkah yang harus dilakukan agar tumbuhan
tidak tersenang penyakit antara lain sebagai berikut.
a)
Usahakan tumbuhan selalu dalam
kondisi prima atau sehat dengan cara tercukupi segala kebutuhan zat haranya.
b)
Jangan membiarkan tumbuhan terlalu
rimbun, pangkaslah sehingga selaruh bagian tumbuhan mendapatkan sinar matahari
yang cukup.
c)
Jangan biarkan tumbuhan terserang
kutu, tungau, atau hewan yang lain yang serung membawa bakteri atau jamur.
d)
Usahakan lingkungan selalu bersih.
e)
Perhatikan tumbuhan sesering mungkun
sehingga penyakit dapat terdeteksi sedini mungkin.
f)
Jika terdapat gejala – gejala yang
tampak, pangkaslah bagian tumbuhan (daun, buah, ranting) yang terserang,
kemudian dibakar agar tidak menular ke bagian atau tumbuhan yang lainnya.
g)
Penggunaan pertisida sebagai
alternative terakhir untuk pengobatan hama dan penyakit pada tumbuhan.
C.
Gulma
Selain hama dan penyakit yang menyerang tumbuhan dan
merugikan petani, gulma juga perlu mendapat perhatian khusus. Pada
petani kadang kurang memperhatikan gulma sehingga dalam kurun waktu tertentu
populasi gulma sudah melebihi batas. Gulma – gulma ini akan berkompetisi dengan
tanaman utama dalam mendapatkan unsur hara yang diperlukan pertumbuhannya.
Gulma dapat menjadi tempat persembunyian hama. Pembersihan gulma sangat penting
untuk menekan perkembangan hama yang dapat menyerang tumbuhan.
Berdasarkan karaktristik yang dimiliki, gulma
dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu teki, rumput, dan gulma daun lebar.
1. Teki
Kelompok teki – tekian memiliki daya tahan luar biasa
terhadap pengendalian mekanis, karena memiliki umbu batang di dalam tanah yang
mampu bertahan berbulan – bulan.Contohnya adalah teki ladang (Cyperus
rotundus).
2. Rumput
Gulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki
tetapi menghasilkan stolon.Stolon ini di dalam tanah berbentuk jaringan
rumit yang sulit diatasi secara mekanik.Contohnya adalah alang – alang (Imperata
cylindrica).
3.
Gulma daun lebar
Gulma merupakan vegetasi
yang tidak di inginkan dan merupakan tumbuhan penganggu dari tanaman pokok pada
hutan tersebut atau tumbuhan yang tumbuh yang nilainya negative melebihi nilai positif
(Nasif 1989)
Berbagai macam gulma dari ordo Dicotyledoneae termasuk
dalam kelompok ini.Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budi
daya.Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya.Contoh dari gulma
berdaun lebar ini adalah daun sendok.
Kerusakan akibat gulma
1.
Penyebaran tempat tumbuh yang luas
2.
Laju pertumbuhan yang tinggi dan cepat
3.
Kemampuan menghasilkan biji
sepanjang tahun
4.
Mempunyai agen penyerbuk yang banyak
5.
Setelah di pangkas atau terbakar memiliki
kemampuan bertunas
6.
Kemampuan menghasilkan biji yang
melimpah dan tahan terhadap kekeringan
7.
Kemampuan membentuk tajuk yang rapat
8.
Kemampuan menghasilkan biji yang
mudah tersebar
9.
Kemampuan menghasilkan senyawa
allelopati
10. kemampuan
membelit
Kerugian oleh adanya gulma
v
Kerugian yang di sebabkan oleh gulma
dapat mencapai 30% - di sebabkan oleh
kompetisi tanaman dengan gulma atau persaingan secara fisik ( ruang cahaya) dan
secara kimia (air dan nutrisi)
Kerusakan yang di akibatkan gulma
1.
Pohon atau tanaman tertekan
pertumbuhannya
2.
Perubahan bentuk (tajuk batang)
3.
Pohon mati
4.
Jumlah tgakan menurun
“Pengendalian Gulma”
Pengendalian
gulma memerlukan strategi yang khas untuk setiap kasus. Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan sebelum melakukan pengendalian gulma antara lain sebagai
berikut :
a)
Jenis gulma dominan
b)
Tanaman budi daya utama
c)
Alternatif pengendalian yang
tersedia
d)
Dampak ekonomi dan ekologi
Tujuan pembersihan gulma antara lain untuk mengurangi
tumbuhan pengganggu yang akan menjadi pesaing tanaman utama. Selain itu juga
karena gulma merupakan inang alternetif dan tempat persembunyian hama penyakit.
III. METODE PRAKTEK
3.1
Waktu
dan Tempat
Praktikum Inventarisasi Hama dan
Penyakit Pada Tanaman Jati (Tectona
grandis.L.f) dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2012, yang bertempat di areal
Hutan Tanaman Desa Yono.
3.2
Bahan
dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan yaitu tali raffia untuk
pembuatan plot yang berukuran 10x10 m, kantong plastic untuk menyimpan bagian
tanaman yang sakit/terserang, botol serangga untuk tempat mengumpulkan
serangga, kamera untuk memotret, dan alat tulis menulis untuk mencatat data di
lapangan.
3.3
Metode
Praktek
Pertama-tama membuat plot ukuran 10x10 m
yang dilakukan secara 4 kali pengulangan. Setelah itu mengidentifikasi tanaman
yang ada di dalam setiap plot apakah ada gejala-gejala serangan yang terjadi
pada setiap tanaman seperti gejala sehat, merana ringan, merana sedang, merana
berat dan mati. Kemudian mengambil data primer yaitu gejala yang dilakukan
dengan cara melihat perubahan fisik yang ditimbulkan oleh tanaman, seperti
adanya daun berlubang, busuk daun ataupun terkena gejala kanker batang. Setelah
pengambilan data di lapangan, dilakukan perhitungan untuk mencari frekuensi
serangan dan intensits serangan yang terjadi pada tanaman.
3.4
Pengolahan
Data
§ Untuk
mengetahui frekuensi serangan hama dan pathogen pada tanaman.
Frekuensi Serangan = x100 %
§ Untuk
mengetahui intensitas serangan
hama dan pathogen pada tanaman.
Intensitas Serangan =x
100 %
Keterangan :
I = intensitas serangan
X = jumlah seluruh tanaman
X1-X4 = jumlah tanaman yang merana ringan (skor
1) sampai yanag mati (skor 4)
Y1Y4 = jumlah tanaman yang merana ringan sampai
mati (1 sampai 4)
§ Cara
menentukan kondisi tanaman akibat
serangan hama atau pathogen
Intensitas Serangan
|
Kondisi Tanaman
|
0,1
>1-25
25-50
50-75
75-100
|
Sehat
Rusak ringan
Rusak sedang
Rusak berat
Rusak sangat berat
|
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Tabel
1. Pengamatan Serangan Hama dan Patogen
di Lapangan Pada Plot 1
Nomor Tanaman
|
Kriteria
|
Ket
|
||||
Sehat
|
Merana
Ringan
|
Merana
Sedang
|
Merana
Berat
|
Mati
|
||
1
|
|
ü
|
|
|
|
|
2
|
|
|
ü
|
|
|
|
3
|
|
|
ü
|
|
|
|
4
|
|
|
ü
|
|
|
|
5
|
|
ü
|
|
|
|
|
6
|
|
ü
|
|
|
|
|
7
|
|
ü
|
|
|
|
|
8
|
|
|
ü
|
|
|
|
9
|
|
ü
|
|
|
|
|
10
|
|
|
ü
|
|
|
|
11
|
|
|
|
ü
|
|
|
12
|
|
ü
|
|
|
|
|
13
|
|
ü
|
|
|
|
|
14
|
|
|
|
ü
|
|
|
15
|
|
ü
|
|
|
|
|
16
|
|
ü
|
|
|
|
|
17
|
|
ü
|
|
|
|
|
18
|
|
|
ü
|
|
|
|
19
|
|
|
ü
|
|
|
|
20
|
|
|
|
ü
|
|
|
21
|
|
|
ü
|
|
|
|
22
|
|
|
|
ü
|
|
|
23
|
|
ü
|
|
|
|
|
24
|
|
ü
|
|
|
|
|
25
|
|
|
|
ü
|
|
|
26
|
|
ü
|
|
|
|
|
Table 2.
Pengamatan Serangan Hama da Patogen di Lapangan Pada Plot 2
Nomor Tanaman
|
Kriteria
|
Ket
|
||||
Sehat
|
Merana
Ringan
|
Merana
Sedang
|
Merana
Berat
|
Mati
|
||
1
|
|
|
ü
|
|
|
|
2
|
|
|
ü
|
|
|
|
3
|
|
ü
|
|
|
|
|
4
|
|
|
ü
|
|
|
|
5
|
|
ü
|
|
|
|
|
6
|
|
ü
|
|
|
|
|
7
|
|
|
ü
|
|
|
|
8
|
|
ü
|
|
|
|
|
9
|
|
ü
|
|
|
|
|
10
|
|
ü
|
|
|
|
|
11
|
|
|
ü
|
|
|
|
12
|
|
|
ü
|
|
|
|
13
|
|
ü
|
|
|
|
|
14
|
|
|
ü
|
|
|
|
15
|
|
|
ü
|
|
|
|
16
|
|
ü
|
|
|
|
|
17
|
|
|
ü
|
|
|
|
18
|
|
ü
|
|
|
|
|
19
|
|
|
|
ü
|
|
|
20
|
|
ü
|
|
|
|
|
21
|
|
|
ü
|
|
|
|
22
|
|
ü
|
|
|
|
|
23
|
|
ü
|
|
|
|
|
24
|
|
|
|
|
ü
|
|
Tabel
3. Pengamatan Serangan Hama dan Patogen di Lapangan Pada Plot 3
Nomor Tanaman
|
Kriteria
|
Ket
|
||||
Sehat
|
Merana
Ringan
|
Merana
Sedang
|
Merana
Berat
|
Mati
|
||
1
|
|
ü
|
|
|
|
|
2
|
|
ü
|
|
|
|
|
3
|
|
ü
|
|
|
|
|
4
|
|
ü
|
|
|
|
|
5
|
|
ü
|
|
|
|
|
6
|
|
|
ü
|
|
|
|
7
|
|
ü
|
|
|
|
|
8
|
|
|
ü
|
|
|
|
9
|
|
ü
|
|
|
|
|
10
|
|
|
ü
|
|
|
|
11
|
|
|
ü
|
|
|
|
12
|
|
|
ü
|
|
|
|
13
|
|
|
|
ü
|
|
|
14
|
|
|
|
ü
|
|
|
15
|
|
ü
|
|
|
|
|
16
|
|
|
ü
|
|
|
|
17
|
|
ü
|
|
|
|
|
18
|
|
ü
|
|
|
|
|
19
|
|
ü
|
|
|
|
|
20
|
|
ü
|
|
|
|
|
21
|
|
ü
|
|
|
|
|
22
|
|
|
|
|
ü
|
|
23
|
|
ü
|
|
|
|
|
24
|
|
ü
|
|
|
|
|
Tabel 4. Pengamatan
Serangan hama dan Patogen di lapangan Pada Plot 4
Nomor Tanaman
|
Kriteria
|
Ket
|
||||
Sehat
|
Merana
Ringan
|
Merana
Sedang
|
Merana
Berat
|
Mati
|
||
1
|
|
ü
|
|
|
|
|
2
|
|
ü
|
|
|
|
|
3
|
|
|
ü
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
ü
|
|
5
|
|
ü
|
|
|
|
|
6
|
|
|
ü
|
|
|
|
7
|
|
|
ü
|
|
|
|
8
|
|
|
ü
|
|
|
|
9
|
|
ü
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
ü
|
|
11
|
|
|
|
ü
|
|
|
12
|
|
|
|
ü
|
|
|
13
|
|
ü
|
|
|
|
|
14
|
|
|
ü
|
|
|
|
15
|
|
ü
|
|
|
|
|
16
|
|
|
|
ü
|
|
|
17
|
|
|
ü
|
|
|
|
18
|
|
ü
|
|
|
|
|
19
|
|
|
ü
|
|
|
|
20
|
|
|
|
ü
|
|
|
21
|
|
ü
|
|
|
|
|
22
|
|
|
ü
|
|
|
|
23
|
|
ü
|
|
|
|
|
24
|
|
|
|
ü
|
|
|
4.2
Pembahasan
Pada
pengambilan data pohon Jati (Tectona
grandis .L.f.) berumur sekitar 5 tahun. Pada tanaman terdapat gejala
serangan seperti gejala sehat (tidag ad gejala serangan atau ad serangan pada
daun tetapi sangat sedikit), merana ringan (daunnya rontok atau berklorosis
sedikit), Merana sedang (daunnya banyak terserang , daun rontok atau berklorosis
agak banyak), merana berat (jumlah serangan pada masing-masing daun yang
terserang banyak, daun rontok banyak atau berklorosis banyak), dan mati
(seluruh daun layu atau rontok atau tidak ad tanda-tanda kehidupan).
4.2.1
Pengolahan
Data
4.2.1.1
Untuk
mengetahui Frekuensi dan Intensitas Serangan Hama dan Patogen
FrekuensiSerangan=x 100 %
4.2.1.1.1
Untuk
Menentukan Frekuensi Hama pada
Plot 1 sampai Plot 4
Ø FS1 =
x 100 % = 100 %
Ø FS2 =
x
100 % = 100 %
Ø FS3 =
x
100 % = 100 %
Ø FS4 =x
100 % = 100 %
4.2.1.1.2
Untuk
Menentukan Intensitas Serangan
Pada Plot 1 sampai Plot 4
I
=x 100
%
Keterangan
:
I
= Intensitas Serangan
X
= Jumlah seluruh tanaman
X1-X4 = Jumlah tanaman yang merana ringan (skor
1) sampai yang mati (skor 4)
Y1Y4 = Akor untuk tanaman yang merana ringan
sampai mati (1 sampai 4)
Plot
1 , dimna merana ringan (13 dengan skor 1), merana sedang (8 dengan skor 2),
merana berat (5 dengan skor 3), mati (0 dengan skor 4). Sehingga :
I1 =
x 100 %
= x 100 %
= x 100 %
= 42,31 % ,
ͽ Dengan
intensitas 42,31 % maka kondisi tanaman dapat dikatakann sebagai kondisi Rusak
Sedang.
Plot 2, dimana merana
ringan (12 dengan skor 1), merana sedang (10 dengan skor 2), merana berat (1
dengan skor 3), mati (1 dengan skor 4),. Sehingga :
I2 =
x 100 %
= x 100 %
= x 100 %
= 40,625 %
ͽ Dengan intensitas
40,625 % , maka kondisi tanaman dapat dikatakan sebagai kondisi Rusak Sedang.
Plot 3, dimana merana ringan
(15 degan skor 1), merana sedang (6 dengan skor 2), merana berat (2 dengan skor
3), mati (1 dengan skor 4). Sehingga :
I3 =
x 100 %
= x 100 %
= x 100 %
ͽ Dengan intensitas
38,542 %, maka kondisi tanaman dapat dikatakan sebagai kondisi Rusak Sedang.
Plot 4, dimana merana
ringan (9 dengan skor 1), merana sedang (8 dengan skor 20, merana berat (5
dengan skor 3), mati (2 dengan skor 4). Sehingga :
I4 =
x 100 %
= x 100 %
= x 100 %
= 50 %
ͽ Dengan iintensitas
50 %, maka kondisi tanaman dapat dikatakan sebagai kondisi Rusak Sedang.
4.2.1.2
Cara
menentukan kondisi tanaman akibat serangan hama atau pathogen.
Intensitas Serangan
|
Kondisi Tanaman
|
0-1
>1-25
25-50
50-75
75-100
|
Sehat
Rusak ringan
Rusak sedang
Rusak berat
Rusak sangat berat
|
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari pengamatan yang kami lakukan dapat disimpulkan
bahwa :
·
Pada tanaman terdapat
gejala serangan seperti sehat, merana ringan, merana sedang, merana berat dan
mati.
·
Untuk mengetahui
frekuensi serangan hama dan pathogen pada tanaman dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Ø Frekuensi
serangan = jumlah tanaman yang terserang dan yang mati dibagi dengan jumlah
keseluruhan tanaman sample di kali 100 %.
Ø Intensitas
serangan = X1Y1 + X2Y2 + X3Y3 + X4Y4
dibagi dengan XY4 kemudian dikali 100 %.
5.2
saran
Saran
saya yaitu mudah-udahan praktek kedepannya dapat berjalan degan baik dan untuk
asistennya supaya bisa menjadi lebih baik lagi dalam membimbing praktikum .Terima
kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Semangun,H.2001.Pengantar Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan.Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta
Semutuyet.blogspot.com/../Perlindungan-Hama-dan-Penyakit-Hutan.
(http//diakses pada hari Rabu tanggal 30
Mei 2012 pukul 12:00)
Rhee7.wordpress.com/../hama dan
penyakit pada tumbuhan
Deliadeliog.blogspot.com/../makalah-hama-dan-penyakit-pada-tanaman.
(http//diakses pada hari Rabu
tanggal 30 Mei 2012 pukul 12:00)
Agrios,G.N.2005.plant pathology(fifth edition).Elsevier,Academic.Press
perlindungan
hutan di Kabupaten Dairi. library.usu.ac.id/
Arief
A. 2001. Hutan dan Kehutanan.Yogyakarta
: Penerbit Kanisius
dokumen/
produk/1992/uu12-1992.htm [5 Sept 2008].
INFORMASI/UNDANG2/uu/41_99.htm
[5 Sept 2008].
Undang-Undang
RI Nomor 5 Tahun 1990.
www.profauna.or.id/Indo/regulasi/UUno5th1990.html [5 Sept 2008].
www.profauna.or.id/Indo/regulasi/UUno5th1990.html [5 Sept 2008].
Undang-Undang
RI Nomor 12 Tahun 1992.www.theceli.c
0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:
Posting Komentar
sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???