I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelezatan cita rasa masakan seolah-olah
kurang sempurna tanpa kehadiran tomat, baik berupa buah segar maupun berupa
saus. Demikian juga tomat sebagai
minuman, jus tomat, semakin digemari orang.
Bahkan, tanpa diolahpun sebenarnya tomat sudah bisa dinikmati langsung
dengan lezat. Bentuk buahnya yang bulat
dengan warna merah merekah serta rasanya yang manis-manis asam merupakan daya
tarik tersendiri yang tidak dimiliki oleh buah lainnya.
Trisnawati dan Setiawan (2002), menyatakan
tanaman tomat (Lycopersicum esculentum)
selain mempunyai rasa yang lezat ternyata tomat juga memiliki komposisi yang
cukup lengkap dan baik. Yang cukup
menonjol dari komposisi tersebut adalah vitamin A dan vitamin C karena
kandungan vitaminnya ini, buah tomat dapat digunakan untuk proses penyembuhan
penyakit sariawan gusi dan rabun ayam. Selanjutnya Rukmana (1994), juga
menyatakan bahwa tomat adalah tanaman hortikultura yang cukup dikenal oleh
masyarakat yang memiliki rasa cukup enak, kandungan gizi yang cukup tinggi dan
merupakan kelompok 6 sayuran komersil yang diekspor.
Mengingat peranannya yang begitu penting
sebagai sumber gizi dan penghasil devisa, maka produktivitas dan kualitas
tanaman tomat selalu ditingkatkan.
Wiryanta (2002), menyatakan hingga sekarang para petani tomat di
Indonesia masih kesulitan untuk memenuhi permintaan tomat segar dan
olahan. Bahkan tidak jarang
produk-produk olahan seperti sambal dan saus masih dicampur dengan tepung singkong,
dan pepaya.
Rendahnya produktivitas tomat disebabkan
oleh berbagai kendala terutama adanya serangan hama dan penyakit, salah satu
penyebab kerusakan tanaman tomat adalah nematoda Meloidogyne spp
dari Ordo Tylencida. Badaruddin dan
Hutagalung (1989) dalam Umasangaji., dkk (2000), menyatakan bahwa
serangan nematoda puru akar pada tanaman tomat menurunkan produksi sampai 45%.
Usaha pengendalian nematoda dapat dilakukan
dengan perbaikan bercocok tanam, pengendalian secara fisik, kimia, maupun
secara biologi. Pengendalian secara
kimia sering digunakan karena merupakan pengendalian yang praktis dan mudah
diterapkan. Tetapi sebagian besar
senyawa kimia yang terkandung dalam nematisida mempunyai fitotoksisitas tinggi,
sehingga tanaman akan merana (Taylor,
1960 dalam Hardjito 1988). Oleh
karena itu penelitian tentang pengendalian nematoda dititik beratkan pada
pengurangan ketergantungan terhadap bahan kimia (Taylor, 1979 dalam
Wirawati dan Setiawan, 1989).
Tanaman jarak (Ricinus communis L.)
merupakan salah satu tanaman yang ada Sulawesi Tengah dan ketersediaannya cukup
melimpah dan tumbuh secara liar serta pemamfaatannya belum diusahakan secara
maksimal padahal mempunyai prospek yang
cukup baik untuk dapat dikembangkan sebagai pestisida botani untuk pengendalian
nematoda puru akar meloidogyne spp pada tanaman tomat.
Terimakasih atas informasinya
BalasHapusirhamabdulazis271.student.ipb.ac.id