SOAL
1. Sebutkan dan jelaskan factor-faktor
yang mempengaruhi erosi :
Jawab :
Baver
(1959) mengatakan bahwa secara umum erosi dipengaruhi oleh iklim, tanah (C),
topografi (S), vegetasi (V) dan manusia (H) yang dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut:
E =
f (C, S, T,V, H)
Faktor-faktor
tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor yang dapat dikendalikan
manusia dan faktor yang tidak dapat dikendalikan manusia. Faktor yang dapat
dikendalikan oleh manusia adalah tanaman sedangkan iklim dan topografi secara
langsung tidak dapat dikendalikan oleh manusia dan untuk tanah dapat
dikendalikan secara tidak langsung dengan pengolahan tertentu (Hakim
dkk., 1986).
Iklim
Pada
daerah tropis faktor iklim yang paling besar pengaruhnya terhadap laju erosi
adalah hujan. Jumlah dan intensitas hujan di Indonesia umumnya lebih tingi dibandingkan
dengan negara beriklim sedang. Besarnya curah hujan menentukan kekuatan
dispersi, daya pengangkutan dan kerusakan terhadap tanah (Arsyad, 1989).
Intensitas dan besarnya curah hujan menentukan kekuatan dispersi terhadap
tanah. Jumlah curah hujan rata-rata yang tinggi tidak menyebabkan erosi jika
intensitasnya rendah, demikian pula intensitas hujan yang tinggi tidak akan menyebabkan erosi bila terjadi dalam waktu
yang singkat karena tidak tersedianya air dalam jumlah besar untuk
menghanyutkan tanah.Sebaliknya jika jumlah dan intensitasnya tinggi akan
mengakibatkan erosi yang besar (Baver, 1959).
Tanah
Tanah merupakan faktor penting yang menentukan besarnya erosi yang
terjadi. Faktor-faktor tanah yang berpengaruh antara lain adalah (1) ketahanan
tanah terhadap daya rusak dari luar baik oleh pukulan air hujan maupun limpasan
permukaan, dan (2) kemampuan tanah untuk menyerap air hujan melalui perkolasi
dan infiltrasi (Utomo, 1989).
Kepekaan
atau ketahanan tanah terhadap erosi berbeda-beda sesuai dengan sifat fisik dan
kimia tanah. Perbedaan ketahanan ini umumnya dinyatakan dalam nilai
erodibilitas tanah. Semakin tinggi nilai erodibilitas tanah, semakin mudah
tanah tersebut tererosi. Secara umum tanah dengan debu yang tinggi, liat yang
rendah dan kandungan bahan organik sedikit mempunyai kepekaan erosi yang tinggi
(Suwanto, 1984). Menurut Utomo (1989) nilai erodibilitas suatu tanah ditentukan
oleh ketahanan tanah terhadap daya rusak dari luar dan kemampuan tanah menyerap
air (infiltrasi dan perkolasi). Ketahanan tanah menentukan mudah tidaknya massa tanah dihancurkan, sedangkan infiltrasi dan
perkolasi mempengaruhi volume limpasan permukaan yang mengikis dan
mengangkuthancuran masa tanah.
Sifat-sifat
tanah yang penting pengaruhnya terhadap erosi adalah kemampuannya untuk menginfiltrasikan
air hujan yang jatuh serta ketahanannya terhadap pengaruh pukulan butir-butir
hujan dan aliran permukaan. Tanah dengan agregat yang stabil akan lebih tahan terhadap
pukulan air hujan dan bahaya erosi. Kapasitas infiltrasi tanah sangat dinamis,
dapat berubah atau diubah oleh waktu atau pengolahan tanah (Utomo, 1989).
Menurut
Arsyad (1986) sifat-sifat tanah yang mempengaruhi erosi adalah tekstur,
struktur, bahan organik, dan sifat lapisan bawah tanah. Tanah dengan kandungan
liat yang tinggi sukar tererosi, karena liat memiliki kemampuan memantapkan
agregat tanah.
Topografi
Topografi
diartikan sebagai tinggi rendahnya permukaan bumi yang menyebabkan terjadi
perbedaan lereng. Kemiringan dan panjang lereng adalah dua unsur topografi yang
paling berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi (Arsyad, 1989). Menurut
Baver (1959) erosi akan meningkat dengan bertambahnya panjang lereng pada
intensitas hujan tinggi, tetapi erosi akan menurun dengan bertambahnya panjang
lereng pada intensitas hujan yang rendah. Unsur lain yang berpengaruh adalah
konfigurasi, keseragaman, dan arah lereng.
Bentuk
lereng juga berpengaruh terhadap erosi (Ramos, 2000). Bentuk lereng dibedakan
atas lereng lurus, lereng cembung, lereng cekung dan lereng kompleks. Lereng
lurus dicirikan oleh kemiringan yang seragam pada seluruh bagian lereng. Lereng
cembung semakin curam ke arah lereng bawah, sedangkan lereng cekung semakin
landai ke arah lereng bawah. Lereng yang cembung umumnya tererosi lebih besar
daripada lereng cekung.
Perbedaan
aspek lereng menimbulkan perbedaan besarnya erosi yang terjadi karena perbedaan
penyinaran matahari dan kelembaban. Untuk daerah tropis, aspek lereng tidak
terlalu menyebabkan perbedaan erosi yang besar karena matahari berada hampir
tegak lurus dari permukaan (Kurnia, 1985).
Vegetasi
Pengaruh vegetasi terhadap aliran permukaan dan erosi dapat dibagi
menjadi 4 bagian, yaitu: (a) intersepsi hujan oleh tajuk tanaman; (b)
mempengaruhi kecepatan aliran permukaan dan kekuatan perusak air; (c)
pengaruh akar dan kegiatan-kegiatan biologi yang berhubungan dengan pertumbuhan
vegetatif dan pengaruhnya terhadap porositas tanah; (d) transpirasi yang
mengakibatkan keringnya tanah (Arsyad, 1983).
Hutan
atau padang rumput yang tebal merupakan pelindung tanah yang efektif terhadap
bahaya erosi. Tanaman yang tinggi biasanya menyebabkan erosi yang lebih besar di
bandingkan tanaman yang rendah, karena air yang tertahan oleh tanaman masih
dapat merusak tanah pada saat jatuh di permukaan tanah. Selain mengurangi pukulan
butir-butir air hujan pada tanah, tanaman juga berpengaruh dalam menurunkan
kecepatan aliran permukaan dan mengurangi kandungan air tanah melalui
transpirasi (Rachman, 1991).
Manusia
Pembuatan
teras, penanaman secara berjalur, penanaman atau pengolahan tanah menurut
kontur, perlindungan tanah dengan mulsa adalah kegiatan manusia yang dapat
menurunkan erosi. Di lain pihak, penanaman searah lereng, perladangan dan
penggunaan lahan tanpa memperhatikan kaidah konservasi akan meningkatkan bahaya
erosi (Arsyad, 1983). Pengolahan tanah menurut kontur secara umum mengurangi
erosi secara efektif terutama bila terjadi hujan lebat dengan intensitas sedang
sampai rendah. Pembuatan teras berfungsi mengurangi panjang lereng sehingga
kecepatan aliran permukaan bisa dikurangi dan memungkinkan penyerapan air oleh
tanah lebih besar, akibatnya erosi menjadi berkurang (Sukmana, 1978).
2. Konservasi tanah dan air dapat
dilakukan dengan cara :
Jawab :
1.
Cara vegetataif
Usaha
pengendalian erosi dan atau pengawetan tanah dan air yang dilakukan dengan
memanfaatkan cara vegetatatif adalah didasarkan pada peranan tanaman,
dimana tanaman-tanaman itu sebagian
telah diterangkan mempunyai peranan untuk mengurangi erosi.
Cara
vegetataif atau memanfaatkan peranan tanaman dalam usaha pengendalian erosi dan
atau pengawetan tanah dalam
pelaksanaannya dapat meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
·
Penghutanan
kembali (reboisasi) dan penghijauan kembali
·
Penanaman
tanaman penutup tanah
·
Penanaman
tanaman secara garis kontur
·
Penanaman
tanaman dalam strip
·
Penanaman
secara bergilir
·
Pemulsaan
atau pemanfaatan serasah tanaman.
2.
Mekanik
Usaha
pengendalian erosi dapat juga dilakukan dengan cara teknis mekanik walaupun pada kenyataannya cara ini
membutuhkan pembiayaan yang besar dibanding dengan cara vegetatatif, karena
menyangkut pembuatan prasarana seperti
v Pembuatan jalur-jalur bagi
pengaliran air dari tempat-tempat tertentu ke tempat-tempat pembuangan (water
ways)
v Pembuatan teras-teras atau
sengkedan-sengkedan agar aliran air dapat terhambat sehingga daya angkut atau
hanyutnya berkurang
v Pembuatan selokan dan parit ataupun
rorak-rorak pada tempat-tempat tertentu
v Melakukan pengolahan tanah (ingat
bukan pengolahan tanaman) sedemikian rupa yang sejajar dengan garis kontur
Akan
tetapi walaupun jelas cara ini memerlukan biaya yang cukup besar, demi
terhindarnya erosi yang akan mengakibatkan kerugian yang jauh lebih besar, maka
cara ini sebaiknya diperhatikan.
Dengan
pembuatan-pembuatan dan perlakuan seperti itu atau usaha pengendalian erosi
secara mekanis ini dapat diharapkan terkurangi atau terhambatnya aliran
permukaan (run off) sehingga daya pengikisan-pengikisannya terhadap tanah akan
diperkecil pula.
3.
Kimiawi
Yang
dimaksud dengan cara kimia dalam usaha pencegahan erosi, yaitu dengan
pemanfaatan soil conditioner atau bahan-bahan pemantap tanah dalam hal
memperbaiki struktur tanah akan tetap resisten terhadap erosi.
Menurut
M. De Boodt, dalam Use on Soil
Conditioners Around the Word (1975). Pemanfaatan tanah dengan bahan pemantap
ialah pembentukan struktur tanah dengan
pori-pori atau ruang udara di dalam tanah di antara agrergat-agregatnya yang
sekaligus mencapai kestabilan, diamana penggunaan bahan pemantap tersebut dapat
berupa bahan alami ataupun buatan tetapi terbatas pada jumlah sangat sedikit.
Ternyata
pemakaian bahan-bahan pemantap tersebut hanya terbatas untuk keadaan-keadaan
yang sangat perlu atau sangat mendesak demi pemantapan tanah-tanah tersebut,
dikarenakan harganya yang mahal. Tetapi hasil dari penggunaannya memang sangat positif
untuk memperbaiki kemantapan atau kestabilan struktur tanah.
3. Manajemen dalam kelembagaan
konservasi tanah dan air.
Jawab :
Tanah merupakan salah satu factor yang terpenting bagi kehidupan manusia
tak dapat disangkal adan tidak aka nada yang menyangkalnya demikian halnya
manusia hidup di atas tanah , mencukupi segala kebutuhan hidupnya dengan segala
produk yang bahan-bahannya hampir seluruh tersedia di dalam tanah, maka
manajemen kelembagaan sangat perlu dalam upaya konservasi tanah dan air, agar
tidak terjadi kerusakan. Peranan pemerintah dan masyarakat sang diperlukan
dalam hal ini kelembagaan baik di tingkat pemerintah maupun masyarakat.
0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:
Posting Komentar
sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???