Kebanyakan tanah terbentuk dari
pelapukan batuan dan mineral (kuarsa, feldspar, mika, hornblende, kalsit, dan
gipsum), meskipun ada yang berasal dari tumbuhan. Ada beberapa tahap dalam
pembentkan tanah yaitu sebagai berikut;
Tahap I
Pada tahap ini permukaan batuan
yang tersingkap di permukaan akan berinteraksi secara langsung dengan atmosfer
dan hidrosfer. Keadaan ini akan menyebabkan permukan batuan ada pada kondisi
yang tidak stabil. Pada keadaan ini lingkungan memberikan pengaruh berupa
perubahan-perubahan kodisi fisik seperti pendinginan, pelepasan tekanan,
pengembangan akibat panas (pemuaian), kontraksi (biasanmya akibat pembekuan air
pada pori-pori batuan membentuk es), dan lain sebagainya, menyebabkan
terjadinya pelapukan secara fisik (disintegrasi). Pelapukan fisik ini membentuk
rekahan-rekahan pada permukaan batuan (Cracking) yang lama kelamaan
menyebabkan permukaan batuan terpecah-pecah membentuk material lepas yang
lebih kecil dan lebih halus.
selain itu, akibat
berinteraksinya permukan batuan dengan lapisan atmosfer dan hidrosfer juga akan
memicu terjadinya pelapukan kimiawi (Dekomposisi) diantaranya proses
oksidasi, hidrasi, hidrolisis, pelarutan dan lain sebagainya. Menjadikan
permukaan batuan lapuk, dengan merubah struktur dan komposisi kimiawi material
batuannya. Membentuk material yang lebih lunak dan lebih kecil (terurai)
dibanding keadaan sebelumnya, seperti mineral-mineral lempung.
Tahap II
Pada tahapan ini, setelah mengalami pelapukan bagian permukaan batuan yang
lapuk akan menjadi lebih lunak. Kemudian rekahan-rekahan yang terbentuk pada
batuan akan menjadi jalur masuknya air dan sirkulasi udara. Sehingga, dengan
proses-proses yang sama, terjadilah pelapukan pada lapisan batuan yang lebih
dalam. Selain itu, pada tahap ini di lapisan permukaan mulai terdapat (Organic
Matter) calon makhluk hidup.
Tahapan III
Pada tahap ini, di lapisan tanah
bagian atas mulai muncul tumbuh-tumbuhan perintis. Akar tumbuhan ini membentuk
rekahan pada lapisan-lapisan batuan yang ditumbuhinya (mulai terjadi pelapukan
Biologis). Sehingga rekahan ini menjadi celah/ jalan untuk masuknya air dan
sirkulasi udara.
Selain itu, dengan kehadiran
tumbuhan, material sisa tumbuhan yang mati akan membusuk membentuk
humus (akumulasi asam organik). Pada dasarnya humus memiliki sifat keasaman.
Proses pelapukan akan dipicu salah satunya oleh adanya faktor kesaman.
Air yang terinfiltrasi ke dalam
lapisan tanah akan membawa asam humus yang ada di lapisan atas melalui
rekahan-rekahan yang ada. Menjangkau lapisan batuan yang lebih dalam. Ini semua
akan menyebabkan meningkatnya keasaman pada tanah yang kemudian akan memicu
terjadinya pelapukan pada bagian-bagian tanah serta batuan yang lebih dalam.
Membentuk lapisan-lapisan tanah yang lebih tebal.
Dengan semakin tebalnya
lapisan-lapisan tanah, air yang tefiltrasi ke dalam lapisan tanah dapat
melakukan proses pencucian (leaching) terhadap lapisan-lapisan yang dilaluinya.
Ssehingga tahapan ini merupakan awal terbentuknya horison-horoison tanah.
Tahap IV
Pada tahapan ini, tanah telah
menjadi lebih subur. Sehingga tumbuhlah tumbuhan-tumbuhan yang lebih besar.
Dengan hadirnya tumbuhan yang lebih besar, menyebabkan akar-akar tanaman
menjangkau lapisan batuan yang lebih dalam. Sehingga terbentuk rekahan pada
lapisan batuan yang lebih dalam. Pada tahapan ini lapisan humus dan akumulasi
asam organik lainnya semakin meningkat. Seperti proses yang dijelaskan pada
tahap-tahap sebelumnya, keadaan ini mempercepat terjadinya peroses pelapukan
yang terjadi pada lapisan batuan yang lebih dalam lagi.
0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:
Posting Komentar
sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???