Metode Konservasi
Teknik konservasi tanah di
Indonesia diarahkan pada tiga prinsip utama yaitu perlindungan permukaan tanah
terhadap pukulan butirbutir hujan, meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah seperti
pemberian bahan organik atau dengan cara meningkatkan penyimpanan air, dan
mengurangi laju aliran permukaan sehingga menghambat material tanah dan hara
terhanyut (Agus et al., 1999).
Manusia mempunyai
keterbatasan dalam mengendalikan erosi sehingga perlu ditetapkan kriteria
tertentu yang diperlukan dalam tindakan konservasi tanah. Salah satu
pertimbangan yang harus disertakan dalam merancang teknik konservasi tanah
adalah nilai batas erosi yang masih dapat diabaikan (tolerable soil loss).
Jika besarnya erosi pada
tanah dengan sifat-sifat tersebut lebih besar daripada angka erosi yang masih
dapat diabaikan, maka tindakan konservasi sangat diperlukan. Ketiga teknik
konservasi tanah secara vegetatif, mekanis dan kimia pada prinsipnya memiliki
tujuan yang sama yaitu mengendalikan laju erosi, namun efektifitas, persyaratan
dan kelayakan untuk diterapkan sangat berbeda. Oleh karena itu pemilihan teknik
konservasi yang tepat sangat diperlukan.
1.
Metode Vegetatif
Teknik konservasi tanah secara vegetatif adalah setiap pemanfaatan
tanaman/vegetasi maupun sisa-sisa tanaman sebagai media pelindung tanah dari
erosi, penghambat laju aliran permukaan, peningkatan kandungan lengas tanah,
serta perbaikan sifat-sifat tanah, baik sifat fisik, kimia maupun biologi.
Tanaman ataupun sisa-sisa tanaman berfungsi sebagai pelindung tanah
terhadap daya pukulan butir air hujan maupun terhadap daya angkut air aliran
permukaan (runoff), serta meningkatkan peresapan air ke dalam tanah.
Teknik konservasi tanah secara vegetatif yang akan diuraikan dalam
makalah ini adalah: penghutanan kembali (reforestation), wanatani (agroforestry)
termasuk didalamnya adalah pertanaman lorong (alley cropping),
pertanaman menurut strip (strip cropping), strip rumput (grass strip),
barisan sisa tanaman, tanaman penutup tanah (cover crop), penerapan pola
tanam termasuk di dalamnya adalah pergiliran tanaman (crop rotation),
tumpang sari (intercropping), dan tumpang gilir (relay cropping).
Dalam penerapannya, petani biasanya memodifikasi sendiri
teknik-teknik tersebut sesuai dengan keinginan dan lingkungan agroekosistemnya
sehingga teknik konservasi ini akan terus berkembang di lapangan. Keuntungan
yang didapat dari system vegetatif ini adalah kemudahan dalam penerapannya,
membantu melestarikan lingkungan, mencegah erosi dan menahan aliran permukaan,
dapat memperbaiki sifat tanah dari pengembalian bahan organik tanaman, serta
meningkatkan nilai tambah bagi petani dari hasil sampingan tanaman konservasi
tersebut.
2.
Metode Mekanik
Cara mekanik adalah cara pengelolaan
lahan tegalan (tanah darat) dengan menggunakan sarana fisik seperti tanah dan
batu sebagai sarana konservasi tanahnya. Tujuannya untuk memperlambat aliran
air di permukaan, mengurangi erosi serta menampung dan mengalirkan aliran air
permukaan (Seloliman, 1997).
Termasuk dalam metode mekanik untuk
konservasi tanah dan air di antaranya pengolahan tanah. Pengolahan tanah adalah
setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan
tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok pengolahan tanah adalah
menyiapkan tempat tumbuh bibit, menciptakan daerah perakaran yang baik,
membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas gulma (Arsyad, 1989).
Pengendalian erosi secara teknis-mekanis
merupakan usaha-usaha pengawetan tanah untuk mengurangi banyaknya tanah yang
hilang di daerah lahan pertanian dengan cara mekanis tertentu. Sehubungan
dengan usaha-usaha perbaikan tanah secara mekanik yang ditempuh bertujuan untuk
memperlambat aliran permukaan dan menampung serta melanjutkan penyaluran aliran
permukaan dengan daya pengikisan tanah yang tidak merusak.
Pengolahan tanah menurut kontur
adalah setiap jenis pengolahan tanah (pembajakan, pencangkulan, pemerataan)
mengikuti garis kontur sehingga terbentuk alur-alur dan jalur tumpukan tanah
yang searah kontur dan memotong lereng. Alur-alur tanah ini akan menghambat
aliran air di permukaan dan mencegah erosi sehingga dapat menunjang konservasi
di daerah kering. Keuntungan utama pengolahan tanah menurut kontur adalah
terbentuknya penghambat aliran permukaan yang memungkinkan penyerapan air dan
menghindari pengangkutan tanah. Oleh sebab itu, pada daerah beriklim kering
pengolahan tanah menurut kontur juga sangat efektif untuk konservasi ini.
Pembuatan terras adalah untuk
mengubah permukaan tanah miring menjadi bertingkat-tingkat untuk mengurangi
kecepatan aliran permukaan dan menahan serta menampungnya agar lebih banyak air
yang meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi (Sarief, 1986). Menurut
Arsyad (1989), pembuatan terras berfungsi untuk mengurangi panjang lereng dan
menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan dan
memungkinkan penyerapan oleh tanah, dengan demikian erosi berkurang.
3.
Metode kimia
Kemantapan struktur tanah merupakan
salah satu sifat tanah yang menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi.
Yang dimaksud dengan cara kimia dalam usaha pencegahan erosi, yaitu dengan
pemanfaatan soil conditioner atau bahan-bahan pemantap tanah dalam hal memperbaiki
struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap erosi (Kartasapoetra
dan Sutedjo, 1985).
Bahan kimia sebagai soil conditioner
mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap stabilitas agregat tanah.
Pengaruhnya berjangka panjang karena senyawa tersebut tahan terhadap mikroba
tanah. Permeabilitas tanah dipertinggi dan erosi berkurang. Bahan tersebut juga
memperbaiki pertumbuhan tanaman semusim pada tanah liat yang berat (Arsyad,
1989).
0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:
Posting Komentar
sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???