Nair (1989) menyebutkan bahwa agroforestry adalah suatu nama kolektif untuk sistem-sistem penggunaan lahan dan teknologi, dimana tanaman keras berkayu (pohon-pohonan, perdu, jenis-jenis palma, bambu dan sebagainya) ditanam secara bersamaan dengan tanaman pertanian, dan/atau hewan, dengan suatu tujuan tertentu dalam suatu bentuk pengaturan spasial atau urutan temporal, dan didalamya terdapat interaksi ekologi dan ekonomi diantara komponen yang bersangkutan.
Dalam praktiknya, pemanfaatan luas lahan yang terbatas memberikan inovasi-inovasi pola yang secara bebas memberikan ruang pilihan kepada petani. Pola agroforestri-tumpangsari menggunakan jenis-jenis yang mempunyai prospek pasar yang menjanjikan (Sabarnurdin et al. 2011) petani memiliki tujuan menanam, yaitu: petani memperoleh manfaat sosial dari tumpangsari tanaman semusim seperti jagung, singkong, pisang, serta rumput gajah bagi petani yang memelihara ternak; manfaat ekonomi berupa hasil kayu untuk industri dengan pemasaran lokal maupun ekspor.
Salah satu alternatif sistem penggunaan lahan untuk tujuan
produksi dan konservasi adalah sistem agroforestri, yaitu pengelolaan komoditas
pertanian, peternakan dan atau perikanan dengan komoditas kehutanan berupa
pohon-pohonan. Agroforestri merupakan salah satu sistem pengelolaan lahan hutan
dengan tujuan untuk mengurangi kegiatan perusakan/perambahan hutan sekaligus
meningkatkan penghasilan petani secara berkelanjutan (Hairiah et al.,
2000; de Foresta et el., 2000).
Peluang bagi digunakannya sistem agroforestry dalam
pengelolaan lahan juga disebabkan karena (Sabarnurdin, 2002) :
1. Agroforestry adalah metode biologis
untuk konservasi dan pemeliharaan penutup tanah sekaligus memberikan kesempatan
menghubungkan konservasi tanah dengan konservasi air.
2. Dengan agroforestry yang produktif
dapat digunakan untuk memelihara dan meningkatkan produksi bersamaan dengan
tindakan pencegahan erosi.
3. Kegiatan konservasi yang produktif
memperbesar kemungkinan diterimanya konservasi oleh masyarakat sebagai kemauan
mereka sendiri. Digunakannya tehnik diagnostik dan designing untuk merumuskan
pola tanam secara partisipatif merupakan kelebihan dari tehnik agroforestry.
Terimakasih atas informasinya
BalasHapusirhamabdulazis271.student.ipb.ac.id