Masyarakat hutan adalah suatu sistem yang hidup dan tumbuh, suatu masyarakat yang dinamis. Masyarakat hutan terbentuk secara berangsur-angsur melalui beberapa tahap : invasi oleh tumbuh-tumbuhan, adaptasi, agregasi, persaingan, dan penguasaan, reaksi terhadap tempat tumbuh dan stabilisasi. Proses ini disebut SUKSESI atau SERO.
Selama suksesi berlangsung hingga tercapai stabilisasi atau keseimbangan dinamis dengan lingkungan, terjadi pergantian-pergantian masyarakat tumbuh-tumbuhan hingga terbentuk masyarakat yang vegetasi klimaks.
Dalam masyarakat masyarakat yang sudah stabil pun selalu terjadi perubahan, misalnya karena pohon-pohon yang tua tumbang dan mati, timbullah anakan pohon atau pohon-pohon yang yang selama itu hidup tertekan. Demikian, setiap ada perubahan, akan ada mekanisme atau proses yang mengembalikan keadaan kepada keseimbanngan
a. Suksesi Primer (prisere)
Suksesi primer adalah perkembangan vegetasi mulai dari habitat yang tak bervegetasi hingga mencapai masyarakat yang stabil atau klimaks.Tempat-tempat yang telanjang seperti air, perbatuan dan sebagainya, mula-mula diinvasi oleh tumbuhan pionir (pelopor). Pada habitat air terjadi suksesi hydrarkh (habitat basah) atau hidrosere yang dimulai oleh tumbuh-tumbuhan air (hidrofit). Pada habitat batu-batuan, terjadi suksesi xerarkh (habitat kering) atau xerosere, yang pionor-pionirnya berupa lumut kerak (lichnes), bakteri dan ganggang (algae).
Di daratan suksesi yang ideal berkembang mulai dengan masyarakat tumbuh-tumbuhan Cryptogamae (tingkat rendah), tumbuh-tumbuhan herba (terna), semak, perdu dan pohon hingga tercapai hutan klimaks. Tempat tumbuh permulaan yang tidak baik bagi kebanyakan tumbuhan berangsur-angsur menjadi lebih baik selama suksesi berlangsung. Habitat hydrarkh lambat-laun menjadi lebih kering, sedangkan habitat xerarkh menjadi lebih lembab.
b. Suksesi Sekunder (subsere)
Suksesi sekunder terjadi apabila klimaks atau suksesi yanmg normal terganggu atau dirusak, misalnya oleh kebakaran, perladangan, penebangan, penggembalaan dan kerusakan lainnya. Jika gangguan atau kerusakan itu tidak hebat maka suksesi sekunder ini dapat mencapai klimaks semula. Tetapi sering kali kerusakan yang terjadi adalah berat, keadaan tanah dan air terganggu sekali, sehingga klimaks yang asal tak mungkin dapat dicapai lagi. Maka tercapailah apa yang disebut Disklimaks.
Jika hutan hujan tropis mengalami kerusakan oleh alam atau manusia (perladangan atau penebangan) maka suksesi sekunder yang terjadi biasanya dimulai dengan vegetasi rumput dan semak. Kalau keadaan tanahnya tak banyak menderita kerusakan oleh erosi, maka setelah 15 – 20 tahun akan terjadi hutan sekunder muda, dan sesudah 50 tahun terjadi hutan sekunder tua yang secara berangsur-angsur akan mencapai klimaks.
Terimakasih atas informasinya
BalasHapusirhamabdulazis271.student.ipb.ac.id
Terimakasih atas informasinya
BalasHapusirhamabdulazis271.student.ipb.ac.id