Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Transpirasi
A. Faktor dalam adalah:
1.
Penutupan stomata : Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena
kutikula secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang
terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih
banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit
untuk mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata Faktor utama yang
mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah
tingkat cahaya dan kelembapan.
2. Jumlah
dan ukuran stomata : Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan
lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi total
daripada pembukaan dan penutupan stomata.
3. Jumlah
daun : Makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi.
4.
Penggulungan atau pelipatan daun : Banyak tanaman mempunyai mekanisme
dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan air
terbatas.
5.
Kedalaman dan proliferasi akar : Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah
oleh tanaman budidaya sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar.
Perakaran yang lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar
(akar per satuan volume tanah ) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan
volume tanah sebelum terjadi pelayuan permanen.
B. Faktor luar adalah :
1. Sinar
matahari
Seperti yang telah dibicarakan didepan,
maka sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan tertutupnya
stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Karena sinar itu
juga mengandung panas (terutama sinar infra-merah), maka banyak sinar berarti
juga menambah panas, dengan demikian menaikkan tempratur. Kenaikan tempratur
sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya stoma dan dengan
demikian memperbesar transpirasi .
2.
Temperatur
Merupakan faktor lingkungan yang
terpenting yang mempengaruhi transpirasi daun yang ada dalam keadaan turgor.
Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun
yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o -20o F lebih tinggi daripada suhu udara.
Pengaruh tempratur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut
lain, yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun dan
tekanan uap air di luar daun. Kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam
daun. Kenaikan tempratur itu sudah barang tentu juga menambah tekanan uap di
luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam ruang
yang terbatas, maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung
didalam daun. Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah
berdifusi dari dalam daun ke udara bebas
3.
Kebasahan udara (Kelembaban udara)
Pada hari cerah udara tidak banyak
mengandung uap air. Di dalam keadaan yang demikian itu, tekanan uap di dalam
daun jauh lebih lebih tinggi dari pada tekanan uap di luar daun, atau dengan
kata lain, ruang di dalam daun itu lebih kenyang akan uap air daripada udara di
luar daun, jadi molekul-molekul air berdifusi dari konsentrasi tinggi (di dalam
daun) ke konsentrasi yang rendah (di luar daun. Kesimpulannya ialah, udara yang
basah menghambat transpirasi, sedang udara kering melancarkan transpirasi. Pada
kondisi alamiah, udara selalu mengandung uap air, biasanya dengan konsentrasi
antara 1 sampai 3 persen. Sebagian dari molekul air tersebut bergerak ke dalam
daun melalui stomata dengan proses kebalikan transpirasi. Laju gerak masuknya
molekul uap air tersebut berbanding dengan konsentrasi uap air udara, yaitu
kelembaban. Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju neto
dari air yang hilang. Dengan demikian, seandainya faktor lain itu sama,
transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban udara
4. Angin
Pada umumnya angin yang sedang, menambah
kegiatan transpirasi. Karena angin membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun
dekat stoma. Dengan demikian, maka uap yang masih ada di dalam daun kemudian
mendapat kesempatan untuk difusi ke luar . Angin mempunyai pengaruh ganda
yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Secara singkat
dapat disimpulkan bahwa angin cenderung untuk meningkatkan laju transpirasi,
baik di dalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi, di
bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan
demikian terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung lebih penting daripada
pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air.
Dalam udara yang sangat
tenang suatu lapisan tipis udara jenuh terbentuk di sekitar permukaan daun yang
lebih aktif bertranspirasi. Jika udara secara keseluruhan tidak jenuh, maka akan
terdapat gradasi konsentrasi uap air dari lapisan udara jenuh tersebut ke udara
yang semakin jauh semakin tidak jenuh. Dalam kondisi seperti itu transpirasi
terhenti karena lapisan udara jenuh bertindak sebagai penghambat difusi uap air
ke udara di sekitar permukaan daun. Oleh karena itu, dalam udara yang tenang
terdapat dua tahanan yang harus ditanggulangi uap air untuk berdifusi dari
ruang-ruang antar sel ke udara luar. Yang pertama adalah tahanan yang harus
dilalui pada lubang-lubang stomata, dan yang kedua adalah tahanan yang ada
dalam lapisan udara jenuh yang berdampingan dengan permukaan daun. Oleh karena
itu dalam udara yang bergerak, besarnya lubang stomata mempunyai pengaruh lebih
besar terhadap transpirasi daripada dalam udara tenang. Namun, pengaruh angin
sebenarnya lebih kompleks daripada uraian tadi karena kecendrungannya untuk
meningkatkan laju transpirasi sampai tahap tertentu dikacaukan oleh
kecendrungan untuk mendinginkan daun-daun sehingga mengurangi laju transpirasi.
Tetapi efek angin secara keseluruhan adalah selalu meningkatkan
transpirasi
5. Keadaan
air dalam tanah
Air di dalam tanah ialah satu-satunya
suber yang pokok, dari mana akar-akar tanaman mendapatkan air yang
dibutuhkannya. Absorpsi air lewat bagian-bagian lain yang ada di atas tanah
seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air lewat bagian-bagian
itu tiada seberapa kalau dibanding dengan penyerapan air melalui akar.
Tersedianya air dalam tanah adalah faktor
lingkungan lain yang mempengaruhi laju transpirasi. Bila kondisi air tanah
sedemikian sehingga penyediaan air ke sel-sel mesofil terhambat, penurunan laju
transpirasi akan segera tampak
Laju transpirasi dapat
dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari akar. Pada
siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat daripada
penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam daun. Pada
malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara dan suhu
daun lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan
oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat.
Terimakasih atas informasinya
BalasHapusirhamabdulazis271.student.ipb.ac.id