BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Biologi merupakan
ilmu tentang makhluk hidup beserta lingkungannya. Objek yang dipelajari
dalam biologi adalah makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Makhluk hidup selalu
erat kaitannya dengan lingkungannya. Lingkungan tersebut terbagi menjadi
lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan biotik meliputi semua
makhluk hidup yang terbagi menjadi atas mikroorganisme, tumbuhan, hewan, dan
manusia. Lingkungan abiotik meliputi faktor fisika dan kimia yang penting bagi makhluk
hidup, seperti air, temperatur, sinar matahari, dan tanah.
Dalam ruang lingkup Biologi,
organisme yang dipelajari, khususnya makhluk hidup terdiri atas berbagai
tingkatan organisasi kehidupan. Tingkatan organisasi yang dipelajari dimulai
dari yang paling sederhana hingga tingkatan yang kompleks. Tingkatan organisasi
kehidupan dimulai dari molekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, individu,
populasi, ekosistem, hingga ketingkatan bioma.
Jaringan merupakan sekumpulan sel yang terdapat zat antara
(plasma darah). Jaringan terbentuk karena adanya pembelahan sel. Cabang biologi
yang mempelajari adalah histology (Doni, 2009).
Jaringan pada tumbuhan berbeda dengan jaringan yang ada pada
hewan, berbeda jaringan yang pada tumbuhan adalah meristem, epicermis,
parenkim,jaringan penguat danjaringan pengangkut. Sedangkan pada hewan adalah
jaringan ephitelium, syaraf, otot, dan jaringan tulang (Asnani, 2009).
Beberapa jaringan menyusun organ dan
organ-organ tersebut membentuk satu kesatuan dalam sistem tubuh makhluk hidup.
Jaringan diklasifikasikan menurut dasar yang berbeda, dapat berdasarkan asal
usul, struktur atau fisiologi. Tubuh tumbuhan terdiri
atas kumpulan sel-sel yang mempunyai asal, fungsi, serta struktur yang sama dan
disebut sebagai jaringan. Berdasarkan perkembangannya, jaringan tumbuhan dapat
dibedakan menjadi jaringan embrional (muda) dan jaringan dewasa. Jaringan
dewasa merupakan perkembangan dari jaringan embrional yang mengalami
differensiasi struktur maupun fungsi. Jaringan meristem merupakan jaringan
embrional yang terdapat pada tumbuhan. Sedangkan jaringan dewasa terdiri dari
jaringan-jaringan yang membentuk sistem jaringan pelindung, jaringan dasar,
jaringan pengangkut dan idioblas.
1.2 Manfaat dan Tujuan
Maksud dari laporan biologi dasar
dengan materi jaringan tumbuhan dan hewan adalah agar kita dapat mengenali struktur
jaringan tumbuhan dan jaringan hewan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Pengertian Jaringan Tumbuhan dan Hewan
Jaringan dalam biologi adalah
sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang
sama. Sekumpulan jaringan akan membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan adalah histologi. Sedangkan cabang ilmu biologi yang
mempelajari jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi, (Wikipedia, 2010).
Jaringan
tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan yang mempunyai bentuk, asal, fungsi
dan struktur yang sama. Pada jaringan tumbuhan terdiri atas jaringan meristem
dan jaringan permanen. Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya selalu
membelah, JAringan meristem di bedakan menjadi dua yaitu meristem primer yang
terdapat pada titik tumbuh dan meristem sekunder terdapat pada cambium.
Sedangakan jaringan permanen adalah jaringan yang tidak meristematis. Jaringan primer
di bedakan menjadi 4 yaitu jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan
penyokong (kolenkim dan skelerenkim) dan jaringan pengangkut ( xylem dan Floem
) (Wikipedia, 2010).
Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan
sel-sel tumbuhan yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Dan jaringan
tumbuhan terdiri atas jaringan meristem dan jaringan permanen. Jaringan
meristem adalah jaringan yang selalu aktif membelah sedangkan jaringan permanen
adalah jaringan yang tidak meristematis (Dani, 2009).
Jaringan hewan adalah sekumpulan sel hewan yang mempunyai
bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan didalam tubuh hewan mempunyai sifat yang
kusus dalam melakukan fungsinya seperti jaringan otot, jaaringan ikat, jaringan
syaraf dan jaringan ephitel (Laila dalam Dani, 2009).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Jaringan Tumbuhan dan Jaringan Hewan
3.1.1
Jaringan Pada Tumbuhan
Histologi adalah ilmu tentang jaringan. Jaringan adalah sekelompok
sel yang mempunyai asal, struktur, dan fungsi yang tertentu. Berdasarkan
sifatnya, ada dua macam jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan, yaitu jaringan
muda dan jaringan dewasa. jaringan muda mempunyai sifat selalu membelah
sehingga mempunyai fungsi menambah panjang akar maupun batang.
a. Jaringan muda (meristem)
Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat antara lain, terdiri
atas sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan. Pada jaringan
meristem, biasanya tidak ditemukan adanya ruang antarsel, di antaranya sel-sel
meristem. Sel-sel meristem berbentuk bulat, lonjong atau poligonal dengan dinding
sel yang tipis. Masing-masing selnya mengandung banyak sitoplasma dan
mengandung satu atau lebih inti sel. Vakuola sel pada sel-sel meristem sangat
kecil dan kadang-kadang tidak ada.
b. Jaringan Permanen/Dewasa
Jaringan permanen (dewasa) merupakan jaringan yang tidak
aktif membelah lagi dan sudah mengalami diferensiasi. Jaringan ini mempunyai
ukuran yang relatif besar dibandingkan sel-sel meristem. Jaringan permanen
memiliki vakuola yang besar sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selaput
yang menempel pada dinding sel. Sel-selnya telah mengalami penebalan dinding
sesuai dengan fungsinya, dan di antara sel-selnya dijumpai ruang antarsel.
c. Jaringan epidermis
Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat
tumbuhan primer seperti akar,batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis
tersusun atas satu lapisan sel saja. Bentuknya bermacam-macam, misalnya isodiametris
yang memanjang, berlekuk lekuk, atau menampakkan bentuk lain. Epidermis
tersusun sangat rapat sehingga tidak terdapat ruanganruangan antarsel.
Epidermis merupakan sel hidup karena masih mengandung protoplas, walaupun dalam
jumlah sedikit. Terdapat vakuola yang besar di tengah dan tidak mengandung
plastida. Sel-sel initial epidermis
sebagian dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang sering disebut
derivat epidermis, seperti stomata, trikoma, dan sel kipas.
d. Jaringan
Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tubuh tumbuhan terdiri atas xilem
dan floem. Jaringan ini merupakan jaringan khusus. Kegunaannya bagi tumbuh
tumbuhan, yaitu sebagai jaringan untuk mengangkut zat-zat mineral yang diserap
oleh akar dari tanah atau zat-zat makanan yang telah dihasilkan pada daun untuk
disalurkan ke bagian-bagian lainnya yang semuanya memungkinkan tumbuhan untuk
hidup dan berkembang.
Jaringan pengangkut hanya terdapat pada tumbuhan tingkat
tinggi, sedangkan pada tumbuhan tingkat rendah tidak ditemui jaringan ini. Hal
ini disebabkan pada tumbuhan tingkat rendah pengangkutan air dan zat-zat
makanan cukup berlangsung dari sel ke sel. Jaringan pengangkut dibedakan
menjadi dua, yaitu xilem dan floem.
Xilem (Pembuluh Kayu) Fungsi xilem adalah sebagai tempat
pengangkutan air dan zat-zatmineral dari akar ke bagian daun. Susunan xilem ini
merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks, terdiri atas berbagai bentuk
sel. Selain itu, sel-selnya ternyata ada yang telah mati dan ada pula yang
masih hidup, tetapi pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan
membrane selnya yang tebal dan mengandung lignin sehingga fungsi xilem juga
sebagai jaringan penguat.
Floem berfungsi untuk mengangkut dan menyebarkan zat-zat
makanan yang merupakan hasil fotosintesis dari bagianbagian lain yang ada di
bawahnya. Floem mempunyai susunan jaringan yang sifatnya demikian kompleks,
terdiri atas beberapa macam bentuk sel dan di antaranya terdapat sel-sel yang
masih tetap hidup atau aktif dan sel-sel yang telah mati. Sel yang menyusun
floem antara lain sel tapis, sel penyerta, sel serabut, kulit kayu, dan sel
parenkim kulit kayu. Pada kegiatan mencangkok, bagian ini harus dikelupas habis.
e. Jaringan Gabus
Jaringan ini mempunyai sifat lebih kuat daripada epidermis,
terdapat di bagian tepi alat-alat tumbuhan. Pada tumbuhan yang berumur panjang,
bila epidermis telah mati atau tidak aktif, maka jaringan gabus ini
menggantikan fungsi epidermis yaitu sebagai pelindung jaringan di bawahnya.
Jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus yang disebut felogen. Sel-sel
gabus mengandung suberin dan kutin. Letak jaringan gabus rapat
antara satu dengan yang lainnya. Ruang antarselnya tidak ada, sehingga sukar
ditembus air dan gas. Dengan adanyacelah-celah atau pori-pori pada lapisan
gabus yang disebut lentisel, maka kesulitan itu dapat ditanggulangi karena air
dan gas-gas bisa menerobos dan melaluinya.
3.1.2. Jaringan Pada Hewan.
Seperti halnya tumbuhan tubuh
hewan juga terdiri dari sel-sel yang tersusun menjadi jaringan sehingga
terbentuk suatu struktur yang khas.Struktur tersebut berperan penting dalam
mendukung kelangsungan hidupnya.
Berikut struktur-struktur
Jaringan pada hewan :
a. Jaringan Epitel
Jaringan
epitel merupakan perkembangan dari ekstoderm dan endoderm. Epitel
terdapat pada setiap permukaan luar dan dalam tubuh untuk melapisi organ-organ
tubuh. Epitel yang menutupi permukaan luar tubuh juga dibatasi oleh epithelium
yang disebut mesotelium. Ada juga epithelium yang terbungkus untuk
menangkap rangsang dari luar yang disebut neuropitelium.
b.
Jaringan
Konektif (Penyambung)
Jaringan konektif mempunyai sel-sel yang susunannya tidak
terlalu rapat. Jaringan ini berhubungan dengan jaringan-jaringan yang lain.
Jaringan konektif dibedakan sebagai berikut.
a.
Jaringan Pengikat
Ibarat
sebuah lem, maka jaringan pengikat ini melekatkan dengan erat antar jaringan
sehingga mereka dapat menyatu dan dapat berhubungan dengan baik untuk menunjang
fungsi organ.
b.
Jaringan Penunjang/Penguat
Jaringan ini berfungsi untuk melindungi organ-organ tubuh
yang lemah. Jaringan penunjang terdiri atas bagian-bagian berikut : Jaringan
Tulang Rawan (Kartilago), Tulang Rawan
Hialin, Tulang Rawan Elastis,
Tulang Rawan Fibrosa, Jaringan
Tulang Sejati (Osteon), Tulang Kompak,
Tulang Spons (Bunga Karang), Jaringan
Darah dan Limfe
c.
Jaringan
Otot
Jaringan
otot terdiri atas serabut-serabut otot yang tersusun oleh sel-sel otot. Serabut
otot tersebut dinamakan myofibril. Sel-sel otot dibungkus oleh selaput
atau membran yang disebut sarkolema. Sel-sel otot berisi suatu cairan
sel yang disebut sarkoplasma. Jaringan otot terdapat pada semua anggota
tubuh, baik anggota gerak maupun organ organ dalam dan luar. Fungsi jaringan
otot ini adalah sebagai alat gerak aktif. Otot memiliki kemampuan untuk
berkontraksi kemudian berelaksasi sehingga dapat menggerakkan tubuh pada tempat
melekatnya otot tersebut. Otot dibedakan menjadi 3 jenis, seperti berikut.
·
Otot Lurik/Kerangka
Disebut otot lurik, karena memiliki
lurik dan dapat disebut juga otot kerangka karena melekat pada kerangka,
misalnya tendon, otot bisep, dan triseps. Otot ini memiliki bentuk silindris
panjang dan memiliki karakteristik antara lain berinti banyak di tepi, kontraksinya
di bawah kesadaran, memiliki gerakan cepat dan kuat, mudah lelah.
·
Otot Polos
Otot
ini tersusun dari sel yang berbentuk gelendong, kumparan, dan memiliki inti
satu di tengah. Otot polos berukuran antara 30-200 milimikron. Otot polos,
mempunyai
pola
permukaan yang polos, tanpa adanya pola lurik melintang. Otot ini juga
dilengkapi dengan saraf yang berasal dari system saraf tak sadar.
·
Otot Jantung
Disebut
otot jantung karena memang letaknya hanya pada jantung saja. Otot ini memiliki
struktur seperti pada otot lurik, yaitu memiliki pola lurik melintang tetapi
miofibrilnya bercabang-cabang. Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan sering
bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium. Cara kerja otot jantung seperti
otot
polos
yaitu di luar kesadaran (involunter), terus-menerus, dan tidak mudah lelah.
d.
Jaringan
Saraf
Jaringan saraf tersusun oleh selsel saraf yang disebut
neuron. Neuron ini banyak dan bercabangcabang, menghubungkan jaringan satu
dengan yang lain. Setiap sel saraf terdiri atas badan sel saraf, akson
(neurit), dendrit, dan selubung saraf. Badan sel-sel saraf kemudian berkumpul
membentuk ganglion. Ganglionganglion ini letaknya hanya pada tempat tertentu,
yaitu di kiri dan kanan sumsum tulang belakang. Jalannya impuls dimulai dari
adanya rangsangan atau stimulan dari luar yang ditangkap oleh dendrit, kemudian
dilanjutkan ke badan sel. Berdasarkan fungsinya, sel-sel saraf dapat dibedakan
menjadi tiga.
a.
Saraf Sensorik (Neuron Aferen)
Saraf sensorik bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima
rangsang (reseptor) ke pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang
belakang. Sekelompok badan sel neuron sensorik berkumpul membentuk ganglion
yang berlanjut ke sumsum tulang belakang. Akson euron sensori membawa
rangsangan menuju ke jaringan saraf pusat.
b.
Saraf Motorik (Neuron Eferen)
Tugas saraf motorik adalah menghantarkan rangsang dari pusat
susunan saraf ke bagian efektor. Bagian efektor berupa otot dan kelenjar.
Setelah bagian efektor menerima rangsang maka akan melakukan respon tubuh.
c.
Saraf Konektor (Asosiasi)
Saraf konektor bertugas menghubungkan antara saraf sensorik
dan motorik. Antara saraf satu dengan yang lain saling berhubungan. Antara
saraf yang satu dengan lainnya di hubungkan oleh akson. Hubungan antara sesama
saraf melalui titik temu antara ujung akson neuron yang satu dengan dendrit
neuron yang lain, yang disebut dengan sinaps. Fugsi sinaps adalah meneruskan
rangsang dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain. Sinaps mengeluarkan
zat untuk mempermudah meneruskan rangsang yang disebut neurotransmitter.
BAB IV
PENUTUP
Ø
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan
fungsi yang sama.
Ø
Jaringan dangan hewan adalah sekumpulan sel hewan yang
mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
Ø
Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel tumbuhan yang
mempnyai strukturyang sama.
Ø
Jaringan pada hewan terdiri dari :
·
Jaringan ephitel, yaitu jaringan yang melapisi bagian
permukaan tubuh hewan multi seluler, baik permukaan luar maupun permukaan
dalam.
·
Jaringan ikat, yaitu jaringan yang berfungsi untuk menunjang
tubuh yang dibentuk oleh sel dalam dalam jumlah sedikit.
·
Jarinngan otot, yaitu jaringan yang terdiri dari sel-sel
karena adanya molekul miofibri.
·
Jaringan syaraf, yaitu jaringan yang terdiri dari dendrit
badan sel syaraf yang mengandung inti dan akson.
Ø
Jaringan pada tumbuhan terdiri dari :
·
Jaringan meristem, yaitu jaringan yang sel penyusunnya
bersifat embrional (aktif membelah).
·
Jaringan dewasa yaitu, jaringan yang terbentuk dari hasil
differensiasi dan spesialisasi sel-sel jaringan meristem.
Ø
Jaringan dewasa terdiri dari :
·
Jaringan epidermis : jaringan yang
terdapat dipermukaan tumbuhan.
·
Jaringan parenkim : jaringan ini umumnya
bersel besar.
·
Jaringan penyokong : jaringan yang menyokong
berdirinya tumbuhan.
·
Jaringan pengangkut : jaringan yang mengangkut mineral hasil
Fotosintesis dan lainnya.
Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, para praktikan
mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipraktikan agar praktikum bias
berjalan dengan lancar dan waktu yang digunakan bisa efektif dan efisien serta
menghasilkan data yang akurat.
Daniswara, 2010.Laporan Biologi
Dasar.http//:www.daniswaraking@blogspot.com
Campbel,1999. Biologi. Jakarta: Erlangga
Google Image, 2011
Idham,2010.Biologi SMA.http//:www.BelajarBiologi@blogspot.com
Ilham,2010. Anatomi
Tumbuhan.http//:www.Ilham@blogspot.com
Istaman,2007. Jaringan Hewan. Jakarta :
AMPI
Jaime, Sri. 1994. Sciences. Jakarta :
Gramedia
Soemarwoto, Ijah. 1987. Biology Umum.
Surabaya : Gramedia
Teddy, 2008.Dasar Dasar
Biologi.http//:www.Teddy08@blogspot.com
Terimakasih atas informasinya
BalasHapusirhamabdulazis271.student.ipb.ac.id
Indonesia Genggam Internet
BalasHapusDampak Positif Keanekaragaman Hayati
Manfaat Jaringan Tumbuhan