Forester untad blog “
Forester
untad blog “ Agroforestry atau yang lebih kita
kenal dengan Wana Tani, merupakan konsep pengelolaan lahan terpadu berbasiskan
pada sektor kehutanan yang dipadukan dengan sektor pertanian, peternakan, atau
perikanan. Agroforestry adalah bagaimana kita memanfaatkan lahan dengan
tanaman multistrata sehingga tidak ada sejengkal tanahpun yang sia-sia. Tidak
hanya dengan tanaman tetapi juga dapat dipadukan dengan peternakan maupun
perikanan. Pemilihan tanaman dan tata ruang penanaman menjadi kunci
keberhasilan konsep ini. Multistrata yang dimaksud adalah pemanfaatan
lahan dengan tanaman yang berbeda misalnya dengan tanaman vegetasi bawah
(empon-empon, umbi-umbian, rumput sebagai pakan ternak), vegetasi pancang atau
tanaman musiman (pisang, pepaya, mangga, rambutan, durian), dan vegetasi pohon
yang perlu puluhan tahun untuk memanfaatkannya.
Penerapan konsep agroforesty
dalam pengelolaan lahan mampu memberikan manfaat baik secara ekonomis,
ekologis, maupun sosial budaya. Dengan variasi tanaman yang dibudidayakan mampu
memberikan pendapatan bagi masyarakat baik secara harian, bulanan, tahunan,
musiman, dan puluhan tahun. Hal ini sangat tergantung dengan pola agroforestry
yang diterapkan. Apakah agrisilvikultur (kehutanan-pertanian), silvopastura
(kehutanan-peternakan), agrisilvopastura (kehutatan-pertanian-peternakan),
silvofishery (kehutanan-perikanan), apiculture (kehutanan-lebah
madu), sericulture (kehutanan-ulat sutera), atau multipurpose forest
tree production system (perpaduan kompleks). Secara ekologis, agroforestry
memberikan dukungan konservasi tanah dan air yang cukup baik. Dengan
tanaman multistrata tentu akan meminimalisir terjadinya erosi percik,
mengurangi run off dan meningkatkan efektifitas infiltrasi air.
Pola tanam atau tata ruang agroforestry memungkinkan fungsinya sebagai windbreaker.
Secara sosial, agroforestry
mampu memberikan lapangan pekerjaan baik dalam pengolahan lahan maupun
pengolahan berbagai produk hasil panen. Variasi hasil pertanian memperkuat
system ketahanan pangan lokal masyarakat. Sehingga masyarakat tidak perlu
khawatir dengan kenaikan harga atau kelangkaan bahan pokok tertentu. Hasil kayu
memberikan supplay bahan bangunan yang murah. “Agroforestry
adalah bagaimana kita menempatkan jenis tanaman yang tepat, pada lokasi yang
tepat, dan dengan alasan yang tepat”, tegas Arief Khristanto.
Agroforestry semakin diakui sebagai pola pendekatan pengelolaan sumber
daya alam secara berkelanjutan, menggabungkan tujuan perlindungan, pertanian,
dan pembangunan . Di antara manfaat ini adalah kontribusinya dalam konservasi
keanekaragaman hayati asli. Meskipun perlindungan habitat alami tetap menjadi
tulang punggung strategi konservasi keanekaragaman hayati, setidaknya agroforestri
mendukung peran tersebut.
Penanaman multistrata
memungkinkan pemilihan jenis tanaman langka atau tanaman endemik untuk
dibudidayakan kembali. Hal ini bermanfaat sebagai perlindungan plasma nutfah
keanekaragaman hayati. Jenis tanaman dan pola tanam memberikan ruang hidup
sebagai mikro habitat berbagai jenis hidupan liar. Kupu-kupu memerlukan
tanaman spesifik sebagai inang. Beberapa jenis tanaman berbunga mampu
mengundang hadirnya bermacam jenis serangga dan burung. Jenis tanaman berbuah
memberikan cadangan pakan bagi burung dan mamalia herbivora. Peningkatan
produksi seresah mampu meningkatkan kesuburan tanah dan memperkaya jenis
serangga tanah. Agroforestry menjaga stabilitas produksi materi dari
jenis produsen untuk mendukung rantai makanan dalam keseimbangan system
ekologi. Rantai makanan yang baik tentu mendukung daur energy dan material yang
ideal pula. Dengan begitu akan menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan berbagai
manfaat yang dapat diambil dari penerapan agroforestry tersebut,
menempatkan konsep ini untuk layak dicoba sebagai konsep alternatif pengelolaan
daerah aliran sungai, khususnya bagian hulu dengan system pengelolaan terpadu
dan melibatkan multistakeholder
Terimakasih atas informasinya
BalasHapusirhamabdulazis271.student.ipb.ac.id