Oleh : Forester Untad Blog
gambar : pemilik blog
Fungsi Dan Manfaat Hutan
Mangrove
Peranan,
Manfaat dan Fungsi Hutan Magrove dalam kehidupan masyarakat yang hidup di
daerah pesisir sangat banyak sekali. Baik itu langsung dirasakan oleh penduduk
sekitar maupun peranan, manfaat dan fungsi yang tidak langsung dari hutan
mangrove itu sendiri.
Tumbuhan
yang hidup di hutan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari
ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai
sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem
perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin
oksigen atau bahkan anaerob. Mangrove tersebar di seluruh lautan tropik dan
subtropik, tumbuh hanya pada pantai yang terlindung dari gerakan gelombang;
bila keadaan pantai sebaliknya, benih tidak mampu tumbuh dengan sempurna dan
menancapkan akarnya.
Menurut
kamus Webster, habitat didefinisikan sebagai “the natural abode of a plant or
animal, esp. the particular location where it normally grows or lives, as the
seacoast, desert, etc”. terjemahan bebasnya kira-kira adalah, tempat bermukim
di alam bagi tumbuhan dan hewan terutama untuk bisa hidup dan tumbuh secara
biasa dan normal, seperti pantai laut, padang pasir dan sebagainya. Salah satu
tempat tinggal komunitas hewan dan tanaman adalah daerah pantai sebagai habitat
mangrove. Di habitat ini bermukim pula hewan dan tanaman lain. Tidak semua
habitat sama kondisinya, tergantung pada keaneka ragaman species dan daya
dukung lingkungan hidupnya.
Telah
banyak diketahui bahwa pulau, sebagai salah satu habitat komunitas mangrove,
bersifat dinamis, artinya dapat berkembang meluas ataupun berubah mengecil
bersamaan dengan berjalannya waktu. Bentuk dan luas pulau dapat berubah karena
aktivitas proses vulkanik atau karena pergeseran lapisan dasar laut. Tetapi
sedikit orang yang mengetahui bahwa mangrove berperan besar dalam dinamika
perubahan pulau, bahkan cukup mengagetkan bila ada yang menyatakan bahwa
mangrove itu dapat membentuk suatu pulau. Dikatakan bahwa mangrove berperan
penting dalam ‘membentuk pulau’.
Beberapa
berpendapat bahwa sebenarnya mangrove hanya berperan dalam menangkap,
menyimpan, mempertahankan dan mengumpulkan benda dan partikel endapan dengan
struktur akarnya yang lebat, sehingga lebih suka menyebutkan peran mangrove
sebagai “shoreline stabilizer” daripada sebagai “island initiator” atau sebagai
pembentuk pulau. Dalam proses ini yang terjadi adalah tanah di sekitar pohon
mangrove tersebut menjadi lebih stabil dengan adanya mangrove tersebut. Peran
mangrove sebagai barisan penjaga adalah melindungi zona perbatasan darat laut
di sepanjang garis pantai dan menunjang kehidupan organisme lainnya di daerah
yang dilindunginya tersebut. Hampir semua pulau di daerah tropis memiliki pohon
mangrove.
Bila
buah mangrove jatuh dari pohonnya kemudian terbawa air sampai menemukan tanah
di lokasi lain tempat menetap buah tersebut akan tumbuh menjadi pohon baru. Di
tempat ini, pohon mangrove akan tumbuh dan mengembangkan sistem perakarannya
yang rapat dan kompleks. Di tempat tersebut bahan organik dan partikel endapan
yang terbawa air akan terperangkap menyangkut pada akar mangrove. Proses ini
akan berlangsung dari waktu ke waktu dan terjadi proses penstabilan tanah dan
lumpur atau barisan pasir (sand bar). Melalui perjalanan waktu, semakin lama
akan semakin bertambah jumlah pohon mangrove yang datang dan tumbuh di lokasi
tanah ini, menguasai dan mempertahankan daerah habitat baru ini dari hempasan
ombak laut yang akan meyapu lumpur dan pasir. Bila proses ini berjalan terus,
hasil akhirnya adalah terbentuknya suatu pulau kecil yang mungkin akan terus
berkembang dengan pertumbuhan berbagai jenis mangrove serta organisme lain
dalam suatu ekosistem mangrove.
Dalam
proses demikian inilah mangrove dikatakan sebagai bisa membentuk pulau. Sebagai
barisan pertahanan pantai, mangrove menjadi bagian terbesar perisai terhadap
hantaman gelombang laut di zona terluar daratan pulau. Hutan mangrove juga
melindungi bagian dalam pulau secara efektif dari pengaruh gelombang dan badai
yang terjadi. Mangrove merupakan pelindung dan sekaligus sumber nutrien bagi
organisme yang hidup di tengahnya.
Daun
mangrove yang jatuh akan terurai oleh bakteri tanah menghasilkan makanan bagi
plankton dan merupakan nutrien bagi pertumbuhan algae laut. Plankton dan algae
yang berkembang akan menjadi makanan bagi berbagai jenis organisme darat dan
air di habitat yang bersangkutan. Demikianlah suatu ekosistem mangrove dapat
terbentuk dan berkembang dari pertumbuhan biji mangrove.
Pada
saat terjadi badai, mangrove memberikan perlindungan bagi pantai dan perahu
yang bertambat. Sistem perakarannya yang kompleks, tangguh terhadap gelombang
dan angin serta mencegah erosi pantai. Pada saat cuaca tenang akar mangrove
mengumpulkan bahan yang terbawa air dan partikel endapan, memperlambat aliran
arus air. Apabila mangrove ditebang atau diambil dari habitatnya di pantai maka
akan dapat mengakibatkan hilangnya perlindungan terhadap erosi pantai oleh
gelombang laut, dan menebarkan partikel endapan sehingga air laut menjadi keruh
yang kemudian menyebabkan kematian pada ikan dan hewan sekitarnya karena
kekurangan oksigen. Proses ini menyebabkan pula melambatnya pertumbuhan padang
lamun (seagrass).
Ekosistem
hutan mangrove memberikan banyak manfaat baik secara tidak langsung (non
economic value) maupun secara langsung kepada kehidupan manusia (economic
vallues). Beberapa manfaat mangrove antara lain adalah:
- Menumbuhkan pulau dan menstabilkan pantai.
Salah
satu peran dan sekaligus manfaat ekosistem mangrove, adalah adanya sistem
perakaran mangrove yang kompleks dan rapat, lebat dapat memerangkap sisa-sia
bahan organik dan endapan yang terbawa air laut dari bagian daratan. Proses ini
menyebabkan air laut terjaga kebersihannya dan dengan demikian memelihara
kehidupan padang lamun (seagrass) dan terumbu karang. Karena proses ini maka
mangrove seringkali dikatakan pembentuk daratan karena endapan dan tanah yang
ditahannya menumbuhkan perkembangan garis pantai dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan mangrove memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan bagi
tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayah daratan. Akar pohon
mangrove juga menjaga pinggiran pantai dari bahaya erosi. Buah vivipar yang
dapat berkelana terbawa air hingga menetap di dasar yang dangkal dapat
berkembang dan menjadi kumpulan mangrove di habitat yang baru. Dalam kurun
waktu yang panjang habitat baru ini dapat meluas menjadi pulau sendiri.
- Menjernihkan air.
Akar
pernafasan (akar pasak) dari api-api dan tancang bukan hanya berfungsi untuk
pernafasan tanaman saja, tetapi berperan juga dalam menangkap endapan dan bisa
membersihkan kandungan zat-zat kimia dari air yang datang dari daratan dan
mengalir ke laut. Air sungai yang mengalir dari daratan seringkali membawa
zat-zat kimia atau polutan. Bila air sungai melewati akar-akar pasak pohon
api-api, zat-zat kimia tersebut dapat dilepaskan dan air yang terus mengalir ke
laut menjadi bersih. Banyak penduduk melihat daerah ini sebagai lahan marginal
yang tidak berguna sehingga menimbunnya dengan tanah agar lebih produktif. Hal
ini sangat merugikan karena dapat menutup akar pernafasan dan menyebabkan pohon
mati.
- Mengawali rantai makanan.
Daun
mangrove yang jatuh dan masuk ke dalam air. Setelah mencapai dasar teruraikan
oleh mikro organisme (bakteri dan jamur). Hasil penguraian ini merupakan
makanan bagi larva dan hewan kecil air yang pada gilirannya menjadi mangsa
hewan yang lebih besar serta hewan darat yang bermukim atau berkunjung di habitat
mangrove.
- Melindungi dan memberi nutrisi.
Akar
tongkat pohon mangrove memberi zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi
hewan ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Ikan dan udang yang
ditangkap di laut dan di daerah terumbu karang sebelum dewasa memerlukan
perlindungan dari predator dan suplai nutrisi yang cukup di daerah mangrove
ini. Berbagai jenis hewan darat berlindung atau singgah bertengger dan mencari
makan di habitat mangrove.
- Manfaat bagi manusia.
Masyarakat
daerah pantai umumnya mengetahui bahwa hutan mangrove sangat berguna dan dapat
dimanfaatkan dalam berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pohon mangrove
adalah pohon berkayu yang kuat dan berdaun lebat. Mulai dari bagian akar, kulit
kayu, batang pohon, daun dan bunganya semua dapat dimanfaatkan manusia.
Beberapa kegunaan pohon mangrove yang langsung dapat dirasakan dalam kehidupan
sehari-hari antara lain adalah:
- Tempat tambat kapal.
Daerah
teluk yang terlidung seringkali dijadikan tempat berlabuh dan bertambatnya
perahu. Dalam keadaan cuaca buruk pohon mangrove dapat dijadikan perlindungan
dengan bagi perahu dan kapal dengan mengikatkannya pada batang pohon mangrove.
Perlu diperhatikan agar cara tambat semacam ini tidak dijadikan kebiasaan
karena dapat merusak batang pohon mangrove yang bersangkutan.
- Obat-obatan.
Kulit
batang pohonnya dapat dipakai untuk bahan pengawet dan obat-obatan. Macam-macam
obat dapat dihasilkan dari tanaman mangrove. Campuran kulit batang beberapa
species mangrove tertentu dapat dijadikan obat penyakit gatal atau peradangan
pada kulit. Secara tradisional tanaman mangrove dipakai sebagai obat penawar
gigitan ular, rematik, gangguan alat pencernaan dan lain-lain. Getah sejenis
pohon yang berasosiasi dengan mangrove (blind-your-eye mangrove) atau Excoecaria
agallocha dapat menyebabkan kebutaan sementara bila kena mata, akan tetapi
cairan getah ini mengandung cairan kimia yang dapat berguna untuk mengobati
sakit akibat sengatan hewan laut. Air buah dan kulit akar mangrove muda dapat
dipakai mengusir nyamuk. Air buah tancang dapat dipakai sebagai pembersih mata.
Kulit pohon tancang digunakan secara tradisional sebagai obat sakit perut dan
menurunkan panas. Di Kambodia bahan ini dipakai sebagai penawar racun ikan,
buah tancang dapat membersihkan mata, obat sakit kulit dan di India dipakai
menghentikan pendarahan. Daun mangrove bila di masukkan dalam air bisa dipakai
dalam penangkapan ikan sebagai bahan pembius yang memabukkan ikan (stupefied).
- Pengawet.
Buah
pohon tancang dapat dijadikan bahan pewarna dan pengawet kain dan jaring dengan
merendam dalam air rebusan buah tancang tersebut. Selain mengawetkan hasilnya
juga pewarnaan menjadi coklat-merah sampai coklat tua, tergantung pekat dan
lamanya merendam bahan. Pewarnaan ini banyak dipakai untuk produksi batik,
untuk memperoleh pewarnaan jingga-coklat. Air rebusan kulit pohon tingi dipakai
untuk mengawetkan bahan jaring payang oleh nelayan di daerah Labuhan, Banten.
0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:
Posting Komentar
sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???