I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Imbibisi merupakan peyusupan atau peresapan air kedalam
ruang antar dinding sel, sehingga sehingga dinding selnya akan mengembang. Misalnya masuknya air pada biji saat
berkecambah dan biji kacang hijau yang direndam dalam air beberapa jam. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air
dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya
ukuran biji yang disebut tahap imbibisi.
Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun
dari udara (dalam bentuk uap air atau embun), sehingga yang terjadi membesarnya
ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji yang melunak (Anonim,
2009).
Imbibisi
merupakan penyerapan air oleh imbiban.
Contohnya penyerapan air oleh benih, proses awal perkecambahan benih
yaitu dengan masuknya air ke dalam benih maka benih akan membesar kemudian
kulit benih pecah dan perkecambahan ditandai oleh keluarnya radikula dari dalam
benih (Indradewa, 2009).
1.2 Tujuan Dan Kegunaan
Tujuan
dari praktikum Fisiologi Tumbuhan tentang Imbibisi adalah mengetahui pengaruh
pada larutan terhadap proses imbibisi pada biji. Kegunaannya adalah kita dapat mengetahui
seberapa besar pengaruh suatu larutan terhadap proses imbibisi pada biji.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Kacang Hijau (Phaseolus radiatus)
Kacang hijau (Phaseolus
radiatus) termasuk kacang- kacangan dari famili papilionaceae dan dalam
bahasa inggris disebut Mungbean, green gram atau golden gram. Tanman ini
berbatang tegak dengan percabangan berasal dari batang utama. Batang bulat dan
berbulu dengan warna hijau dan berbulu dengan warna hijau atau ungu. Daunnya
trifoliate (daun terdiri dari tiga anak daun), letaknya berseling dan berwarna
hijau muda sampai hijau tua.
Bunga berwarna kuning tersusun dalam tandan, muncul pada
cabang dan batang dan mampu menyerbuk sendiri. Buah berupa polong berbentuk
silindris dengan panjang 6- 15 cm dan umumnya berbulu pendek. Pada waktu masih muda berwarna hijau dan
setelah tua berwarna hitam. Biji terdapat dalam polong dan umumnya berwarna
hijau, namun ada bebrapa jenis kacang hijau berwarna kuning, coklat atau hitam.
Kacang hijau dapat tumbuh di segala tipe tanah. Lahan
yang ideal untuk pertanaman yang ideal untuk pertanaman kacang hijau adalah
lahan dengan PH tanah sekitar 5,8 dan banyak mengandung bahan organic. Suhu
optimum untuk pertumbuhan kacang hijau berkisar pada 28- 30oC,
sehingga sesuai untuk dataran rendah hingga ketinggian 500 M di atas permukaan
laut. Tanaman ini juga cukup toleran
terhadap kekeringan dan masih dapat tumbuh baik pada daerah dengan kisaran
curah hujan 700-900 mm/th.
Klasifikasi Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus L).
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
2.2 Imbibisi
Air
merupakan 85 – 95 % berat tumbuhan herba yang hidup di air. Dalam sel, air diperlukan sebagai pelarut
unsur hara sehingga dapat digunakan untuk mengangkutnya, selain itu air
diperlukan juga sebagai substrat atau reaktan untuk berbagai reaksi biokimia
misalnya proses fotosintesis dan air dapat menyebabkan terbentuknya enzim dalam
tiga dimensi sehingga dapat digunakan untuk aktifitas katalisnya. Tanaman yang kekurangan air akan menjadi
layu, dan apabila tidak diberikan air secepatnya akan terjadi layu permanen
yang dapat menyebabkan kematian (Rioardi, 2009).
Imbibisi
merupakan penyerapan air oleh imbiban.
Contohnya penyerapan air oleh benih, proses awal perkecambahan benih
yaitu dengan masuknya air ke dalam benih maka benih akan membesar kemudian
kulit benih pecah dan perkecambahan ditandai
oleh keluarnya radikula dari dalam benih (Indradewa, 2009).
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Fisiologi Tumbuhan modul Imbibisi dilaksanakan
di Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako Palu,
dan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 27 Oktober 2010, pada pukul 14.00 WITA
sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan dalam Praktikum ini yaitu cawan Petri, timbangan. Sedangkan
bahan yang digunakan yaitu biji kering kacang hijau, larutan NaCl 4,o M; 2,0 M;
1 M; 0,8 M; 0,6 M; 0,4 M, aquades,
tissue.
3.3 Cara Kerja
Menyiapkan enam cawan petri dengan kertas saring
didalamnya, lalu mengisi cawan petri denga 5 ml larutan NaCl yang disediakan
dan aquades sebagai control, selanjutnya menimbang 20 biji kering, kemudian
mencatat berat sebagai berat awalnya dan menyimpan cawan selama 48 jam. Setelah 48 jam mengambil cawan dan
menimbangnya kembali sebagai berat kedua, kemudian presentase air yang masuk
kedalam biji pada setiap larutan terhadap berat kering mula-mula.
IV. HASIL DAN PEMBAHSAN
4.1 Hasil
Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5. Perubahan berat biji Kacang Hijau (Phaseolus radiatus) yang direndam
selama 48 Jam.
Konsentrasi NaCl
|
Berat awal (g)
|
Berat akhir (g)
|
Selisih (g)
|
% air yang masuk
|
Kontrol
4,0 M
2,0 M
1,0 M
0,8 M
0,6 M
0,4 M
|
1,55
1,53
1,55
1,11
1,19
1,38
1,61
|
1,45
1,44
1,50
1,12
1,21
1,41
1,36
|
0,1
0,09
0,05
0,01
0,02
0,03
0,25
|
6,45
5,88
3,33
0,90
1,68
2,17
15,52
|
4.2 Pembahasan
Dari
hasil pengamatan di atas dapat diketahui bahwa pada perendaman biji Kacang Hijau (Phaseolus radiatus) dalam larutan NaCl 0,4 M air terjadi proses
imbibisi yang cukup tinggi sehingga terdapat selisih yang besar antara berat
awal dan berat akhir. Hal ini disebabkan
karena kemungkinan pada konsentrasi ini larutan NaCl memiliki kemampuan
melakukan proses imbibisi ke dalam sel biji atau konsentrasi NaCl yang seimbang
dengan konsentrasi di dalam biji Kacang Hijau (Phaseolus radiatus). Hal ini
menandakan bahwa terjadi proses imbibisi dalam biji dan juga ditandai dengan
tingginya persentase air yang masuk ke dalam biji. Terutama pada biji yang direndam dengan
larutan sukrosa 0,6 M terjadi persentase masuknya air yang sangat tinggi yaitu
0,14 %.
Hasil
pengamatan imbibisi pada kacang hijau (Phaseolus
radiatus) sebelum direndam dalam larutan NaCL dengan konsentrasi 4,0 M; 2,0
M; 1,0 M; 0,8 M; 0,6 M; 0,4 M. dengan
berat awal 1,53 gr; 1,55 gr; 1,11 gr; 1,19 gr; 1,38 gr; 1,61 gr. Setelah direndam dalam larutan NaCL selama 48
jam. Berat biji pada kacang hijau (Phaseolus radiatus) mengalami perubahan
menjadi 1,44 gr; 1,50 gr; 1,12 gr; 1,21 gr; 1,41 gr; 1,36 gr.
Dari
pengamatan ini dapat diketahui bahwa berat biji kacang hijau (Phaseolus radiatus) mengalami perubahan berat pada konsentrasi NaCL 2,0; 1,0;
0,8; 0,6 serta penurunan berat pada konsentrasi 4,0 dan 0,4. Pada biji selalu bertambah berat disebabkan
oleh penyerapan air oleh permukaan yang menyebabkan kacang hijau mengembang
serta beratnya bertambah setelah menyerap air, selain itu semakin tinggi suatu
konsentrasi larutan maka kemampuan biji untuk menyerap suatu larutan akan
semakin besar, sehingga air akan semakin cepat bergerak kedalam biji
dikarenakan konsentrasi potensial air larutan dalam biji rendah dibandingkan
dengan potensial air larutan tersebut sehingga berat biji menjadi bertambah
(Anwar, 2008)
Pada pengamatan
perendaman biji Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus) dengan air (kontrol), persentase masuknya air ke dalam biji 0,8
%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
proses imbibisi air ke dalam biji sangat rendah. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya
daya tarik menarik antara air dengan biji.
Imbibisi merupakan proses masuknya air karena
adanya perbedaan konsentrasi, yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah. Imbibisi pada tumbuhan umumnya
terjadi pada proses penyerapan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan
khususnya air.
Air
merupakan 85 – 95 % berat tumbuhan herba yang hidup di air. Dalam sel, air diperlukan sebagai pelarut
unsur hara sehingga dapat digunakan untuk mengangkutnya, selain itu air
diperlukan juga sebagai substrat atau reaktan untuk berbagai reaksi biokimia
misalnya proses fotosintesis dan air dapat menyebabkan terbentuknya enzim dalam
tiga dimensi sehingga dapat digunakan untuk aktifitas katalisnya. Tanaman yang kekurangan air akan menjadi
layu, dan apabila tidak diberikan air secepatnya akan terjadi layu permanen
yang dapat menyebabkan kematian (Rioardi, 2009).
Imbibisi yaitu
peristiwa meresapnya air di antara
partikel dinding, sehingga
dinding selnya mengembang. Imbibisi
terjadi pada benda-benda yang permukaannya
terdiri dari bagian-bagian
yang dapat mengikat molekul
air, sehingga bagian-bagian tersebut
menjadi renggang dan mengembang (Dara,
2009).
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Semakin
tinggi konsentrasi larutan yang digunakan maka proses imbibisi pada biji tidak
akan terjadi.
2. Proses
imbibisi dapat terjadi jika ada gaya tarik menarik antara biji dengan larutan
yang digunakan.
5.2 Saran
Saran
dari praktikan diharapkan pada praktikum selanjutnya agar dalam pelaksanaan
praktikum lebih disiplin dan tepat waktu agar hasil yang diperoleh lebih
maksimal.
0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:
Posting Komentar
sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???