Puji syukur senantiasa penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya kepada penyusun
sehingga praktikum dan penyusunan laporan ini yang berjudul “ Laporan lengkap
Praktikum Mata Kuliah Fisiologi
Tumbuhan” dapat terlaksana dengan
baik. Tak lupa penyusun mengucapkan rasa terima
kasih kepada semua pihak yang telah banyak berperan penting dalam membantu
penyusunan laporan ini, yaitu kepada bapak dan ibu sebagai dosen pembimbing
yang banyak memberikan semangat dan masukan baik dalam toeri maupun
pelaksanaannya, dan terutama kakak asisten yang telah memberikan bimbingan da
arahan selama kegiatan praktikum hingga sampai saat penyusunan laporan.
Dalam penyusunan laporan lengkap peyusun meyadari bahwa laporan ini
sangat jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu
peyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat
dijadikan pedoman agar memperbaiki penyusunan laporan selanjutnya. Pada
kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih banyak kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan maupun bantuan dalam menyusun laporan
lengkap ini dan semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua baik sekarang maupun di masa yang
akan datang.
Palu, November 2011
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 55
1.2 Tujuan dan Kegunaan............................................................................ 55
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Auksin................................................................................................... 57
2.2 Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Auksin......................................... 58
2.3
Hipokotil............................................................................................... 60
2.4 Jaringan
Tumbuhan.............................................................................. 60
III. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu................................................................................ 63
3.2 Alat dan Bahan......................................................................................
63
3.3 Cara Kerja..............................................................................................
63
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil....................................................................................................... 64
4.2 Pembahasan........................................................................................... 64
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan............................................................................................ 66
5.2 Saran......................................................................................................
66
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Fisiologi
tumbuhan merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari tentang proses
metabolisme yang terjadi didalam tumbuhan yang meyebabkan tumbuhan tersebut
dapat hidup. Salah satu faktor terjadinya proses metabolisme tersebut dapat
berlangsung dengan laju yaitu karena lingkungan mikro di sekitar tumbuhan
tersebut. Dengan mempelajari tentang
fisiologi tumbuhan ini kita dapat mengetahui bagaimana sinar matahari
dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk menghasilkan karbohidrat dari bahan baku anorganik berupa air
dan karbodioksida, dengan adanya fisiologi tumbuhan ini kita juga dapat
mengetahui bahwa dalam reaksi biokimia meyebabkan terjadinya membuka dan
menutupnya stomata. Selain itu juga ada
proses imbibisi dalam suatu tanaman, imbibisi merupakan proses penyerapan air
oleh permukaan zat-zat hidrofilik seperti protein, pati, selulosa dan
lain-lainnya. Selain itu juga hormon
adalah salah satu zat pengantur tumbuh-tumbuhan, dan merupakan senyawa kimia
yang dalam konsentrasi rendah berperan aktif dalam mengontrol proses
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (Chawla, 2002).
Menurut
Trigiano (2000), Indole Acetic-Acid (IAA) merupakan salah satu jenis auksin
yang secara alami digunakan untuk pembentukan kalus. IAA memiliki sifat kimia lebih stabil dan
mobilitasnya di dalam tanaman rendah.
Sifat-sifat ini yang menyebabkan IAA dapat lebih berhasil karena sifat
kimianya yang mantap dan pengaruhnya yang lebih lama. Komposisi auksin dan sitokinin dalam media
kultur invitro memainkan peranan penting dalam induksi dan regenerasi
kalus menjadi tunas (Kadir, 2007).
1.2
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan
dari praktikum Fisiologi Tumbuhan tentang Pengaruh Auksin Terhadap Pemanjangan
Jaringan adalah untuk mengetahui pengaruh Auksin (IAA) terhadap perkecambahan
biji. Kegunaannya adalah kita dapat
mengetahui seberapa besar pengaruh auksin alami (IAA) dalam proses
perkecambahan biji.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Auksin
Istilah
Auksin berasal dari bahasa yunani auxein, meningkatkan. Auksin ini merupakan senyawa yang belum dapat
dicirikan mungkin meyebabkan pembengkokan koleoptil oat ke arah cahaya. Koleoptil yang terjadi akibat terpacunya
pemasnjangan pada sisi yang ditempeli potongan akar. Pengaruh Auksin terhadap pemanjangan dapat
dipelajari dari hasil berdasarkan penelitian pada ujung koleoptil kecambah
sejenis gandum. Sebelumnya sudah lama
diketahui bahwa ujung koleoptil itu penting untuk pemanjangan koleoptil dan
ujung bawah batangnya, bila ujung dipotong pertumbuhan akn terhambat beberapa
jam, dan akan tumbuh lagi apabila ujung
batang yang terpotong
itu telah memproduksi
auksin kembali (Dwidjoseputro, 1986).
Auksin
adalah kelas substansi pertumbuhan tanaman dan morphogens (sering disebut
phytohormone atau hormon tanaman).
Auksin memiliki peran penting dalam koordinasi banyak pertumbuhan dan
proses perilaku dalam siklus hidup tanaman. Auksin dan peran mereka dalam
pertumbuhan tanaman pertama kali diungkapkan oleh Frits ilmuwan Belanda.
Hal ini
menunjukan bahwa terdapat zat yang diproduksi dibagian ujung dan bergerak ke
bawah yang mempengaruhi pertumbuhan, zat ini oleh kogl dinamakan Auksin dari
bahasa latin yaitu auksin yang berarti tumbuh (Suwasono,
1983).
2.2
IAA (Indole Acetic Acid)
Asam
indole acetic acid, juga dikenal sebagai IAA, adalah senyawa heterosiklik yang
phytohormone yang disebut auksin. Ini
padat berwarna mungkin adalah auksin tanaman yang paling penting. Molekul ini berasal dari indol, mengandung
kelompok karboksimetil (asam asetat). IAA diproduksi dalam sel-sel di puncak (tunas) dan daun muda
tanaman. Sel tumbuhan terutama
mensintesis IAA dari tryptophan tetapi juga dapat menghasilkan secara mandiri
dari tryptophan. Kimia, dapat disintesis dengan
reaksi indol dengan asam glikolat dengan adanya dasar pada 250 ° C.
IAA
memiliki efek yang berbeda, seperti semua auksin lakukan, seperti merangsang
pemanjangan sel dan pembelahan sel dengan semua hasil berikutnya untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Ada yang lebih murah dan metabolik stabil analog auksin sintetis di
pasar untuk digunakan dalam hortikultura, seperti asam indole-3-butirat (IBA)
dan asam 1-naphthaleneacetic (NAA).
Studi
IAA tahun 1940-an menyebabkan perkembangan herbisida fenoksi asam
2,4-ichlorophenoxyacetic (2,4-D) dan asam 2,4,5-triklorofenoksiasetik
(2,4,5-T). Seperti IBA dan NAA, 2,4-D dan 2,4,5-T metabolik dan lingkungan yang lebih stabil
analog IAA. Namun, ketika disemprotkan pada tanaman dicot luas daun, mereka
mendorong cepat, pertumbuhan yang tidak terkendali, akhirnya membunuh mereka.
Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1946, ini herbisida yang digunakan secara
luas dalam pertanian pada pertengahan 1950-an (M. S.
Saleh, 2003).
III.
METODE PRAKTEK
3.1
Tempat dan Waktu
Praktikum
Fisiologi Tumbuhan tentang Pengaruh Auksin Terhadap Pemanjangan Jaringan ini
dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian Universitas
Tadulako, Palu. Pada hari Rabu 03
November 2010 pukul 14.00 WITA sampai
selesai.
3.2
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam Praktikum ini yaitu silet/cutter. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu kecambah
Kacang Hijau ( Phaseolus radiates L) yang berumur 5 hari (dikecambahkan di tempat
gelap),aquades , larutan IAA 0,01 ppm; 0,03 ppm; 0,05 ppm; 0,07 ppm; 0,09 ppm.
3.3
Cara Kerja
Cara
kerja dalam Praktikum ini yaitu pertama kami membuat potongan hipokotil
sepanjang 3 cm, kemudian kami menyiapkan larutan masing-masing 5 ml pada cawan
petri dan menggunakan aquades sebagai kontrol, setelah itu kami memasukkan
masing-masing 5 potongan hipokotil pada larutan yang disediakan, selanjutnya
menyimpannya di tempat gelap selama 48 jam, kemudian kami mengukurnya setiap
hari dan membandingkan dari semua perlakuan yang ada.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 7.
Pengaruh Auksin Terhadap Pemanjangan Jaringan.
Perlakuan
|
Panjang
awal (cm)
|
Panjang
akhir (cm)
|
Selisih
|
Kontrol
IAA
0,01 ppm
IAA
0,03 ppm
IAA
0,05 ppm
IAA
0,07 ppm
IAA
0,09 ppm
|
3
3
3
3
3
3
|
2
3,1
3,4
2,9
3,3
3,6
|
1
0,1
0,4
0,1
0,3
0,6
|
4.2
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat
diketahui bahwa pada percobaan perendaman hipokotil kacang hijau (Phaseolus radiatus) dengan menggunakan
larutan IAA 0,01 ppm, 0,03 ppm, 0,05 ppm, 0,07 ppm dan 0,09 ppm terjadi
penyusutan panjang yang direndam selama 48 jam.
Hal ini disebabkan karena kemungkinan konsentrasi dari larutan tersebut
tinggi sehingga peranannya dalam merespon pemanjangan jaringan tidak fleksibel
bahkan dapat merusak hormon yang ada dalam hipokotil kacang hijau, atau
kemungkinan lainnya adalah kurang ketelitian dalam proses pengukuran hipokotil,
sebab hormon berfungsi untuk meningkatkan perkembangan suatu organisme dan
berperan aktif dalam perpanjangan jaringan.
Dari hasil studi tentang pengaruh auksin
(IAA) terhadap perkembangan sel menunjukkan bahwa auksin dapat meningkatkan
tekanan osmotik, meningkatkan permeabilitas sel terhdap air, meningkatkan
sintesis protein, meningkatkan plastisitas dan pengembangan dinding sel (Mukhtarom, 2009).
Hormon yang berasal dari bahasa Yunani yaitu Hormaein ini mempunyai arti merangsang, membangkitkan atau
mendorong timbulnya suatu aktifitas biokimia sehingga fito-hormon tanaman dapat
didefinisikan sebagai senyawa organik tanaman yang bekerja aktif dalam jumlah
sedikit, ditransportasikan ke seluruh bagian tanaman sehingga dapat
mempengaruhi pertumbuhan atau proses-proses fisiologi tanaman. Hormon tumbuh
dapat berperan aktif dalam merespon pemanjangan jaringan jika berada pada
konsentrasi yang rendah, tetapi jika berada dalam konsentrasi yang tinggi selain
peranannya berkurang juga dapat berperan sebagai pestisida (Anonim, 2008).
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil dan pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1.
Hormon
tumbuhan akan berperan aktif dalam merangsang pemanjangan jaringan jika berada
pada konsentrasi rendah.
2.
Hipokotil
kacang hijau (phaseolus radiates) mengalami perpanjangan jaringan pada saat
perendaman dengan IAA 0,01 ppm
5.2
Saran
Saran dari praktikan diharapkan pada praktikum-praktikum
selanjutnya lebih teliti dalam mengukur berat bahan, agar hasil yang diperoleh
lebih baik dan maksimal agar tujuan dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
______, 2005.
Pengukuran Potensial
Air Pada Jaringan
Tanaman.
______, 2008. Sedikit
Tentang Zat Pengatur Tumbuh. http://yoxx.blogspot.com. Diakses pada tanggal 18 November 2010.
November 2009.
______, 2009. Klorofil.
http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 18 November 2010.
tanggal 15 November 2010.
______, 2009. Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus). "http://id.wikipedia.org.
Di akses pada tanggal 14 November 2010.
November 2009.
Basri Z., 2004. Kultur
Jaringan Tanaman. Universitas
Tadulako Press. Palu.
Chawla, 2000. Manfaat
Zat Pengatur Tumbuh. Nuansa Graha,
Jakarta.
Chawla, 2002. http:/yoxx.blogspot.com/sedikit-tentang-zat-pengatur-tumbuh.html
diakses pada tanggal 01 November 2010.
Copyright, 2007. Learning.Unram.ac.id/pengatur%20Tumbuh. htm. Diakses
pada tanggal 02 November 2010.
Christie. Jennifer, 2009. Zat
Pengatur Tumbuh (ZPT). Bunga Melati,
Bandung.
15 November 2010.
Dalimunthe A., 2004Stomata Peranannya Dalam Metabolisme. http://library.usu.ac.id. Di akses tanggal 15 November 2010.
Damayanti F., 2007. Analisis
Jumlah Kromosom dan Anatomi Stomata Pada Beberapa Plasma Nutfah Pisang (Musa
sp.) Asal Kalimantan Timur. http://bioscientiae.unlam.ac.id. Di akses pada tanggal 15 November 2010.
Dara, 2009. Pengangkutan
Pada Tumbuhan. http://dara9.files.wordpress.com. Di akses pada tanggal 15 November
2010.
Filter, 1989. Fisiologi lingkungan Tumbuhan. Gadja Mada
Universitas Press, Yogyakarta.
Heddy, S., 2000.
Hormon Tumbuhan. Rajawali, Jakarta.
Indradewa. D., 2009. Fisiologi
Tumbuhan. www.faperta.ugm.ac.id. Di akses pada tanggal 15
November 2010.
Jozep, 2002. Pengaruh
Urea Terhadap Pertumbuhan Biji. S Niaga Mas, Surabaya.
June T., 2008. Kenaikan CO2 dan Perubahan Iklim :
Implikasinya Terhadap Pertumbuhan Tanaman. http://members.tripod.com. Di akses pada tanggal 16 Nopember
2010.
Kadir, 2007. Indole
Acetic-Acid (IAA). Gramedia,
Surabaya.
Kristio, 2009. Tanaman
Obat Indonesia. http://www.warintek.ristek.go.id. Di akses pada tanggal 15 November 2010.
Lakitan B., 2004.
Dasar-Dasar Fisiologi
Tumbuhan. Raja Grafindo
Persada,
Jakarta.
Mulyani, 2000. Anatomi
Tumbuhan. Kanisius, Yogyakarta.
14
November 2010.
Mukhtarom,
2009. Fungsi Auksin. http://mukhtarom-ali.blogspot.com. Diakses pada tanggal 19 November 2010.
Plantamor, 2008. Sosongkokan (Rhoeo discolor). http://www.plantamor.com. Di akses pada
tanggal 14 November 2010.
Purwanti,
Devi. 2007. Pengaruh Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor Terhadap Struktur Epidermis dan Stomata Daun Tanaman
Pelindung Di Jalan Adi Sumarno Sampai Terminal Tirtonadi Surakarta.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Rukmana R., 2005. Usaha
Tani Jagung. Kanisius, Yogyakarta.
Rioardi, 2009. Air
Dalam Tumbuhan. http:// WordPress.com. Di akses pada tanggal 14 November 2009.
Saleh, M.S.,
2003. Asam Indole Acetic Acid.
Surya Indah, Magelang.
Suwasono, 1983. Pengaruh
Auksin Terhadap Pertumbuhan. Mina
Raharja, Bandung.
Salisbury, D., 1995. Fisiologi Tumbuhan jilid 1 edisi IV. ITB, Bandung.
Sukamto, 2007. Kamus Pertanian. Aneka Ilmu, Semarang.
Salisbury FB,
Ross CW. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2.
Institut Teknologi, Bandung.
Theo, 2007. Morfologi Tanaman kakao. http://afandypoltek.wordpress.com. (diakses pada tanggal 13
November 2010).
, 2009. Klorofil
pada Cacao. http//id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 14 November 2010.
Wuryan, 2009. Daya
Kecambah Indeks Vigor. http://wuryan.wordpress.com. Diakses pada
tanggal 28 November 2010.
0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:
Posting Komentar
sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???