Sumberdaya hutan
berperan sebagai penggerak ekonomi dapat teridentifikasi daalam beberapa hal,
yaitu: pertama, penyediaan devisa untuk membangun sektor lain yang membutuhkan
teknologi dari luar negeri; kedua, penyediaan hutan dan lahan sebagai modal
awal untuk pembangunan berbagai sektor, terutama untuk kegiatan perkebunan,
industri dan sektor ekonomi lainnya; dan yang ketiga, peran kehutanan dalam
pelayanan jasa lingkungan hidup dan lingkungan sosial masyarakat. Ketiga bentuk
peranan tersebut berkaitan dengan peranan sumberdaya hutan sebagai penggerak
ekonomi yang sangat potensial, sangat kompleks dan saling terkait.
Peran SDH tersebut dikarenakan sifat
produk SDH, sebagai berikut:
1.
Kayu merupakan produk multiguna, sehingga diperlukan
banyak jenis industri dan produk kayu hampir selalu berperan pada setiap
tahapan perkembangan teknologi dan perekonomian.
2.
Konsumsi hasil hutan (kayu dan bukan kayu) relatif stabil
dan investasi usahanya relatif kecil serta pengembalian modalnya dapat cepat
kembali pada areal hutan alam.
3.
Memiliki
”forward
lingkage” dan ”backward lingkage” yang kuat terhadap perkembangan sektor
ekonomi lainnya.
4.
Mendorong berkembangnya ekonomi pedesaan, karena sifat
produk sumberdaya hutan tersebar dan volume produksinya besar, biaya angkut
tinggi, sehingga dapat menciptakan kegiatan ekonomi di permukiman dekat kawasan
hutan.
5.
Industri
hasil hutan relatif lebih muda didirikan, biasanya tidak memerlukan input
teknologi tinggi dan skala usaha tidak terlalu besar.
Beberapa peranan sumberdaya hutan
dalam menggerakkan perekonomian suatu negara atau wilayah/daerah berikut ini.
1. Peranan
Sumberdaya Hutan sebagai Penghasil Devisa
Peranan sumberdaya hutan sebagai
penghasil devisa sangat penting untuk perbaikan ekonomi makro dan perdagangan
global. Peranan hasil hutan selalu lebih tinggi untuk menghasilkan devisa,
terutama pada negara yang baru berkembang dan berbasis pada sumberdaya, karena
hutan pada awal perkembangan ekonomi suatu negara sangat mudah dipanen (biaya
eksploitasinya rendah. Meskipun berada terjadi penurunan kinerja untuk industri
kehutanan tertentu, secara umum sektor kehutanan periode sepuluh tahun terakhir
(1995 – 2004) telah berhasil memberikan kontribusi signifikan bagi perolehan
devisa. Dari sisi nilai, fluktuasi kontribusi devisa sektor kehutanan terjadi
karena terdapat industri kehutanan yang menurun (baca: plywood), sementara
industri kehutanan seperti meubel, kayu olahan, serta pulp dan kertas terus
mengalami peningkatan. Sedangkan dari sisi prosentase terhadap total devisa,
kontribusi sektor kehutanan memang cenderung terus menurun.
Fakta kedua yang mencerminkan kinerja
sektor kehutanan dalam perolehan devisa adalah kemampuan sektor kehutanan dalam
menyerap investasi. Sejak mulai dilakukan pengusahaan hutan dan industri
kehutanan, sektor kehutanan telah berhasil menyerap total investasi senilai US$
27,77 milyar. Tertinggi adalah investasi dalam industri pulp dan kertas yang
mencapai nilai US$ 16 milyar (58%), diikuti investasi kayu lapis dan HPH masing-masing
senilai US$ 3,3 (12%) dan US$ 3,28 milyar (12%), investasi HTI senilai US$ 3,00
milyar (11%), kayu gergajian dan kayu olahan senilai US$ 1,03 milyar (4%),
meubel senilai US$ 0,80 milyar (3%) perekat dan kerajinan masing-masing
senilai US$ 0,19 milyar (1%) dan US$ 0,17 milyar (1%). Dengan besaran nilai
investasi tersebut, jelas sektor kehutanan merupakan asset nasional yang harus
dirawat dan dijaga sekaligus diupayakan pengembangannya (Nugraha dan
Rudiantoro,2008).
2. Peranan
Sumberdaya Hutan sebagai Penggerak Sektor Ekonomi Lainnya
Sebagai penggerak sektor ekonomi
lainnya, maka hasil hutan memberi dukungan modal bagi pembangunan infrastruktur
industri dalam negeri dan untuk penyediaan teknologi yang berasal dari impor.
Dukungan lainnya adalah banyak kegiatan yang dibiayai langsung dari hasil kayu
tebangan untuk mendorong kegiatan perkebunan, sebagai hasil konversi hutan.
Produk hasil hutan , baik berupa kayu
maupun bukan kayu, adalah merupakan bahan baku industri, yang mendorong
berkembangnya industri dan jasa (pengangkutan dan pemasaran).
Untuk mengetahui peranan sektor
kehutanan terhadap sektor ekonomi lainnya dapat analisis input-output.
Hasil penelitian Haman (2007) tentang peranan sektor kehutanan pada pedesaan
hutan di wilayah pemukiman Kassi Kabupaten Gowa dengan menggunakan analisis input-output
3. Peranan Sumberdaya
Hutan dalam Penyediaan Lapangan Kerja
Sumberdaya
hutan sangat penting artinya dalam mendorong tersedianya lapangan kerja, karena
sektor kehutanan memiliki banyak lapangan usaha antara lain:
1.
Kegiatan
penanaman, pemeliharaan dan perlindungan hutan.
2.
Kegiatan
pemanenan hasil hutan (penebangan dan pengangkutan)
3.
Kegiatan
dalam industri hasil hutan meliputi industri penggergajian, industri pulp dan
kertas, industri wood working, industri plywood, industri gondorukem, dan industri-industri
yang bahan baku utamanya dari hasil hutan seperti gula aren.
4.
Kegiatan
jasa sektor kehutanan antara lain perdagangan hasil hutan, rekreasi hutan,
transportasi, pendidikan dan jasa konsultan pembangunan sektor kehutanan.
Peranan
Sektor Kehutanan di Indonesia dalam penyerapan tenaga kerja diperkirakan
mencapai jumlah 21,5 juta orang. Masing-masing 15,09 juta orang di kawasan
hutan produksi, 4,31 juta di kawasan suaka alam dan pelestarian alam. Sementara
perkiraan jumlah tenaga kerja langsung pada kegiatan pengusahaan hutan alam
seluas 15,6 juta hektar mencapai 4,56 juta orang kerja, yang terdiri dari
kegiatan pembangunan hutan tanaman industri (HTI) seluas 5 juta hektar
dibutuhkan tenaga kerja 2,5 juta orang kerja. Selain di hutan produksi, kegiatan
ekonomi di kawasan taman wisata seluas 300 ribu hektar membutuhkan 60 ribu
orang kerja. Sedangkan kegiatan pada hutan lindung dan kawasan konservasi
seluas 39 juta hektar membutuhkan tenaga kerja sekitar 3,9 juta orang kerja.
4. Peranan Sumberdaya
Hutan dalam Meningkatkan Pendapatan Nasional
Pendapatan
Domestik Bruto (PDB) dari sektor kehutanan saat ini mengalami penurunan
dibandingkan pada awal pembangunan Indonesia. Angka ini sangat kecil dari
seharusnya karena kelebihan perhitungan PDB (Produk Domestik Bruto), dimana:
1.
PDB
hanya menghitung nilai uang (nilai pasar), tidak menghitung intangible benefit
seperti fungsi sumberdaya hutan dalam pengaturan tata air, pencegah erosi dan
penyerapan karbon.
2.
PDB
tidak melihat keterkaitan /dampak positif dari sektor kehutanan ke sektor lain
seperti dampak terhadap peningkatan sektor industri dan pertanian sawah
irigasi.
Peranan
sektor kehutanan di Indonesia sangat berpengaruh terhadap tingkat pencapaian
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di berbagai daerah di Indonesia. Beberapa
daerah seperti Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Papua sektor
kehutanannya memiliki korelasi yang sangat
kuat terhadap nilai PDRB yang dicapai. Artinya peran sektor kehutanan sangat
besar bagi pertumbuhan ekonomi wilayah yang bersangkutan. Sementara Kalimantan
Selatan, Yogyakarta, Maluku Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Jambi
sektor kehutanan di daerahnya memiliki sumbangan yang cukup besar bagi nilai
PDRB. Hal ini penting untuk dikemukakan karena masih terdapat pemikiran
sekaligus analisa yang cenderung menyesatkan di sebagian kalangan, dimana
secara nasional PDRB agregat yang dihasilkan sektor kehutanan relatif kecil.
Akibatnya timbul simplifikasi bahwa upaya pengembangan dan pembangkitan sektor
kehutanan dirasa tidak penting. Padahal, peran sektor kehutanan di daerah-
daerah tertentu yang menyumbangkan PDRB signifikan sangatlah besar
kontribusinya bagi pertumbuhan ekonomi regional, utamanya devisa, pajak serta
penyerapan tenaga kerja. Dipastikan, kegagalan mempertahankan bahkan
membangkitkan kembali peran sektor kehutanan akan berdampak sangat buruk
terhadap kondisi sosial ekonomi regional.
Di
samping itu, produk-produk sektor kehutanan memiliki rasio keunggulan
komparatif yang lebih tinggi dibandingkan produk-produk lain di dalam negeri.
Antara lain dibandingkan dengan produk tekstil, produk kulit, pakaian jadi
maupun makanan olahan. Selain unggul dibanding produk lain di dalam negeri,
untuk produk sejenis di Asia Tenggara, produk kayu dan produk sektor kehutanan
indonesia memiliki struktur keunggulan komparatif yang lebih baik.
5. Peranan
Sumberdaya Hutan dalam Pelayanan Jasa Lingkungan
Peranan kehutanan dalam pelayanan jasa
lingkungan diberikan oleh keberadaan sumberdaya hutan sebagai perlindungan
plasma nutfah, keanekaragaman hayati, dan nilai-nilai estetis yang
potensial bernilai ekonomi apabila dapat dikelola dengan baik. Pengembangan
perekonomian pariwisata terutama ekowisata sangat dipengaruhi oleh bentang
alam, keindahan dan kekhasan sumberdaya hutan. Peranan sumberdaya hutan ini
tidak menghasilkan langsung nilai uang, tetapi menghasilkan nilai uang bagi
sektor pariwisata. Di masa depan peranan jasa lingkungan berupa perbaikan tata
air, pembersih udara, nilai estetika mempunyai peranan yang sangat besar dalam
keberlanjutan ekonomi jangka panjang.
Sekian dan terima kasih…
0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:
Posting Komentar
sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???