Kamis, 14 November 2013

biologi 2 : Jaringan hewan dan jaringan tumbuhan


BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Biologi merupakan ilmu tentang makhluk hidup beserta lingkungannya. Objek yang dipelajari dalam biologi adalah makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Makhluk hidup selalu erat kaitannya dengan lingkungannya. Lingkungan tersebut terbagi menjadi lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan biotik meliputi semua makhluk hidup yang terbagi menjadi atas mikroorganisme, tumbuhan, hewan, dan manusia. Lingkungan abiotik meliputi faktor fisika dan kimia yang penting bagi makhluk hidup, seperti air, temperatur, sinar matahari, dan tanah.
Dalam ruang lingkup Biologi, organisme yang dipelajari, khususnya makhluk hidup terdiri atas berbagai tingkatan organisasi kehidupan. Tingkatan organisasi yang dipelajari dimulai dari yang paling sederhana hingga tingkatan yang kompleks. Tingkatan organisasi kehidupan dimulai dari molekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi, ekosistem, hingga ketingkatan bioma.
Jaringan merupakan sekumpulan sel yang terdapat zat antara (plasma darah). Jaringan terbentuk karena adanya pembelahan sel. Cabang biologi yang mempelajari adalah histology (Doni, 2009).
Jaringan pada tumbuhan berbeda dengan jaringan yang ada pada hewan, berbeda jaringan yang pada tumbuhan adalah meristem, epicermis, parenkim,jaringan penguat danjaringan pengangkut. Sedangkan pada hewan adalah jaringan ephitelium, syaraf, otot, dan jaringan tulang (Asnani, 2009).
Beberapa jaringan menyusun organ dan organ-organ tersebut membentuk satu kesatuan dalam sistem tubuh makhluk hidup. Jaringan diklasifikasikan menurut dasar yang berbeda, dapat berdasarkan asal usul, struktur atau fisiologi. Tubuh tumbuhan terdiri atas kumpulan sel-sel yang mempunyai asal, fungsi, serta struktur yang sama dan disebut sebagai jaringan. Berdasarkan perkembangannya, jaringan tumbuhan dapat dibedakan menjadi jaringan embrional (muda) dan jaringan dewasa. Jaringan dewasa merupakan perkembangan dari jaringan embrional yang mengalami differensiasi struktur maupun fungsi. Jaringan meristem merupakan jaringan embrional yang terdapat pada tumbuhan. Sedangkan jaringan dewasa terdiri dari jaringan-jaringan yang membentuk sistem jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan pengangkut dan idioblas.
1.2 Manfaat dan Tujuan
Maksud dari laporan biologi dasar dengan materi jaringan tumbuhan dan hewan adalah agar kita dapat mengenali struktur jaringan tumbuhan dan jaringan hewan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Jaringan Tumbuhan dan Hewan
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Sekumpulan jaringan akan membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan adalah histologi. Sedangkan cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi, (Wikipedia, 2010).
Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan yang mempunyai bentuk, asal, fungsi dan struktur yang sama. Pada jaringan tumbuhan terdiri atas jaringan meristem dan jaringan permanen. Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya selalu membelah, JAringan meristem di bedakan menjadi dua yaitu meristem primer yang terdapat pada titik tumbuh dan meristem sekunder terdapat pada cambium. Sedangakan jaringan permanen adalah jaringan yang tidak meristematis. Jaringan primer di bedakan menjadi 4 yaitu jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penyokong (kolenkim dan skelerenkim) dan jaringan pengangkut ( xylem dan Floem ) (Wikipedia, 2010).
Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Dan jaringan tumbuhan terdiri atas jaringan meristem dan jaringan permanen. Jaringan meristem adalah jaringan yang selalu aktif membelah sedangkan jaringan permanen adalah jaringan yang tidak meristematis (Dani, 2009).
Jaringan hewan adalah sekumpulan sel hewan yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan didalam tubuh hewan mempunyai sifat yang kusus dalam melakukan fungsinya seperti jaringan otot, jaaringan ikat, jaringan syaraf dan jaringan ephitel (Laila dalam Dani, 2009).
BAB III
PEMBAHASAN


3.1 Jaringan Tumbuhan dan Jaringan Hewan
3.1.1        Jaringan Pada Tumbuhan
Histologi adalah ilmu tentang jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai asal, struktur, dan fungsi yang tertentu. Berdasarkan sifatnya, ada dua macam jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan, yaitu jaringan muda dan jaringan dewasa. jaringan muda mempunyai sifat selalu membelah sehingga mempunyai fungsi menambah panjang akar maupun batang.
a.      Jaringan muda (meristem)
Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat antara lain, terdiri atas sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan. Pada jaringan meristem, biasanya tidak ditemukan adanya ruang antarsel, di antaranya sel-sel meristem. Sel-sel meristem berbentuk bulat, lonjong atau poligonal dengan dinding sel yang tipis. Masing-masing selnya mengandung banyak sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti sel. Vakuola sel pada sel-sel meristem sangat kecil dan kadang-kadang tidak ada.
b.      Jaringan Permanen/Dewasa
Jaringan permanen (dewasa) merupakan jaringan yang tidak aktif membelah lagi dan sudah mengalami diferensiasi. Jaringan ini mempunyai ukuran yang relatif besar dibandingkan sel-sel meristem. Jaringan permanen memiliki vakuola yang besar sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selaput yang menempel pada dinding sel. Sel-selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya, dan di antara sel-selnya dijumpai ruang antarsel.
c.       Jaringan epidermis
Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer seperti akar,batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis tersusun atas satu lapisan sel saja. Bentuknya bermacam-macam, misalnya isodiametris yang memanjang, berlekuk lekuk, atau menampakkan bentuk lain. Epidermis tersusun sangat rapat sehingga tidak terdapat ruanganruangan antarsel. Epidermis merupakan sel hidup karena masih mengandung protoplas, walaupun dalam jumlah sedikit. Terdapat vakuola yang besar di tengah dan tidak mengandung plastida.  Sel-sel initial epidermis sebagian dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang sering disebut derivat epidermis, seperti stomata, trikoma, dan sel kipas.
d.      Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tubuh tumbuhan terdiri atas xilem dan floem. Jaringan ini merupakan jaringan khusus. Kegunaannya bagi tumbuh tumbuhan, yaitu sebagai jaringan untuk mengangkut zat-zat mineral yang diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat makanan yang telah dihasilkan pada daun untuk disalurkan ke bagian-bagian lainnya yang semuanya memungkinkan tumbuhan untuk hidup dan berkembang.
Jaringan pengangkut hanya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi, sedangkan pada tumbuhan tingkat rendah tidak ditemui jaringan ini. Hal ini disebabkan pada tumbuhan tingkat rendah pengangkutan air dan zat-zat makanan cukup berlangsung dari sel ke sel. Jaringan pengangkut dibedakan menjadi dua, yaitu xilem dan floem.
Xilem (Pembuluh Kayu) Fungsi xilem adalah sebagai tempat pengangkutan air dan zat-zatmineral dari akar ke bagian daun. Susunan xilem ini merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks, terdiri atas berbagai bentuk sel. Selain itu, sel-selnya ternyata ada yang telah mati dan ada pula yang masih hidup, tetapi pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan membrane selnya yang tebal dan mengandung lignin sehingga fungsi xilem juga sebagai jaringan penguat.
Floem berfungsi untuk mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan yang merupakan hasil fotosintesis dari bagianbagian lain yang ada di bawahnya. Floem mempunyai susunan jaringan yang sifatnya demikian kompleks, terdiri atas beberapa macam bentuk sel dan di antaranya terdapat sel-sel yang masih tetap hidup atau aktif dan sel-sel yang telah mati. Sel yang menyusun floem antara lain sel tapis, sel penyerta, sel serabut, kulit kayu, dan sel parenkim kulit kayu. Pada kegiatan mencangkok, bagian ini harus dikelupas habis.
e.       Jaringan Gabus
Jaringan ini mempunyai sifat lebih kuat daripada epidermis, terdapat di bagian tepi alat-alat tumbuhan. Pada tumbuhan yang berumur panjang, bila epidermis telah mati atau tidak aktif, maka jaringan gabus ini menggantikan fungsi epidermis yaitu sebagai pelindung jaringan di bawahnya. Jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus yang disebut felogen. Sel-sel gabus mengandung suberin dan kutin. Letak jaringan gabus rapat antara satu dengan yang lainnya. Ruang antarselnya tidak ada, sehingga sukar ditembus air dan gas. Dengan adanyacelah-celah atau pori-pori pada lapisan gabus yang disebut lentisel, maka kesulitan itu dapat ditanggulangi karena air dan gas-gas bisa menerobos dan melaluinya.
3.1.2. Jaringan Pada Hewan.
Seperti halnya tumbuhan tubuh hewan juga terdiri dari sel-sel yang tersusun menjadi jaringan sehingga terbentuk suatu struktur yang khas.Struktur tersebut berperan penting dalam mendukung kelangsungan hidupnya.
Berikut struktur-struktur Jaringan pada hewan :
a.      Jaringan Epitel
Jaringan epitel merupakan perkembangan dari ekstoderm dan endoderm. Epitel terdapat pada setiap permukaan luar dan dalam tubuh untuk melapisi organ-organ tubuh. Epitel yang menutupi permukaan luar tubuh juga dibatasi oleh epithelium yang disebut mesotelium. Ada juga epithelium yang terbungkus untuk menangkap rangsang dari luar yang disebut neuropitelium.
b.      Jaringan Konektif (Penyambung)
Jaringan konektif mempunyai sel-sel yang susunannya tidak terlalu rapat. Jaringan ini berhubungan dengan jaringan-jaringan yang lain. Jaringan konektif dibedakan sebagai berikut.
a. Jaringan Pengikat
Ibarat sebuah lem, maka jaringan pengikat ini melekatkan dengan erat antar jaringan sehingga mereka dapat menyatu dan dapat berhubungan dengan baik untuk menunjang fungsi organ.
b. Jaringan Penunjang/Penguat
Jaringan ini berfungsi untuk melindungi organ-organ tubuh yang lemah. Jaringan penunjang terdiri atas bagian-bagian berikut : Jaringan Tulang Rawan (Kartilago), Tulang Rawan Hialin, Tulang Rawan Elastis, Tulang Rawan Fibrosa, Jaringan Tulang Sejati (Osteon), Tulang Kompak, Tulang Spons (Bunga Karang), Jaringan Darah dan Limfe
c.       Jaringan Otot
Jaringan otot terdiri atas serabut-serabut otot yang tersusun oleh sel-sel otot. Serabut otot tersebut dinamakan myofibril. Sel-sel otot dibungkus oleh selaput atau membran yang disebut sarkolema. Sel-sel otot berisi suatu cairan sel yang disebut sarkoplasma. Jaringan otot terdapat pada semua anggota tubuh, baik anggota gerak maupun organ organ dalam dan luar. Fungsi jaringan otot ini adalah sebagai alat gerak aktif. Otot memiliki kemampuan untuk berkontraksi kemudian berelaksasi sehingga dapat menggerakkan tubuh pada tempat melekatnya otot tersebut. Otot dibedakan menjadi 3 jenis, seperti berikut.
·          Otot Lurik/Kerangka
Disebut otot lurik, karena memiliki lurik dan dapat disebut juga otot kerangka karena melekat pada kerangka, misalnya tendon, otot bisep, dan triseps. Otot ini memiliki bentuk silindris panjang dan memiliki karakteristik antara lain berinti banyak di tepi, kontraksinya di bawah kesadaran, memiliki gerakan cepat dan kuat, mudah lelah.
·          Otot Polos
Otot ini tersusun dari sel yang berbentuk gelendong, kumparan, dan memiliki inti satu di tengah. Otot polos berukuran antara 30-200 milimikron. Otot polos, mempunyai
pola permukaan yang polos, tanpa adanya pola lurik melintang. Otot ini juga dilengkapi dengan saraf yang berasal dari system saraf tak sadar.
·          Otot Jantung
Disebut otot jantung karena memang letaknya hanya pada jantung saja. Otot ini memiliki struktur seperti pada otot lurik, yaitu memiliki pola lurik melintang tetapi miofibrilnya bercabang-cabang. Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan sering bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium. Cara kerja otot jantung seperti otot
polos yaitu di luar kesadaran (involunter), terus-menerus, dan tidak mudah lelah.
d.      Jaringan Saraf
Jaringan saraf tersusun oleh selsel saraf yang disebut neuron. Neuron ini banyak dan bercabangcabang, menghubungkan jaringan satu dengan yang lain. Setiap sel saraf terdiri atas badan sel saraf, akson (neurit), dendrit, dan selubung saraf. Badan sel-sel saraf kemudian berkumpul membentuk ganglion. Ganglionganglion ini letaknya hanya pada tempat tertentu, yaitu di kiri dan kanan sumsum tulang belakang. Jalannya impuls dimulai dari adanya rangsangan atau stimulan dari luar yang ditangkap oleh dendrit, kemudian dilanjutkan ke badan sel. Berdasarkan fungsinya, sel-sel saraf dapat dibedakan menjadi tiga.
a. Saraf Sensorik (Neuron Aferen)
Saraf sensorik bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) ke pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Sekelompok badan sel neuron sensorik berkumpul membentuk ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang belakang. Akson euron sensori membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf pusat.
b. Saraf Motorik (Neuron Eferen)
Tugas saraf motorik adalah menghantarkan rangsang dari pusat susunan saraf ke bagian efektor. Bagian efektor berupa otot dan kelenjar. Setelah bagian efektor menerima rangsang maka akan melakukan respon tubuh.
c. Saraf Konektor (Asosiasi)
Saraf konektor bertugas menghubungkan antara saraf sensorik dan motorik. Antara saraf satu dengan yang lain saling berhubungan. Antara saraf yang satu dengan lainnya di hubungkan oleh akson. Hubungan antara sesama saraf melalui titik temu antara ujung akson neuron yang satu dengan dendrit neuron yang lain, yang disebut dengan sinaps. Fugsi sinaps adalah meneruskan rangsang dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain. Sinaps mengeluarkan zat untuk mempermudah meneruskan rangsang yang disebut neurotransmitter.
BAB IV
PENUTUP


Kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum tentang jaringan hewan dan tumbuhan adalah :
Ø  Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Ø  Jaringan dangan hewan adalah sekumpulan sel hewan yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
Ø  Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel tumbuhan yang mempnyai strukturyang sama.
Ø  Jaringan pada hewan terdiri dari :
·         Jaringan ephitel, yaitu jaringan yang melapisi bagian permukaan tubuh hewan multi seluler, baik permukaan luar maupun permukaan dalam.
·         Jaringan ikat, yaitu jaringan yang berfungsi untuk menunjang tubuh yang dibentuk oleh sel dalam dalam jumlah sedikit.
·         Jarinngan otot, yaitu jaringan yang terdiri dari sel-sel karena adanya molekul miofibri.
·         Jaringan syaraf, yaitu jaringan yang terdiri dari dendrit badan sel syaraf yang mengandung inti dan akson.
Ø  Jaringan pada tumbuhan terdiri dari :
·         Jaringan meristem, yaitu jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional (aktif membelah).
·         Jaringan dewasa yaitu, jaringan yang terbentuk dari hasil differensiasi dan spesialisasi sel-sel jaringan meristem.
Ø  Jaringan dewasa terdiri dari :
·         Jaringan epidermis     : jaringan yang terdapat dipermukaan tumbuhan.
·         Jaringan parenkim    : jaringan ini umumnya bersel besar.
·         Jaringan penyokong   : jaringan yang menyokong berdirinya tumbuhan.
·         Jaringan pengangkut : jaringan yang mengangkut mineral hasil Fotosintesis dan lainnya.
Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, para praktikan mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipraktikan agar praktikum bias berjalan dengan lancar dan waktu yang digunakan bisa efektif dan efisien serta menghasilkan data yang akurat.

Daniswara, 2010.Laporan Biologi Dasar.http//:www.daniswaraking@blogspot.com
Campbel,1999. Biologi. Jakarta: Erlangga
Google Image, 2011
Idham,2010.Biologi SMA.http//:www.BelajarBiologi@blogspot.com
Ilham,2010. Anatomi Tumbuhan.http//:www.Ilham@blogspot.com
Istaman,2007. Jaringan Hewan. Jakarta : AMPI
Jaime, Sri. 1994. Sciences. Jakarta : Gramedia
Soemarwoto, Ijah. 1987. Biology Umum. Surabaya : Gramedia
Teddy, 2008.Dasar Dasar Biologi.http//:www.Teddy08@blogspot.com





2 komentar:

sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???