Tikus nyaris ompong bernama Paucidentomys vermidax di hutan Sulawesi,
Indonesia. Foto: Dr. Kevin Rowe/ Museum Victoria Melbourne, Australia
Forester
untad blog,..
Seekor tikus, seperti umumnya kita ketahui, memakan makanan mereka dengan
menggigitnya atau mengeratnya dengan gigi mereka yang kuat dan tajam. Namun
tikus yang satu ini memang sangat berbeda. Spesies yang baru ditemukan oleh
para ahli di hutan Sulawesi ini, tidak memiliki gigi sebanyak jenis tikus
lainnya. Mereka, berburu mangsa dengan menyedot mangsa mereka setelah
meremasnya untuk mengeluarkan kotoran si mangsa.
Tikus
pemakan cacing tanah bernama latin Paucidentomys vermidax ini ditemukan
oleh ahli biologi dari Museum Victoria, Australia, Dr. Kevin Rowe. Menurut
Kevin kemampuan mencari mangsa ini adalah hasil dari adaptasi tikus ini dengan
alam mereka. “Kebiasaan ini dibangun oleh tikus ini untuk beradaptasi dengan
alam hutan Sulawesi dengan tanah yang berlumut, dimana hidung yang panjang dan
gigi seri bagian depan yang tajam sangat berfungsi untuk mencari makanan,”
jelas Kevin.
Hewan
jenis pengerat (rodent) selama ini selalu diasosiasikan dengan kemampuan
mereka untuk mengerat makanan dan menggiling makanan mereka. Nama Rodentia
berasal dari kata dalam bahasa latin rodere, yang berarti menggerogoti
dan dentis yang berarti gigi. Dengan keberadaan tikus Sulawesi ini maka
makna hewan pengerat kini tak lagi sepenuhnya lekat dengan dua kata di atas,
karena tikus spesies baru ini mncari makan dengan menghisap cacing tanah.
Sama
dengan hewan pemakan cacing lainnya, tikus unik ini menggunakan cakar depan
mereka untuk mengeluarkan isi perut si cacing sebelum memakannya.
Menurut
Dr. Jacob Esselstyn dari McMaster University Canada yang juga bekerja untuk
meneliti tikus tanah ini, ketiadaan gigi geraham pada spesies baru ini membedakannya
dari 2200 jenis tikus lain yang sudah ditemukan. “Mungkin akibat lamanya gigi
geraham tidak digunakan, maka secara alamiah kemudian gigi geraham ini kemudian
hilang, karena alam hanya mempertahankan karakter yang diperlukan spesies untuk
hidup,” ungkap Jacob.
Tulisan
lengkap tentang penemuan tikus unik di hutan Sulawesi ini bisa dinikmati lebih
lengkap di jurnal Biology
Letters.
0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:
Posting Komentar
sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???