Jumat, 20 September 2013

Bentuk Teknologi Konservasi Hutan

BENTUK TEKNOLOGI KONSERVASI TANAH
Oleh : RAHMAT HIDAYAT
Teknologi konservasi tanah memang sering kali erat kaitannya dengan istilah-istilah di bidang pertanian. Secara garis besar metode konservasi tanah dapat digolongkan menjadi tiga yaitu  konservasi secara agronomis, mekanis, dan kimiawi. Teknologi konservasi tanah diterapkan dengan tujuan mengendalikan erosi dan pencegahan degradasi. Berikut ragam bentuk teknologi konservasi tanah:
 1.      Sistem pertanaman lorong
salah satu bentuk sistem dimana tanaman pangan ditanam pada lorong barisan tanaman pagar. Sistem ini bermanfaat dalam mengurangi laju limpasan permukaan dan erosi.
2.      Strip rumput
Salah satu bentuk system pertanaman yang hamper sama dengan pertanaman lorong, hanya saja tanaman pagarnya berupa rumput. Strip rumput dibuat mengikuti kontur dengan lebar strip 0,5 m atau lebih. Semakin lebar strip makin efektif mengendalikan erosi.
3.      Tanaman penutup tanah
Bermanfaat untuk menutupi tanah dari terpaan langsung curah hujan, mengurangi erosi, menyediakan bahan organic dan menjaga kesuburan tanah.
4.      Teras gulud
Merupakan system pengendalian erosi secara mekanis yang berupa barisan gulud. Bermanfaat untuk mengurangi laju limpasan permukaan dan meningkatkan resapan air ke dalam tanah. Dapat diterapkan pada tanah dengan infiltrasi atau permeabilitas tinggi dan tanah-tanah agak dangkal dengan lereng 10-30%.
5.      Teras bangku
Merupakan teras yang dibuat dengan cara memotong lereng dan meratakan tanah di bidang olah sehingga terbuentuk deretan menyerupai tangga. Diterapkan pada lahan dengan lereng 10-40%, tanah dengan solum dalam (>60 cm), tanah yang mengandung unsur beracun bagi tanaman seperti alumunium dan besi.
6.      Rorak
Merupakan lubang atau penampang yang dibuat memotong lereng yang berfungsi untuk menampung dan meresapkan aliran permukaan. Bermanfaat untuk memperbesar peresapan air dalam tanah, memperlambat limpasan air pada saluran peresapan, sebagai pengumpul tanah yang tererosi sehingga sedimen tanah lebih mudah dikembalikan ke bidang olah. Ukuran rorak bergantung pada kondisi dan kemiringan lahan serta besarnya limpasan permukaan.
7.      Embung







Merupakan bangunan penampung air yang berfungsi sebagai pemanen limpasan air permukaan dan air hujan. Bermanfaat untuk menyediakan air pada musim kemarau. Tanah yang bertekstur liat atau lempung sangat cocok untik pembuatan embung.
8.      Mulsa
Merupakan bahan-bahan (sisa panen, plastic dll) yang disebar atau digunakan untuk menutupi tanah. Bermanfaat untuk mengurangi evaporasi serta melindungi tanah dari pukulan langsung butir-butir huajn yang mengurangi kepadatan tanah.
9.      Dam parit
Merupakan cara mengumpulkan aliran air pada suatu parit dengan tujuan untuk menampung aliran permukaan yang digunakan untuk mengairi lahan di sekitarnya dan parit dapat menurunkan aliran permukaan, erosi, dan sedimentasi. Adapun keunggulan dari dam parit ialah mampu menampung air dalam volume besra akibat terbentungnya aliran air di saluran atau parit, tidak menggunakan areal yang produktif, mengairi lahan yang cukup luas karena dibangun di seluruh DAS, menurunkan kecepatan aliran permukaan, memberikan kesempatan agar air meresap ke dalam tanah di seluruh wilayah DAS sehingga mengurangi resiko kekeringan pada musim kemarau, dan biaya pembuatan yang murah juga menjadi salah satu pertimbangan.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
[FORESTER UNTAD BLOG]

0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:

Posting Komentar

sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???