FAKTOR PENGGANGGU PADA SAAT PROSES
RESPIRASI
Oleh : RAHMAT
HIIDAYAT
Hipoksia
merupakan suatu keadaan dimana jaringan atau sel kekurangan
oksigen. Secara klinis, dikenal 4 jenis hipoksia yaitu:
- Hipoksia Hipoksik : Terjadi apabila ketersediaan oksigen untuk sel-sel darah merah dari atmosfir berkurang (pO2 rendah). Penyebabnya adalah : a) rendahnya pO2 atmosfir seperti di tempat ketinggian, b) hipoventilasi seperti pada kelumpuhan otot-otot pernafasan, depresi pengendali respirasi di medulla oblongata, tekanan eksternal yang tinggi pada thoraks, pada obstruksi aliran udara dan atelektasis (paru-paru kolaps), c) penghambatan difusi kapiler alveolar seperti pada udema pulmonari, pneumonia atau fibrosis, d) ketidakseimbangan ventilasi-perfusi seperti pada empisema.
- Hipoksia anemik: Terjadi oleh karena kapasitas O2 darah rendah. p O2 arteri normal, tetapi jumlah Hb yang tersedia untuk membawa O2 berkurang. Dalam keadaan istirahat, hipoksia akibat anemia jarang sekali parah, tetapi pada saat latihan dapat menjadi penghalang. Penyebabnya adalah : a) Penurunan hitung eritrosit karena kehilangan darah, atau penurunan produksi atau peningkatan perombakan eritrosit, b) penurunan konsentrasi Hb sebagai akibat defisiensi Fe, c) sintesis Hb tidak normal seperti pada anemia sel sabit, d) penurunan pengikatan O2 seperti pada keracunan CO, atau pada perubahan kimia Hb (metemoglobinemia).
- Hipoksia Iskemik (sirkulatoris atau stagnant): Terjadi pada saat syok, gagal jantung atau obstruksi intravascular. pO2 pada paru-paru dan konsentrasi Hb normal tetapi pengiriman O2 ke jaringan tidak cukup.
- Hipoksia histotoksik : Terjadi ketika jaringan tidak dapat menggunakan O2 untuk oksidasi. Pengiriman O2 cukup tetapi sel tidak dapat menggunakan O2 yang disuplai oleh mereka. Hal ini terjadi seperti pada keracunan sianida dimana sitokrom oksidase menjadi inaktif.
Efek
Hipoksia : Efek
hipoksia sangat tergantung pada jaringan yang terkena karena sensitifitas
jaringan terhadap hipoksia berbeda-beda. Pada umumnya otak paling
sensitif. Anoksia (ketiadaan oksigen) dapat menyebabkan kehilangan
kesadaran dalam waktu 15 detik, kerusakan yang ireversibel dalam waktu sekitar
2 menit dan kematian sel dalam waktu 4-5 menit.
3.2.
Sianosis:
Sianosis terjadi ketika Hb yang
mengalami deoksigensi dalam kapiler melebihi 50 g/L. Karena ia berwarna gelap,
bantalan kuku,bibir, cuping telinga dan daerah dimana kulitnya tipis berubah
warna menjadi ungu kehitam-hitaman.
SEKIAN
TERIMA KASIH
0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:
Posting Komentar
sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???