Hutan
Kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhkan pohon-pohon yang kompak dan
rapat didalam wilayah perkotaan, baik pada tanah Negara maupun pada tanah hak,
yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang. Adapun tujuanya
adalah untuk kelestarian, keserasian dan kesinambungan ekosistem perkotaan yang
meliputi unsure lingkungan, social dan budaya.
Manfaat
Hutan Kota, antara lain memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika,
meresapkan air, menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota
dan mendukung pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.
Penyelenggaraan
hutan kota tersebut meliputi, penunjukan lokasi dan luas hutan kota dilakukan
oleh walikota atau Bupati, Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Perkotaan
(RTRWP). Lokasi hutan merupakan bagian dari ruang tebuka hijau (RTH) wilayah
perkotaan.
Hutan Kota dapat menggambarkan identitas kota melalui
koleksi jenis tanaman dan hewan yang merupakan simbol atau lambang suatu kota
di areal Hutan Kota tersebut.
Telah
disebutkan bahwa salah satu fungsi hutan kota adalah sebagai daerah untuk
meresapkan air, didalam tubuh tanaman, lebih dari 90% air yang diserap oleh
akar dikeluarkan lagi ke udara sebagai uap air. Penyerapan air oleh tanaman
sebagian besar melalui rambut-rambut akar, yang menyediakan permukaan untuk
penyerapan yang amat luas. Pada beberapa tanaman, ketika akar menyerap air dari
tanah dan mengangkutnya ke dalam xylem akar, air dalam xylem akan membentuk
tekanan positif atau tekanan akar. Intensitas transpirasi sangat dipengaruhi
oleh kadar karbondioksida di dalam ruangan interseluler, cahaya, suhu,
kelembaban udara, kecepatan angin, dan keadaan air dalam tanah (Harso, 2010).
Sekitar
99 persen, yang masuk kedalam tumbuhan meninggalkan daun dan batang sebagai uap
air. Proses tersebut dinamakan transpirasi.Kemungkinan kehilangan air dari
jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi
porsi kehilangna tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui
stomata. Sebagian besar dari jaringan yang terdapat dalam daun secara langsung
terlibat dalam transpirasi. Pada waktu transpirasi, air menguap dari permukaan
sel palisade dan mesofil bunga karang ke dalam ruang antar sel. Dari ruang
tersebut uap air berdifusi melalui stomata ke udara. Air yang hilang dari
dinding sel basah ini diisi air dan protoplas. Persediaan air dari protoplas,
pada gilirannya, biasanya diperoleh dari gerakan air dari sel-sel sekitarnya,
dan akhirnya tulang daun, yang merupakan bagian dari sistem pembuluh yang
meluas ke tempat persediaan air dalam tanah. Sebatang tumbuhan yang tumbuh di
tanah dapat dibayangkan sebagai dua buah sistem percabangan, satu di bawah dan satu
lagi di atas permukaan tanah. Kedua sistem ini dihubungkan oleh sebuah sumbu
utama yang sebagian besar terdapat di atas tanah. Sistem yang ada dalam tanah
terdiri atas akar yang bercabang-cabang menempati hemisfer tanah yang besar.
Akar-akar terkecil terutama yang menempati bagian luar hemisfer tersebut.
Karena sumbu yang menghubungkan akar dan daun memungkinkan air mengalir dengan
tahanan wajar, maka tidak dapat dielakkan lagi bahwa air akan mengalir
sepanjang gradasi tekanan air yang membentang dari tanah ke udara dalam tubuh
tumbuhan. Oleh karena itu seluruh tumbuhan dapat dibandingkan dengan sumbu
lampu, yang menyerap air dari tanah melalui akar, mengalirkannya melalui batang
dan kemudian menguapkannya ke udara dari daun-daun. Aliran air ini dikenal dengan
istilah alur transpirasi, merupakan konsekuensi struktur tumbuhan dalam
hubungannya dengan lingkungan (Loveless, 1991).
Air
diperlukan oleh tanaman untuk mengangkut unsur-unsur hara dan zat-zat terlarut
lain di dalam tanaman dan untuk produksi gula pada proses fotosintesis,
darimana tanaman memperoleh energi untuk pertumbuhan dan menjadi dewasa.
Sebagian besar air digunakan dalam proses transpirasi.Apabila air hilang ke
dalam atmosfer melalui transpirasi melebihi dari air yang diserap tanaman dari
tanah, maka air akan hilang dari sel-sel tanaman sehingga sel tanaman
kehilangan tegangan turgor dan akhirnya tanaman menjadi layu.setiap gejala
kelayuan pada tanaman dapat dijadikan petunjuk bahwa pertumbuhan tanaman akan
terhenti. Pertumbuhan akan tergantung pada tegangan turgor yang memungkinkan
sel-sel baru terbentuk (Asdak, 2005).
Daerah
bawah yang sering digenangi air perlu ditanami dengan jenis tanaman yang
mempunyai kemampuan evapotranspirasi yang tinggi. Jenis tanaman yang memenuhi
kriteria ini adalah tanaman yang mempunyai jumlah daun yang banyak, sehingga
mempunyai stomata (mulut daun) yang banyak pula.Menurut Manan (1976) tanaman
penguap yang sedang tinggi diantaranya adalah : nangka (Artocarpus integra),
albizia (Paraserianthes falcataria), Acacia vilosa, Indigofera galegoides,
Dalbergia spp., mahoni (Swietenia spp), jati (Tectona grandis), kihujan
(Samanea saman) dan lamtoro (Leucanea glauca).
Kota-kota
yang terletak di tepi pantai seperti DKI Jakarta pada beberapa tahun terakhir
ini dihantui oleh intrusi air laut. Pemilihan jenis tanaman dalam pembangunan
hutan kota pada kota yang mempunyai masalah intrusi air laut harus betul-betul
diperhatikan karena:
1. Penanaman
dengan tanaman yang kurang tahan terhadap kandungan garam yang sedang-agak
tinggi akan mengakibatkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik, bahkan
mungkin akan mengalami kematian.
2. Penanaman
dengan tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi yang tinggi akan menguras
air dari dalam tanah, sehingga konsentrasi garam adalah tanah akan meningkat.
Dengan demikian penghijauan bukan
lagi memecahkan masalah intrusi air asin, malah
sebaliknya akan memperburuk
keadaannya.
Upaya
untuk mengatasi masalah ini sama dengan upaya untuk meningkatkan kandungan air
tanah yaitu membangun hutan lindung kota pada daerah resapan air tanah yaitu
membangun hutan lindung kota pada daerah resapan air dengan tanaman yang
mempunyai daya evapotranspirasi yang rendah.
Sistem
perakaran tanaman dan serasah yang berubah menjadi humus akan memperbesar
jumlah pori tanah. Karena humus bersifat lebih higroskopis dengan kemampuan
menyerap air yang besar (Bernatzky, 1978). Maka kadar air tanah hutan akan
meningkat.Pada daerah hulu yang berfungsi sebagai daerah resapan air, hendaknya
ditanami dengan tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi yang rendah. Di
samping itu sistem perakaran dan serasahnya dapat memperbesar porositas tanah,
sehingga air hujan banyak yang masuk ke dalam tanah sebagai air infiltrasi dan
hanya sedikit yang menjadi air limpasan.
Jika
hujan lebat terjadi, maka air hujan akan turun masuk meresap ke lapisan tanah
yang lebih dalam menjadi air infiltrasi dan air tanah. Dengan demikian hutan
kota yang dibangun pada daerah resapan air dari kota yang bersangkutan akan dapat
membantu mengatasi masalah air dengan kualitas yang baik.
Keren kak, webnya berbasis alam ,, salam mahasiswa ,,,
BalasHapusfolow blogg saya ya . di galangkartika.blogspot.com
Terimakasih atas informasinya
BalasHapusirhamabdulazis271.student.ipb.ac.id