KARATERISTIK
HUTAN HUJAN TROPIS
Oleh : RAHMAT HIDAYAT
Karakteristik
Hutan Hujan Tropis
Hutan
hujan tropika terbentuk di wilayah-wilayah beriklim tropis, dengan curah hujan
tahunan minimum berkisar antara 1,750 millimetre (69 in) dan 2,000 millimetre
(79 in). Sedangkan rata-rata temperatur bulanan berada di atas 18 °C (64 °F) di
sepanjang tahun.
Hutan
basah ini tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1.200 m dpl., di
atas tanah-tanah yang subur atau relatif subur, kering (tidak tergenang air dalam
waktu lama), dan tidak memiliki musim kemarau yang nyata (jumlah bulan kering
< 2).
Hutan
hujan tropika merupakan vegetasi yang paling kaya, baik dalam arti jumlah jenis
makhluk hidup yang membentuknya, maupun dalam tingginya nilai sumberdaya lahan
(tanah, air, cahaya matahari) yang dimilikinya. Hutan dataran rendah ini
didominasi oleh pepohonan besar yang membentuk tajuk berlapis-lapis (layering),
sekurang-kurangnya tinggi tajuk teratas rata-rata adalah 45 m (paling tinggi
dibandingkan rata-rata hutan lainnya), rapat, dan hijau sepanjang tahun. Ada
tiga lapisan tajuk atas di hutan ini:
· Lapisan
pohon-pohon yang lebih tinggi, muncul di sana-sini dan menonjol di atas atap
tajuk (kanopi hutan) sehingga dikenal sebagai “sembulan” (emergent). Sembulan ini
bisa sendiri-sendiri atau kadang-kadang menggerombol, namun tak banyak.
Pohon-pohon tertinggi ini bisa memiliki batang bebas cabang lebih dari 30 m,
dan dengan lingkar batang hingga 4,5 m.
· Lapisan
kanopi hutan rata-rata, yang tingginya antara 24–36 m.
· Lapisan tajuk bawah, yang tidak
selalu menyambung. Lapisan ini tersusun oleh pohon-pohon muda, pohon-pohon yang
tertekan pertumbuhannya, atau jenis-jenis pohon yang tahan naungan.
· Kanopi hutan banyak mendukung
kehidupan lainnya, semisal berbagai jenis epifit (termasuk anggrek), bromeliad,
lumut, serta lumut kerak, yang hidup melekat di cabang dan rerantingan. Tajuk atas ini
demikian padat dan rapat, membawa konsekuensi bagi kehidupan di lapis bawahnya.
Tetumbuhan di lapis bawah umumnya terbatas keberadaannya oleh sebab kurangnya
cahaya matahari yang bisa mencapai lantai hutan, sehingga orang dan hewan cukup
leluasa berjalan di dasar hutan.
Ada dua lapisan tajuk lagi di aras lantai hutan, yakni
lapisan semak dan lapisan vegetasi penutup tanah. Lantai hutan sangat kurang
cahaya, sehingga hanya jenis-jenis tumbuhan yang toleran terhadap naungan yang
bertahan hidup di sini; di samping jenis-jenis pemanjat (liana) yang melilit
batang atau mengait cabang untuk mencapai atap tajuk. Akan tetapi kehidupan
yang tidak begitu memerlukan cahaya, seperti halnya aneka kapang dan organisme
pengurai (dekomposer) lainnya tumbuh berlimpah ruah. Dedaunan, buah-buahan,
ranting, dan bahkan batang kayu yang rebah, segera menjadi busuk diuraikan oleh
aneka organisme tadi. Pemakan semut raksasa juga hidup di sini.
Pada saat-saat tertentu ketika tajuk tersibak atau
terbuka karena sesuatu sebab (pohon yang tumbang, misalnya), lantai hutan yang
kini kaya sinar matahari segera diinvasi oleh berbagai jenis terna, semak dan
anakan pohon; membentuk sejenis rimba yang rapat.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Terimakasih atas informasinya
BalasHapusirhamabdulazis271.student.ipb.ac.id