[FORESTER UNTAD BLOG] .. Toleransi adalah istilah yang sering digunakan dalam kehutanan, yang
berarti kemampuan relatif dari sebuah pohon untuk bertahan hidup
dibawah naungan (Baker,1950). Pohon-pohon yang mempunyai kemampuan
demikian, disebut toleran, dan yang tidak mempunyai sifat-sifat tersebut
, disebut intoleran atau memerlukan cahaya matahari. Banyak jenis pohon
yang tidak dapat digolongkan toleran atau intoleran. Mereka termasuk
toleran tengahan, jadi antara keduanya.
Perbedaan yang tepenting diantara pohon toleran dan pohon intoleran adalah sebagai dibawah ini (Baker,1950; Daryadi & Hardjono, 1970).
1. Pohon-pohon toleran dapat mempermudakan dan membentuk tegakan bawah, dibawah lapisan tajuk pohon intoleran,bahkan juga dibawah naungannya sendiri.Pohon – pohon toleran hanya mampu mempermudakan diri ditempat terbuka, atau pada lapisan tajuk yang terbuka. Sebagai contoh masing-masing ialah Aghatis loranthifolia dan jenis Pinus merkusii, yang banyak ditanam di Pulau Jawa.
2. Apabila pohon toleran membentuk tegakan bawah, mereka sangat ulet bertahan hidup selama bertahun-tahun, meskipun riapnya sangat kecil. Sebagai contoh, jenis pohon Parashorea malaanon, yang hidup ditempat terbuka dan dibawah naungan pohon hutan lainnya (Richard, 1952). Bila dibebaskan ,mereka masi dapat tumbuh baik. Kecuali bila sudah sangat lama tertekan . Sebaiknya, pohon intoleran akan cepat mati dan reaksi terhadap pembebasanya, sangat lambat.
3. Pohon toleran mempunyai tajuk yang tebal, terdiri dari beberapa lapisan daun.
Daun pada bagian dalam masih tetap berfungsi pada intensitas cahaya yang rendah. Pohon intoleran mempunyai tajuk tipis dan terbuka, dan tediri atas daun-daun yang cukup mendapat cahaya matahari.
4. Pohon toleran membersihkan batangnya dari ranting-ranting secara perlahan-lahan, karena daunnya masih befungsi dalam intensitas cahaya rendah. Sebaliknya, pohon intoleran melakukan pemangkasan alami secara cepat, Jadi pada hutan-hutan yang kurang baik pengelolaanya.
5. Tegakan yang rapat dari pohon toleran, cenderung menghasilkan lebih banyak batang per-hektar, dibandingkan dengan tegakan yang terdiri pohon intoleran, meskipun mempunyai kualitas tapak yang sama.
6. Batang pohon toleran cenderung lebih selidris bentuknya, dibandingkan dengan batang pohon intoleran yang mempunyai kerucut, Meskipun kerapatan tegakannya sama.
7. Pertumbuhan tinggi di waktu muda pada pohon intoleran, adalah lebih cepat dibandingkan pada pohon toleran.
Penentuan toleransi
Beberapa tolak ukur dalam penentuan toleransi telah dikembangkan, meskipun diakui kurang teliti dan terasa subyektif. Ukuran itu bagi jenis pohon sangat toleran dan sangat intoleran, memang cocok, tetapi bagi jenis pohon toleran tengahan, kadang-kadang tidak cocok dan samar-samar.
Hal-hal yang dapat digunakan antara lain (Baker, 1950):
1. Kerapatan tajuk
2. Cahaya minimum bagi eksistensi daun
3. Pemangkasan alami
4. Jumlah orde percabangan
5. Laju pertumbuhan sewaktu muda
6. Keadaan permudaan di lapisan bawah hutan
7. Struktur daun.
Perbedaan yang tepenting diantara pohon toleran dan pohon intoleran adalah sebagai dibawah ini (Baker,1950; Daryadi & Hardjono, 1970).
1. Pohon-pohon toleran dapat mempermudakan dan membentuk tegakan bawah, dibawah lapisan tajuk pohon intoleran,bahkan juga dibawah naungannya sendiri.Pohon – pohon toleran hanya mampu mempermudakan diri ditempat terbuka, atau pada lapisan tajuk yang terbuka. Sebagai contoh masing-masing ialah Aghatis loranthifolia dan jenis Pinus merkusii, yang banyak ditanam di Pulau Jawa.
2. Apabila pohon toleran membentuk tegakan bawah, mereka sangat ulet bertahan hidup selama bertahun-tahun, meskipun riapnya sangat kecil. Sebagai contoh, jenis pohon Parashorea malaanon, yang hidup ditempat terbuka dan dibawah naungan pohon hutan lainnya (Richard, 1952). Bila dibebaskan ,mereka masi dapat tumbuh baik. Kecuali bila sudah sangat lama tertekan . Sebaiknya, pohon intoleran akan cepat mati dan reaksi terhadap pembebasanya, sangat lambat.
3. Pohon toleran mempunyai tajuk yang tebal, terdiri dari beberapa lapisan daun.
Daun pada bagian dalam masih tetap berfungsi pada intensitas cahaya yang rendah. Pohon intoleran mempunyai tajuk tipis dan terbuka, dan tediri atas daun-daun yang cukup mendapat cahaya matahari.
4. Pohon toleran membersihkan batangnya dari ranting-ranting secara perlahan-lahan, karena daunnya masih befungsi dalam intensitas cahaya rendah. Sebaliknya, pohon intoleran melakukan pemangkasan alami secara cepat, Jadi pada hutan-hutan yang kurang baik pengelolaanya.
5. Tegakan yang rapat dari pohon toleran, cenderung menghasilkan lebih banyak batang per-hektar, dibandingkan dengan tegakan yang terdiri pohon intoleran, meskipun mempunyai kualitas tapak yang sama.
6. Batang pohon toleran cenderung lebih selidris bentuknya, dibandingkan dengan batang pohon intoleran yang mempunyai kerucut, Meskipun kerapatan tegakannya sama.
7. Pertumbuhan tinggi di waktu muda pada pohon intoleran, adalah lebih cepat dibandingkan pada pohon toleran.
Penentuan toleransi
Beberapa tolak ukur dalam penentuan toleransi telah dikembangkan, meskipun diakui kurang teliti dan terasa subyektif. Ukuran itu bagi jenis pohon sangat toleran dan sangat intoleran, memang cocok, tetapi bagi jenis pohon toleran tengahan, kadang-kadang tidak cocok dan samar-samar.
Hal-hal yang dapat digunakan antara lain (Baker, 1950):
1. Kerapatan tajuk
2. Cahaya minimum bagi eksistensi daun
3. Pemangkasan alami
4. Jumlah orde percabangan
5. Laju pertumbuhan sewaktu muda
6. Keadaan permudaan di lapisan bawah hutan
7. Struktur daun.
Terimakasih atas informasinya
BalasHapusirhamabdulazis271.student.ipb.ac.id