Dampak
langsung dari kerusakan hutan-hutan di dunia, yaitu banyaknya jenis-jenis
kekayaan hayati dalam ekosistem hutan tersebut yang telah berkurang, bahkan
telah musnah bersama hilangnya tegakan hutan. Disamping akibat kerusakan hutan,
kelangkaan jenis hayati, sumberdaya genetis, dan plasma nutfah juga banyak
disebabkan oleh eksploitasi berlebihan terhadap jenis-jenis hayati (tumbuhan
dan hewan), fragmentasi habitat, dan akibat proses hibridisasi jenis yang tidak
melestarikan genetik asli.
Kegiatan
eksploitasi, fragmentasi, dan hibridisasi ternyata telah memicu proses
kelangkaan dan musnahnya berbagai jenis hayati di bumi. Laporan dari WWF
sebanyak 15 – 20 % dari seluruh spesies makhluk hidup akan punah pada tahun
2000. Dan laporan IUCN (International Union for Conservation of Nature and
Natural Resources), telah diidentifikasi ada 20 spesies tumbuhan dan 89 spesies
hewan terancam punah d wilayah hutan bakau, serta tiga perempat dari 900 jenis
burung di bumi telah langka dan terancam punah. Data FAO menyatakan 4 dari 17
wilayah penangkapan ikan di dunia telah dikuras populasinya, diantaranya
menyebabkan ikan tuna sirip biru di wlaiayah Atlantik telah menyusut 94 % dari
jumlah sebelumnya.
Memperhatikan
ancaman dari kepunahan berbagai organisma, IUCN telah menyusun daftar spesies
organisma langka dan sangat langka pada berbagai wilayah di dunia, yaitu
kelompok binatang menyusui 145 spesies, kelompok burung 437 spesies, kelompok
ampibi dan reptil 69 spesies, invertebrata lebih 400 spesies, dan kelompok
tumbuhan 250 spesies.
Terimakasih atas informasinya
BalasHapusirhamabdulazis21.student.ipb.ac.id