Jumat, 07 September 2012

laporan lengkap silvikultur

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
SILVIKULTUR



Oleh :
                                                                 RAHMAT HIDAYAT                                                               L 131 008 121




JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2011


UCAPAN TERIMA KASIH
Assalamu ‘alaikum wr.wb
Alhamdulillahi Rabbil Alamin Wassalatu Wassalamu ala’ Asrafil Anbiya’i Warmursalin Syaidina Muhammadin Wa’ala Alihi Wassahbihi Ajmain Amma Ba’du.
Sembah sujud kita haturkan kepada Allah, atas raga, atas jiwa, atas indra, atas segala karunia. Tidaklah bisa saya menyelesaikan laporan ini melainkan atas izin-Mu ya Allah. Karena itu jagalah keikhlasan hati hamba, taburilah karya kecil ini dengan kebenaran dan cahaya-Mu, agar bisa memberi manfaat bagi siapapun yang berkenaan membacanya, terlebih lagi yang kepada kami.
Shalawat serta salam, akan tetap tercurah kepada junjungan  Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Ya allah, limpahkanlah shalawat atas junjungan kami Nabi Muhammad Saw. para sahabat, keluarga, dan para umat-umat Beliau sampai akhir zaman.
Laporan praktikum kimia dasar ini tidak akan selesai tanpa kerja sama kelompok, oleh karena itu melalui kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih banyak kepada ibu retno selaku kordinator mata kuliah Kimia, yang telah menerangkan kami dalam memberi materi kimia.
Dari itu kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh asisten dosen kimia yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing kita dalam membuat penyusunan laporan silvikultur .
Sebagai sebuah karya manusia biasa tentunya laporan ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Karena itu, penulis menanti saran dan kritikan yang bersifat konstruktif sehingga laporan ini dapat lebih disempurnakan lagi dikemudian hari. Mudah-mudahan keberadaan laporan ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan.

Palu,      November  2011

Penyusun







DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL                                                                                          i
UCAPAN TERIMA KASIH                                                                             ii
DAFTAR ISI                                                                                                       iii
Persemaian mindi
I.             PENDAHULUAN                                                         
1.1 Latar belakang...............................................................................       1
1.2  Tujuan dan Kegunaan...................................................................       2
II. .... TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................    3
III.    METODE PRAKTEK
3.1 Waktu dan Tempat .......................................................................       6   
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................       6
3.3 Cara Kerja ....................................................................................       6
IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .............................................................................................       8
4.2 Pembahasan ..................................................................................       8
V.      KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...................................................................................       10 
5.2 Saran .............................................................................................       10
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………    11



I.                  PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Mindi (Melia azedarach Linn.) merupakan jenis pohon hutan yang termasuk dalam famili Meliaceae. Jenis ini tumbuh tersebar di pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Mindi seringkali tumbuh pada daratan tertier tanah liat, berbatu dan berpasir, tanah vulkanis, di bukit-bukit rendah sampai dengan ketinggian 100 m dpl, dengan tipe curah hujan A-C. Dewasa ini populasi pohon mindi banyak ditemui di dataran tingi Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Bandung.
Kayu mindi dapat digunakan dalam bentuk kayu utuh misalnya sebagai komponen rumah, komponen meubeul, dan barang kerajinan.
Daun dan biji mindi dapat digunakan sebagai pestisida nabati termauk pestisida kontak. Ekstrak daun mindi digunakan sebagai bahan untuk mengendalikan hama termasuk belalang.
Banyaknya kegunaan dari pohon mindi ini mendorong usaha-usaha untuk melestarikan dan memperluas penanamannnya. Sampai saat ini penelitian dan pengembangan tanaman ini banyak dilaksanakan untuk pemanfaatan kayu, bahan insektisida alami dan untuk manfaat lain, tetapi masih dirasakan kurannya informasi menenai teknologi perbenihan dan budidaya tanaman.



1.2    Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat pertumbuhan tanaman mindi yang dengan cara disemaikan dengan menggunakan media pasir + serbuk gergaji , tanah + serbuk gergaji dan pasir.


II.               TINJAUAN PUSTAKA
Mindi (Melia azedarach L) merupakan pohon dengan tinggi dapat mencapai 45 m, diameter mencapai 60 cm-120 cm, termasuk ke dalam kelompok suku meliaceae. (Wardani, 2001).
Nama daerah jenis ini adalah renceh di karo, di Jawa dikenal dengan nama gringging, mementin, mindi kecil (Heyne, 1987). Tanaman mindi (Melia azedarach L) pada umumnya berbuah pada bulan Desember-Januari, walaupun ada sebagian kecil yang masih berbuah diluar bulan-bulan tersebut (Nurhasybi dan Danu, 1997).
Buah mindi merupakan buah batu (drupe). Buah yang masak dicirikan oleh warna kulit buah kuning, berukuran 1,0-1,8 cm dan bersifat polyembrioni, dimana dalam satu benih terdapat empat hingga enam lokus yang masing-masing berisi satu benih berukuran kecil (Nurhasybi dan Danu, 1997). Jumlah buah kering 1.286 butir/kg atau ± 56.894 butir biji/kg (Danu, 2003).
Benih mindi memiliki sifat semi rekalsitran yang berarti benih hanya mampu disimpan pada kadar air tinggi (15-20%) (Nurhasybi dan Danu, 1997). Untuk mempertahankan daya berkecambah benih maka benih dapat disimpan dalam kondisi segar (kadar air + 22%) di ruang simpan AC (suhu 18 - 20OC, RH 50-60%) atau suhu kamar (27-29 OC, RH 70-80%) (Nurhasybi dan Danu, 1997).


Sebaran alami
Pohon mindi memiliki sebaran alami di India dan Burma kemudian banyak ditanam di daerah tropis dan sub tropis termasuk di Indonesia (Wardani, 2001). Di Indonesia jenis ini tersebar di pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat (Nurhasybi dan Danu, 1997).
Pohon mindi tumbuh pada daerah dataran rendah hingga dataran tinggi, pada 0-1200 meter diatas permukaan laut. Dapat tumbuh pada suhu -5OC sampai dengan 39OC, dengan curah hujan rata-rata pertahun 600-2000 mm (Ahmed dan Idris, 1997 dalam Wardani, 2001). Sedangkan menurut Heyne (1987), Mindi seringkali tumbuh pada tanah tersier, pada tanah liat, berbatu atau pasir vulakanis, di bukit-bukit rendah sampai ketinggian 1000 meter diatas permukaan laut.
kegunaan
Tanaman mindi merupakan tanaman serbaguna karena seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan. Kayu Mindi dapat digunakan untuk venir indah, mebel, bahan baku lantai kayu dan barang kerajinan lainnya (Sulastiningsih dan Hadjib, 2001). Menurut Heyne (1987) kayu mindi dapat digunakan untuk kotak kayu, batang korek api, papan dan papan bangunan serta vinir hias.
Bahan aktif yang terkandung dalam tanaman mindi adalah azadirachtin, selanin dan meliantriol (Sulastiningsih dan Hadjib, 2001). Daun dan biji mindi dilaporkan dapat digunakan sebagai pestisida nabati dengan cara menghaluskan lalu mencampurnya dengan air atau pelarut lain. Biji mindi dengan konsentrasi sekitar 5% yang dilarutkan dalam air dan ditambah sedikit deterjen dapat digunakan sebagai insektisida. Sekitar 50 gram daunnya yang direndam dalam 1 liter air dengan sedikit deterjen dan diendapkan semalam dapat digunakan sebagai insektisida, selain itu ekstrak daun mindi digunakan sebagai bahan untuk mengendalikan hama termasuk belalang (Sulastiningsih dan Hadjib, 2001).
Kulit mindi berguna sebagai penghasil obat untuk mengeluarkan cacing usus sedangkan kulit, daun, dan akar tanaman mindi telah digunakan sebagai obat rematik, demam, bengkak dan radang (Lassak dan McCarthy, 1983 dalam Sulastiningsih dan Hadjib, 2001).
Perkecambahan benih
Karena benih memiliki sifat dormansi fisik yang tinggi (Kulit benih yang keras) maka untuk memecahkan dormansinya diperlukan perlakuan. Selain direndam dengan asam sulfat, perlakuan pemecahan dormansi yang mudah dilakukan adalah dengan meretakan benih dengan ragum dan atau palu. Arah retakan diusahakan memanjang ukuran benih.
Setelah benih diretakan kulitnya, benih dikecambahkan pada media campuran tanah+pasir (1:1) dalam bak kecambah tertutup plastik. Cara ini menghasilkan daya berkecambah 89% dengan kecepatan tumbuh 55% selama satu minggu. (Danu, 2003).


III.           METODE PRAKTEK
3.1    Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan pada hari rabu, tanggal 26 oktober 2011 dan bertempat di Green house Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako, Palu.
3.2    Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Toperware, pisau, mistar, buku, hand sprayer.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah biji mindi, pasir, tanah dan serbuk gergaji
3.3    Cara Kerja
Pertama-tama biji mindi direndam dengan menggunakan air panas dan air dingin selama 24 jam. Sebelum bibit disemaikan pertama-tama mengatur media, pada tempat pertama diisikan media pasir dengan serbuk gergaji , tempat yang kedua diisikan dengan tanah dengan serbuk gergaji dan tempat ketiga diisikan dengan pasir.
Setelah dilakukan perendaman pada biji mindi maka biji mindi disiapkan untuk disemaikan pada masing-masing tempat yang telah disediakan. Setelah dilakukan penyemaian  maka ukurlah tinggi tiap semai dan amati perubahan tnggi pada tanaman mindi dalam 14 hari ( 2 minggu)
 

IV     HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1     hasil yang didapatkan pada praktikum ini adalah

4.2       Pembahasan
            Esktraksi biji dilakukan dengan merendam buah dalam air selama 1 sampai 2 hari, kemudian biji dibersihkan dan dikeringkan di tempat teduh. Jumlah biji kering tiap kilogram +/- 3000 butir. Penyimpanan biji dilakukan dengan memasukan biji ke dalam wadah yang tertutup rapat, disimpan di ruang dingin (suhu 3-5 °C) daya kecambah 80% selama satu tahun dan turun 20% setelah lima tahun.
Pengadaan bibit mindi secara generatif (menggunakan biji), untuk menghilangkan dormansi kulit biji yang dapat menghambat perkecambahan dilakukan dengan cara membuang kulit dalam dari buah atau cara lain dengan merendam biji dalam air bersuhu 80°C selama 30 menit. Penaburan biji dilakukan di persemaian yang tidak di naungi. Biji ditutup tanah atau serasah tipis. Setelah kecambah mencapai tinggi 2-4 cm dapat dipindah ke kantong plastik ukuran 200-300 ml yang berisi tanah lapisan atas (top-soil). Bibit dipelihara di pesemaian sampai tingginya mencapai 20-30 cm. Bibit siap tanam pada umur 4 bulan sampai 6 bulan. Apabila akan menggunakan bibit yang berupa stump, dibuat dengan memotong batang dan akar tunggang, masing-masing berukuran 20 cm dan diameter leher akar stump sebaiknya antara 1-1,25 cm. Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan dengan membuat stek batang. Pemberian hormon indole butiric acid (IBA) dengan Perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan emmbuat stek batang, anakan yang muncul dari akar atau mencangkok tanaman. Perbanayakan stek mindi dapat menggunakan hormon indole butiric acid (IBA) dengan dosis 50 ppm.
Pengadaaan bibit stump dilakukan denan cara bibit yang ada di persemaian dijarangi terlebih dahulu menjadi berjarak 15 cm x 15 cm kemudian stump. Stump dibuat dengan cara memotong batan dan akar tnggang, masing-masing berukuran 20 cm,


V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1              Kesimpulan
Pada hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa benih yang pertumbuhannya cepat pada kondisi benih yang direndam dengan air panas dibandingkan dengan  dengan media pasir dengan serbuk gergaji dibandingkan denga benih yang direndam dengan air dingin. Pada media pasir dengan serbuk pertumbuhan lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan pada media tanah + serbuk gergaji dan pasir
5.2    Saran
Untuk praktek kedepannya agar waktu yang digunakan untuk mengamati lebih diperhatikan


DAFTAR PUSTAKA
Danu, 2003. Atlas Benih Tanaman Hutan Jilid I. Publikasi khusus vol.3 n0.8. Balai Litbang Teknologi Perbenihan Bogor.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Badan Litbang Kehutanan. Jakarta.
Nurhasybi dan Danu, 1997. Mengenal Budidaya Mindi (Melia azedarach L). Tekno Benih. Vol.II No.1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Balai Teknologi Perbenihan. Bogor.
Sulastiningsih, IM dan Nurwati Hadjib, 2001. Kegunaan Mindi (Melia Azedarach L). Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.
Wardani, M, 2001. Morfologi, Persebaran dan Tempat Tumbuh Mindi (Melia Azedarach L). Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.
www.iptek.apjii.or.id, 2006. Melia azedarach L.http:iptek.apjii.or.id/artikel/ ttg_tanaman_obat/ depkes/ buku1/ 1-184.pdf. Diakses tanggal 28 Juni 2006 jam 11.25

2 komentar:

sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???