LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
SILVIKULTUR
Oleh :
RAHMAT HIDAYAT
L 131 008 121
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2011
UCAPAN TERIMA KASIH
Assalamu ‘alaikum wr.wb
Alhamdulillahi
Rabbil Alamin Wassalatu Wassalamu ala’ Asrafil Anbiya’i Warmursalin
Syaidina Muhammadin Wa’ala Alihi Wassahbihi Ajmain Amma Ba’du.
Sembah
sujud kita haturkan kepada Allah, atas raga, atas jiwa, atas indra,
atas segala karunia. Tidaklah bisa saya menyelesaikan laporan ini
melainkan atas izin-Mu ya Allah. Karena itu jagalah keikhlasan hati
hamba, taburilah karya kecil ini dengan kebenaran dan cahaya-Mu, agar
bisa memberi manfaat bagi siapapun yang berkenaan membacanya, terlebih
lagi yang kepada kami.
Shalawat serta salam, akan tetap tercurah kepada junjungan Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Ya allah, limpahkanlah shalawat atas
junjungan kami Nabi Muhammad Saw. para sahabat, keluarga, dan para
umat-umat Beliau sampai akhir zaman.
Laporan
praktikum kimia dasar ini tidak akan selesai tanpa kerja sama kelompok,
oleh karena itu melalui kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih
banyak kepada ibu retno selaku kordinator mata kuliah Kimia, yang telah menerangkan kami dalam memberi materi kimia.
Dari itu kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh asisten dosen kimia yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing kita dalam membuat penyusunan laporan silvikultur .
Sebagai
sebuah karya manusia biasa tentunya laporan ini masih banyak kekurangan
dan kelemahannya. Karena itu, penulis menanti saran dan kritikan yang
bersifat konstruktif sehingga laporan ini dapat lebih disempurnakan lagi
dikemudian hari. Mudah-mudahan keberadaan laporan ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan.
Palu, November 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
UCAPAN TERIMA KASIH ii
DAFTAR ISI iii
Persemaian mindi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan................................................................... 2
II. .... TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 3
III. METODE PRAKTEK
3.1 Waktu dan Tempat ....................................................................... 6
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................ 6
3.3 Cara Kerja .................................................................................... 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ............................................................................................. 8
4.2 Pembahasan .................................................................................. 8
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 10
5.2 Saran ............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 11
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mindi (Melia azedarach
Linn.) merupakan jenis pohon hutan yang termasuk dalam famili
Meliaceae. Jenis ini tumbuh tersebar di pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara
Timur dan Nusa Tenggara Barat. Mindi seringkali tumbuh pada daratan
tertier tanah liat, berbatu dan berpasir, tanah vulkanis, di bukit-bukit
rendah sampai dengan ketinggian 100 m dpl, dengan tipe curah hujan A-C.
Dewasa ini populasi pohon mindi banyak ditemui di dataran tingi Bogor,
Sukabumi, Cianjur dan Bandung.
Kayu mindi dapat digunakan dalam bentuk kayu utuh misalnya sebagai komponen rumah, komponen meubeul, dan barang kerajinan.
Daun
dan biji mindi dapat digunakan sebagai pestisida nabati termauk
pestisida kontak. Ekstrak daun mindi digunakan sebagai bahan untuk
mengendalikan hama termasuk belalang.
Banyaknya
kegunaan dari pohon mindi ini mendorong usaha-usaha untuk melestarikan
dan memperluas penanamannnya. Sampai saat ini penelitian dan
pengembangan tanaman ini banyak dilaksanakan untuk pemanfaatan kayu,
bahan insektisida alami dan untuk manfaat lain, tetapi masih dirasakan
kurannya informasi menenai teknologi perbenihan dan budidaya tanaman.
1.2 Tujuan
Tujuan dalam praktikum
ini adalah untuk mengetahui tingkat pertumbuhan tanaman mindi yang
dengan cara disemaikan dengan menggunakan media pasir + serbuk gergaji ,
tanah + serbuk gergaji dan pasir.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Mindi
(Melia azedarach L) merupakan pohon dengan tinggi dapat mencapai 45 m,
diameter mencapai 60 cm-120 cm, termasuk ke dalam kelompok suku
meliaceae. (Wardani, 2001).
Nama
daerah jenis ini adalah renceh di karo, di Jawa dikenal dengan nama
gringging, mementin, mindi kecil (Heyne, 1987). Tanaman mindi (Melia
azedarach L) pada umumnya berbuah pada bulan Desember-Januari, walaupun
ada sebagian kecil yang masih berbuah diluar bulan-bulan tersebut
(Nurhasybi dan Danu, 1997).
Buah
mindi merupakan buah batu (drupe). Buah yang masak dicirikan oleh warna
kulit buah kuning, berukuran 1,0-1,8 cm dan bersifat polyembrioni,
dimana dalam satu benih terdapat empat hingga enam lokus yang
masing-masing berisi satu benih berukuran kecil (Nurhasybi dan Danu,
1997). Jumlah buah kering 1.286 butir/kg atau ± 56.894 butir biji/kg
(Danu, 2003).
Benih
mindi memiliki sifat semi rekalsitran yang berarti benih hanya mampu
disimpan pada kadar air tinggi (15-20%) (Nurhasybi dan Danu, 1997).
Untuk mempertahankan daya berkecambah benih maka benih dapat disimpan
dalam kondisi segar (kadar air + 22%) di ruang simpan AC (suhu 18 -
20OC, RH 50-60%) atau suhu kamar (27-29 OC, RH 70-80%) (Nurhasybi dan
Danu, 1997).
Sebaran alami
Pohon
mindi memiliki sebaran alami di India dan Burma kemudian banyak ditanam
di daerah tropis dan sub tropis termasuk di Indonesia (Wardani, 2001).
Di Indonesia jenis ini tersebar di pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur
dan Nusa Tenggara Barat (Nurhasybi dan Danu, 1997).
Pohon
mindi tumbuh pada daerah dataran rendah hingga dataran tinggi, pada
0-1200 meter diatas permukaan laut. Dapat tumbuh pada suhu -5OC sampai
dengan 39OC, dengan curah hujan rata-rata pertahun 600-2000 mm (Ahmed
dan Idris, 1997 dalam Wardani, 2001). Sedangkan menurut Heyne (1987),
Mindi seringkali tumbuh pada tanah tersier, pada tanah liat, berbatu
atau pasir vulakanis, di bukit-bukit rendah sampai ketinggian 1000 meter
diatas permukaan laut.
kegunaan
Tanaman mindi merupakan tanaman serbaguna karena seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan. Kayu Mindi dapat digunakan untuk venir indah, mebel, bahan baku lantai kayu dan barang kerajinan lainnya (Sulastiningsih dan Hadjib, 2001). Menurut Heyne (1987) kayu mindi dapat digunakan untuk kotak kayu, batang korek api, papan dan papan bangunan serta vinir hias.
Tanaman mindi merupakan tanaman serbaguna karena seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan. Kayu Mindi dapat digunakan untuk venir indah, mebel, bahan baku lantai kayu dan barang kerajinan lainnya (Sulastiningsih dan Hadjib, 2001). Menurut Heyne (1987) kayu mindi dapat digunakan untuk kotak kayu, batang korek api, papan dan papan bangunan serta vinir hias.
Bahan
aktif yang terkandung dalam tanaman mindi adalah azadirachtin, selanin
dan meliantriol (Sulastiningsih dan Hadjib, 2001). Daun dan biji mindi
dilaporkan dapat digunakan sebagai pestisida nabati dengan cara
menghaluskan lalu mencampurnya dengan air atau pelarut lain. Biji mindi
dengan konsentrasi sekitar 5% yang dilarutkan dalam air dan ditambah
sedikit deterjen dapat digunakan sebagai insektisida. Sekitar 50 gram
daunnya yang direndam dalam 1 liter air dengan sedikit deterjen dan
diendapkan semalam dapat digunakan sebagai insektisida, selain itu
ekstrak daun mindi digunakan sebagai bahan untuk mengendalikan hama
termasuk belalang (Sulastiningsih dan Hadjib, 2001).
Kulit
mindi berguna sebagai penghasil obat untuk mengeluarkan cacing usus
sedangkan kulit, daun, dan akar tanaman mindi telah digunakan sebagai
obat rematik, demam, bengkak dan radang (Lassak dan McCarthy, 1983 dalam
Sulastiningsih dan Hadjib, 2001).
Perkecambahan benih
Karena
benih memiliki sifat dormansi fisik yang tinggi (Kulit benih yang
keras) maka untuk memecahkan dormansinya diperlukan perlakuan. Selain
direndam dengan asam sulfat, perlakuan pemecahan dormansi yang mudah
dilakukan adalah dengan meretakan benih dengan ragum dan atau palu. Arah
retakan diusahakan memanjang ukuran benih.
Setelah
benih diretakan kulitnya, benih dikecambahkan pada media campuran
tanah+pasir (1:1) dalam bak kecambah tertutup plastik. Cara ini
menghasilkan daya berkecambah 89% dengan kecepatan tumbuh 55% selama
satu minggu. (Danu, 2003).
III. METODE PRAKTEK
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan pada hari rabu, tanggal 26 oktober 2011 dan bertempat di Green house Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako, Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Toperware, pisau, mistar, buku, hand sprayer.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah biji mindi, pasir, tanah dan serbuk gergaji
3.3 Cara Kerja
Pertama-tama
biji mindi direndam dengan menggunakan air panas dan air dingin selama
24 jam. Sebelum bibit disemaikan pertama-tama mengatur media, pada
tempat pertama diisikan media pasir dengan serbuk gergaji , tempat yang
kedua diisikan dengan tanah dengan serbuk gergaji dan tempat ketiga
diisikan dengan pasir.
Setelah
dilakukan perendaman pada biji mindi maka biji mindi disiapkan untuk
disemaikan pada masing-masing tempat yang telah disediakan. Setelah
dilakukan penyemaian maka ukurlah tinggi tiap semai dan amati perubahan tnggi pada tanaman mindi dalam 14 hari ( 2 minggu)
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 hasil yang didapatkan pada praktikum ini adalah
4.2 Pembahasan
Esktraksi
biji dilakukan dengan merendam buah dalam air selama 1 sampai 2 hari,
kemudian biji dibersihkan dan dikeringkan di tempat teduh. Jumlah biji
kering tiap kilogram +/- 3000 butir. Penyimpanan biji dilakukan dengan
memasukan biji ke dalam wadah yang tertutup rapat, disimpan di ruang
dingin (suhu 3-5 °C) daya kecambah 80% selama satu tahun dan turun 20%
setelah lima tahun.
Pengadaan
bibit mindi secara generatif (menggunakan biji), untuk menghilangkan
dormansi kulit biji yang dapat menghambat perkecambahan dilakukan dengan
cara membuang kulit dalam dari buah atau cara lain dengan merendam biji
dalam air bersuhu 80°C selama 30 menit. Penaburan biji dilakukan di
persemaian yang tidak di naungi. Biji ditutup tanah atau serasah tipis.
Setelah kecambah mencapai tinggi 2-4 cm dapat dipindah ke kantong
plastik ukuran 200-300 ml yang berisi tanah lapisan atas (top-soil).
Bibit dipelihara di pesemaian sampai tingginya mencapai 20-30 cm. Bibit
siap tanam pada umur 4 bulan sampai 6 bulan. Apabila akan menggunakan
bibit yang berupa stump, dibuat dengan memotong batang dan akar
tunggang, masing-masing berukuran 20 cm dan diameter leher akar stump
sebaiknya antara 1-1,25 cm. Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat
dilakukan dengan membuat stek batang. Pemberian hormon indole butiric
acid (IBA) dengan Perbanyakan
vegetatif dapat dilakukan dengan emmbuat stek batang, anakan yang
muncul dari akar atau mencangkok tanaman. Perbanayakan stek mindi dapat
menggunakan hormon indole butiric acid (IBA) dengan dosis 50 ppm.
Pengadaaan
bibit stump dilakukan denan cara bibit yang ada di persemaian dijarangi
terlebih dahulu menjadi berjarak 15 cm x 15 cm kemudian stump. Stump
dibuat dengan cara memotong batan dan akar tnggang, masing-masing
berukuran 20 cm,
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada
hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa benih yang pertumbuhannya
cepat pada kondisi benih yang direndam dengan air panas dibandingkan
dengan dengan media pasir dengan serbuk gergaji
dibandingkan denga benih yang direndam dengan air dingin. Pada media
pasir dengan serbuk pertumbuhan lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan
pada media tanah + serbuk gergaji dan pasir
5.2 Saran
Untuk praktek kedepannya agar waktu yang digunakan untuk mengamati lebih diperhatikan
DAFTAR PUSTAKA
Danu, 2003. Atlas Benih Tanaman Hutan Jilid I. Publikasi khusus vol.3 n0.8. Balai Litbang Teknologi Perbenihan Bogor.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Badan Litbang Kehutanan. Jakarta.
Nurhasybi
dan Danu, 1997. Mengenal Budidaya Mindi (Melia azedarach L). Tekno
Benih. Vol.II No.1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Balai
Teknologi Perbenihan. Bogor.
Sulastiningsih,
IM dan Nurwati Hadjib, 2001. Kegunaan Mindi (Melia Azedarach L). Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.
Wardani,
M, 2001. Morfologi, Persebaran dan Tempat Tumbuh Mindi (Melia Azedarach
L). Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan.
Jakarta.
www.iptek.apjii.or.id,
2006. Melia azedarach L.http:iptek.apjii.or.id/artikel/
ttg_tanaman_obat/ depkes/ buku1/ 1-184.pdf. Diakses tanggal 28 Juni 2006
jam 11.25
Visit back rimbawan kecil PCSI UNIB :)
BalasHapustengkyu referensinya
Agen Judi Online
BalasHapusDaftar Agen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Moratti Dukung Inter Milan Rebut Scudetto
Inter Milan Tekuk AC Milan, Montella Tetap Bangga
3 Hattrick Heroik Icardi di Inter Milan
Foto Ayu Ting Ting Bareng Raffi Ahmad Jadi Perdebatan
Pelat Nomor Mobil Sama, Farhat Abbas Somasi Raffi Ahmad