Jumat, 17 Oktober 2014

Manfaat Pupuk Bokashi dari Kotoran Kambing

Peternakan kambing boleh dibilang menjadi favorit banyak keluarga di pedesaan. Biasanya lahan yang luas didukung kemudahan makanan bagi kambing menjadikan peternakan kambing tumbuh subur. Ini tentunya juga menghasilkan volume kotoran kambing yang cukup banyak, namun jangan kuatir karena kotoran kambing bisadiolah menjadi kompos.



Kandang kambing yang dekat dengan pemukiman memang mengkuatirkan soal kebersihan maupun kesehatan. Namun bila kotorannya bisa diolah menjadi kompos bisa menjadi solusi yang tokcer dalam menyelesaikan penumpukan kotoran kambing. Tentunya masalah lahan tidak menjadi masalah, karena di pedesaan memiliki lahan yang cukup untuk mengelola kotoran kambing menjadi kompos. 
Namun lebih sering keterbatasan pengetahuan yang membuat kotoran kambing ini menjadi masalah. Sebenarnya proses pembuatan kompos dari kotoran kambing ini bisa dilakukan siapapun, hanya memang perlu tenaga untuk mengolah kotoran kambing ini. Tenaga ini memang lebih banyak untuk memindahkan kotoran kambing ke tempat pengomposan, dan dilanjutkan dengan proses pengomposan yang sedikit membutuhkan tenaga ekstra

Kendala lain yang menghambat proses pengomposan pada kotoran kambing ini juga seputar penggunaan kompos dari kotoran kambing. Rendahnya daya serap kompos ini juga memicu kurang diminatinya pengomposan dari kotoran kambing. Namun situasi akan beda bila penggunaan kompos semakin dibutuhkan, dan harga pupuk kimia semakin mahal, ini tentunya akan meningkatkan penggunaan kompos.

Pengomposan dari kotoran kambing bisa dilakukan dengan campuran limbah pertanian yang ada di sekitar tempat tersebut. Bisa dari jerami, batang jagung, rumput kering, daun kering, sampah, daun tebu, hampir semua limbah pertanian bisa digunakan sebgai campuran untuk kompos dari kotoran kambing. Hanya perlu sedikit penyesuaian prosentasi antara kotoran kambing dan limbah pertanian ini.

Menyiapkan kotoran kambing sebagai bahan kompos

Biasanya kadar air dari kotoran kambing tidaklah terlalu tinggi, sehingga bisa langsung digunakan untuk pengomposan. Cara mengukur kadar air dari kotoran kambing sudah memenuhi untuk pengomposan adalah dengan mencampur satu timba kotoran kambing dan satu timba limbah pertanian, bila diperas tidak keluar air atau setetes air yang keluar, maka kotoran kambing ini sudah bisa digunakan untuk pengomposan.

Intinya dilihat hasil percampuran dari prosentase kotoran kambing dan limbah pertanian, bila kadar airnya cukup, maka sudah bisa digunakan untuk pengomposan. Memang bahan dari limbah pertanian bisa dalam keadaan basah atau kering, namun melihatnya dengan melihat percampuran dari bahan tersebut. Pengetesan bisa dilakukan dengan cara sederhana, tanpa harus menggunakan peralatan yang modern.

Menyiapkan campuran limbah pertanian

Apapun jenis limbah pertanian yang akan digunakan untuk pengomposan, harus dalam keadaan terpotong kecil. Ini untuk mempercepat proses pengomposan, namun bila komponen waktu bukan menjadi halangan, maka limbah pertanian apa adanya bisa langsung digunakan. Biasanya proses pengomposan akan menjadi lebih lama bila limbah untuk campuran pengomposan tidak diolah dulu.

Bila kompos ini nantinya untuk dipakai sendiri, pengolahan campuran limbah pertanian hanya memposisikan tidak terlalu basah. Ini bisa disesuaikan dengan kadar air dari bahan kompos tersebut, jangan sampai campuran ini nantinya terlalu basah atau terlalu kering.

Mencampur kotoran kambing dengan limbah pertanian

Untuk menemukan percampuran yang tepat antara kotoran kambing dan limbah pertanian, maka satu timba kotoran kambing dan satu timba limbah pertanian bisa dicampur dan dicek kadar airnya. Bila diperas hanya mengeluarkan air sedikit, ini adalah takaran kadar air yang tepat. Namun bila kondisi limbah pertanian cukup kering, prosentasenya bisa dinaikan sebagai faktor penyeimbang kadar air yang tepat tadi.

Campuran ini harus diaduk sampai rata, sehingga konturnya akan berbeda dari bentuk asalnya. Campuran antara kotoran kambing dan limbah pertanian ini sudah siap untuk dikomposting, dan harus ditutup dengan plastik atau terpal. Ini untuk proses composting dan menghindari percampuran dengan air hujan atu sinar matahari.
Mengaduk campuran kompos dari kotoran kambing
Campuran tadi diaduk selang tiga sampai 7 hari untuk oksigenasi dan meratakan proses pengomposan. Lalu tutup lagi dengan terpal atau plastik untuk melanjutkan proses pengomposan. Biasanya bau kotoran kambing akan perlahan menghilang seiring berjalannya proses pengomposan.
Setelah tiga sampai empat minggu proses pengomposan sudah mulai terlihat. Ada perubahan kontur dan warna pada campuran kotoran kambing tadi. Baunya akan menghilang, biasanya penyaringan sudah bisa dilakukan, bila kompos tersebut dikemas dalam plastik atau karung. Namun bisa juga langsung digunakan untuk menyuburkan tanah 

1 komentar:

sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???