UPAYA DALAM MELAKUKAN
KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI
Oleh : RAHMAT HIDAYAT
[FORESTER UNTAD BLOG] Tidak semua aktifitas manusia berakibat menurunkan keanekaragaman
hayati. Ada juga aktivitas yang justru meningkatkan keanekaragaman hayati.
1.
Penghijauan
Kegiatan penghijauan
meningkatkan keanekaragaman hayati. Kegiatan penghijauan tidak hanya menanam
tetapi yang lebih penting adalah merawat tanaman setelah ditanam.
2.
Pembuatan Taman Kota
Pembuatan taman-taman
kota selain meningkatkan kandungan oksigen, menurunkan suhu lingkungan, mamberi
keindahan, juga meningkatkan keanekaragaman hayati.
3.
Pemuliaan
Pemuliaan adalah usaha
membuat varietas unggul dengan cara melakukan perkawinan silang. Usaha
pemuliaan akan menghasilkan varian baru. Oleh sebab itu pemuliaan hewan dan
tumbuhan dapat berfungsi meningkatkan keanekaragaman gen.
4.
Pembiakkam
Hewan atau tumbuhan
langka dan rawan punah dapat dilestarikan dengan pembiakan/konservasi secara in
situ dan ex situ.
a). Konservasi Insitu,
meliputi metode dan alat untuk melindungi spesies, variasi genetik dan habitat
dalam ekosistem aslinya. Pendekatan insitu meliputi penetapan dan pengelolaan
kawasan lindung seperti: cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman
wisata alam, hutan lindung, sempadan sungai, kawasan plasma nutfah dan kawasan
bergambut. Dalam prakteknya, pendekatan insitu juga termasuk pengelolaan satwa
liar dan strategi perlindungan sumberdaya di luar kawasan lindung. Di bidang
kehutanan dan pertanian, pendekatan insitu juga digunakan untuk melindungi
keanekaragaman genetik tanaman di habitat aslinya serta penetapan spesies dilindungi
tanpa menspesifikasikan habitatnya.
b).Konservasi Eksitu,
meliputi metode dan alat untuk melindungi spesies tanaman, satwa liar dan
organisme mikro serta varietas genetik di luar habitat/ekosistem aslinya.
Kegiatan yang umum dilakukan antara lain penangkaran, penyimpanan atau
pengklonan karena alasan: (1) habitat mengalami kerusakan akibat konversi; (2)
materi tersebut dapat digunakan untuk penelitian, percobaan, pengembangan
produk baru atau pendidikan lingkungan. Dalam metode tersebut termasuk: pembangunan
kebun raya, koleksi mikologi, museum, bank biji, koleksi kultur jaringan dan
kebun binatang. Mengingat bahwa organisme dikelola dalam lingkungan buatan,
metode eksitu mengisolasi spesies dari proses-proses evolusi.
5. Restorasi dan Rehabilitasi,
meliputi metode, baik insitu maupun eksitu,
untuk membangun kembali spesies, varietas genetik, komunitas, populasi, habitat
dan proses-proses ekologis. Restorasi ekologis biasanya melibatkan upaya
rekonstruksi ekosistem alami atau semi alami di daerah-daerah yang mengalami
degradasi, termasuk reintroduksi spesies asli, sedangkan rehabilitasi
melibatkan upaya untuk memperbaiki proses-proses ekosistem, misalnya Daerah
Aliran Sungai, tetapi tidak diikuti dengan pemulihan ekosistem dan keberadaan
spesies asli.
6. Pengelolaan Lansekap
Terpadu,
meliputi alat dan
strategi di bidang kehutanan, perikanan, pertanian, pengelolaan satwa liar dan
pariwisata untuk menyatukan unsur perlindungan, pemanfaatan lestari serta
kriteria pemerataan dalam tujuan dan praktek pengelolaan. Mengingat bahwa
tataguna lahan tersebut mendominasi keseluruhan bentuk lansekap, baik pedalaman
maupun wilayah pesisir, reinvestasi untuk pengelolaan keanekaragaman hayati
memiliki peluang besar untuk dapat diperoleh.
7. Formulasi Kebijakan
dan Kelembagaan,
meliputi metode yang
membatasi penggunaan sumberdaya lahan melalui zonasi, pemberian insentif dan
pajak untuk menekan praktek penggunaan lahan yang secara potensial dapat
merusak; mengaturan kepemilikan lahan yang mendukung pengurusannya secara lestari;
serta menetapkan kebijakan pengaturan kepentingan swasta dan masyarakat yang
menguntungkan bagi konservasi keanekaragaman hayati.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:
Posting Komentar
sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???