MAKALAH
HUBUNGAN UNSUR HARA TANAH DAN AIR
Oleh
: RAHMAT HIDAYAT
I.
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Unsur hara merupakan komponen penting dalam
pertumbuhan tanaman, unsur hara banyak tersedia dialam, sehingga tumbuhan bisa
memanfaatkannya untuk kebutuhan metabolismenya. Tetapi ketersediaan unsur
hara di beberapa tempat tidak sama, ada yang berkecukupan sehingga
pertumbuhan tanaman menjadi baik namun ada juga yang kekurangan, sehingga
pertumbuhannya menjadi terhambat. Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda – beda bergantung pada umur, jenis
tanaman, dan kebutuhan tanaman itu sendiri. Pada masa vegetative tanamanlebih membutuhkan unsur N, unsur N sangat vital
bagi pertumbuhan tanaman karena unsur ini paling banyak dibutuhkan tanaman. Unsur ini fungsi
utamanya adalah mensintesisi klorofil yang difungsikan tumbuhan dalam melakukan
pross fotosintesis.Yang perlu diingat tanaman tidak dapat menyerap unsur hara
dalam bentuk tunggaltetapi tanaman menyerap unsur hara tersebut dalam bentu ion
seperti unsur hara N dapat diserap tanaman dalam bentuk NH4dan NO3-begitu juga unsur lain jugadiserap tanaman dalan
bentuk ion, yang sering disebut sebagai bentuk tersedia bagitanaman. Tetapi
permasalahannya jika unsur N diberikan dalam jumlah yang berlebih justru
dapat mengakibatkan produksi tanaman menurun, hal ini dikarenakanpemberian unsur N dalam jumlah yang banyak atau
melebihi kebutuhan tanaman dapat mengekibatkan fase vegetative tanaman lebih
panjang sehingga pembentukanorgan generative tidak maksimal. Akibatnya selain
produktivitasnya menurun,kualitas yang dihasilkan juga menurun.
Oleh karena itu
diperlukan suatu pengujian untuk mendeteksi batas kritissuatu tanaman akan
unsur hara tertentu sehingga dapat diketahui kebutuhan tanamanakan unsur hara
tertentu yang optimum.
Tidak
berbeda dengan makhluk hidup yang lainnya, tanaman dapat tumbuh dan berkembang
bila ada tanah, air, dan udara. Tanaman dapat tumbuh dengan sangat baik apabila
tanah yang ditanami dalam keadaan baik, yaitu :
- Mudah dikerjakan
- Memberi kesempatan bagi akar tanaman untuk tumbuh dan berkembang
- Mngandung unsur hara
- Memungkinkan terjadinya proses sirkulasi air dan udara
- mempunyai tingkat kelembaban yang cukup
- Memberi kesempatan bagi akar tanaman untuk tumbuh dan berkembang
- Mngandung unsur hara
- Memungkinkan terjadinya proses sirkulasi air dan udara
- mempunyai tingkat kelembaban yang cukup
Tanah
mudah dikerjakan apabila tanah tersebut merupakan aluvial atau hasil pelapukan,
sehingga tidak keras dan tidak banyak mengandung batuan. Dengan keadaan tanah
yang tidak keras maka akan memungkinkan akar dapat tumbuh dan berkembang. Agar
tanah mengandung unsur hara, maka tanah harus memiliki pori tanah untuk
menyimpan unsur hara. Pori tanah juga bermanfaat untuk menyimpan butir air dan
menjaga kelembaban tanah. Pori tanah tidak selalu dan tidak semuanya berisi
air, melainkan sebagian berisi udara yang diperlukan bagi kehidupan tanaman,
khususnya agar akar tanaman tidak busuk ( khusus bagi tanaman yang tidak tahan
genangan air ).
Didalam
pengairan, yang perlu diperhatikan adalah kapasitas lapang dan titik layu
permanen. Karena, diantara dua keadaan tersebut terdapat air yang dapat
dimanfaatkan oleh tanaman. Kapasitas lapang adalah kapasitas maksimum air
kapiler yang dapat ditahan di zone perakaran pada keadaan letak muka air tanah
cukup dalam sehingga air tidak dapat ditarik ke zone perakaran.
Titik
layu permanen adalah suatu keadaan dimana jumlah lengas pada keadaan tanaman
menjadi layu pertama kali. Keadaan ini memberi indikasi bahwa tanaman perlu
tambahan air sesegera mungkin.
Disamping sebagai tempat tegaknya
tanaman, tanah juga mensuplai unsur hara esensial yang diperlukan
oleh tanaman kecuali CO2 dan O2 yang
berasal dari atmosfer. Interaksi antara fase padatan dan cairan
dalam mensuplai unsur hara esensialdari tanah ke akar tanaman.
Secara umum telah disepakati bahwa tanaman menyerap
sebagian besar haranya secara langsung dari larutan tanah,
maka komponen ini akan menjadi fokus pembahasan. Konsentrasi
larutan tanah selalu encer, jarang yang melampaui 10 mm kecuali
pada kondisi saline. Larutan tanah berada dalam kondisi
kesetimbangan dinamik dengan fase padatan tanah yang
mencerminkan cadangan hara.
1.2
Manfaat dan Tujuan
Manfaat yang diharapkan dari makalah ini yaitu agar kita
lebih memahami tentang fungsi, unsur yang terkandung dalam tanah, serta lebih
memahami tentang hubungan interaksi antara tanah, hara dan air.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah dapat
didefinisikan sebagai material
mineral tidak-padu yang
berada di permukaan bumi dan yang
berfungsi sebagai medium alami bagi pertumbuhan tanaman darat. Akan
tetapi kalau dilakukan praktek-praktek pengelolaan tanah dan dengan demikian dipengaruhi
oleh faktor genetik dan
lingkungan, maka akan banyak
terjadi modifikasi pada karakteristik dan kualitas tanah. Efek-efek
modifikasi terhadap lengas tanah,
temperatur-tranah, oksigen-udara-tanah, karakteristik kimiawi, kekurangan atau keracunan hara, dapat muncul
dan terlibat dengan interaksi-interaksi yang terjadi
di antara parameter-parameter ini. Selain hal-hal tersebut, uraian berikut
ini akan dibatasi pada modifikasi zone perakaran tanaman,
terutama yang berkaitan dengan
penyembuhan kekurangan unsur hara.
Sistem pengolahan tanah seringkali memodifikasi zone
perakaran tanaman secara signifikan.
Tindakan pengolahan tanah lazimnya dilakukan karena beberapa alasan,
misalnya untuk menggemburkan tanah sehingga
memudahkan penetrasi akar, mengubur residu panen tanaman sebelumnya,
menyediakan lingkungan yang sesuai bagi
benih, mengendalikan gulma.
Tradisi, estetika, dan manfaat-manfaat tertentu lainnya
telah memotivasi petani untuk mempraktekkan berbagai macam tindakan pengolahan
tanah dan budidaya tanaman, yang
pada akhirnya akan memodifikasi
zone perakaran.
Praktek-praktek seperti ini dianggap
lebih layak kalau sumber
enerji, terutama yang
berasal dari bahan
bakar fosil, cukup tersedia dan lebih ekonomis. Konsep penggunaan enerji telah berubah secara drastis pada
akhir-akhir ini, terutama dalam proses
produksi pertanian. Semakin
terbatasnya enerji fosil dan dengan
demikian semakin meningkatnya biaya serta minat terhadap konservasi
tanah, telah mendorong semakin
banyaknya perhatian terhadap konsep minimum-tillage
(Adams et al., 1973; Mock dan Erbach, 1977). Sistem ini mempengaruhi
tingkat modifikasi zone perakaran
tanaman dan mungkin juga akan
berpengaruh terhadap cekaman (kekurangan)
hara.
Data yang falid tentang pengaruh modifikasi zone perakaran terhadap cekaman hara relatif sulit
dan mahal diperoleh. Heterogenitas di antara dan di dalam lokasi serta interaksi
yang kompleks di
antara faktor-faktor telah
mengakibatkan kesulitan
interpretasi data terutama kalau replikasi waktu tidak dilakukan.
Walaupun demikian masih dimungkinkan untuk mengubah dan mengatasi
kekurangan hara yang diakibatkan oleh adanya modifikasi
zone perakaran.
Dalam rangka memperkenalkan teknik-teknik
yang dapat digunakan untuk
memperbaiki kesuburan tanah dan menyembuhkan kekurangan hara,
dianggap perlu untuk
terlebih dahulu memahami sifat dan karakteristik dari permasalahan yang
dihadapi. Untuk ini maka harus memahami berbagai pengetahuan tentang
fenomena kesetimbangan dalam
tanah yang mengendalikan suplai hara ke akar tanaman. Kalau pengetahuan ini telah dikuasai, maka
perlu mengevaluasi presisi dan nilai prognostik dari metode-metode yang ada
untuk menjelaskan status kesuburan tanah.
Hal ini memungkinkan kita untuk
menentukan realibilitas cara-cara yang
digunakan untuk mendiagnosa kekurangan hara
dalam suatu kasus tertentu.
Setelah itu berbagai pendekatan
untuk menyembuhkan kekurangan hara dapat dirancang
untuk memaksimumkan respon
tanaman terhadap perlakuan
penyembuhannya.
Ada banyak kendala dalam diagnosis sifat
dan keparahan problematik yang
ada dan pada akhirnya akan menimbulkan kesulitan dalam
upaya menyembuhkan sesuatu
masalah kekurangan hara. Banyak
aturan-aturan dan kaidah-kaidah tertulis tentang kesuburan tanah dan diagnosis kekurangan hara.
III.
PEMBAHASAN
3.1. Hubungan Tanah-Hara
Disamping
sebagai tempat tegaknya
tanaman, tanah juga mensuplai unsur hara esensial yang diperlukan
oleh tanaman kecuali CO2
dan O2 yang berasal dari
atmosfer. Interaksi antara fase padatan dan cairan dalam mensuplai unsur
hara esensialdari tanah ke akar tanaman. Secara umum
telah disepakati bahwa
tanaman menyerap sebagian
besar haranya secara langsung dari larutan tanah, maka komponen
ini akan menjadi fokus pembahasan.
Konsentrasi larutan tanah selalu
encer, jarang yang melampaui 10 mM
kecuali pada kondisi saline. Larutan
tanah berada dalam kondisi kesetimbangan dinamik dengan fase
padatan tanah yang mencerminkan
cadangan hara.
Kita perlu
untuk mengkaji konsep-konsep
ketersediaan dan suplai
hara. Istilah
"ketersediaan" itu sendiri masih
belum terdefinisikan secara baik,
tetapi telah diartikan
sebagai ”kondisi dimana
tanaman mampu mendapatkan hara
secukupnya”. Misalnya, ion-ion dalam
larutan tanah mudah tersedia tetapi jumlah totalnya sedikit. Oleh karena
itu kesinambungan penyerapan hara
dari larutan tanah
tergantung kepada laju pembaharuan
konsentrasinya dari cadangan hara yang berada pada fase padatan-tanah. Oleh karena itu pada umumnya dianggap benar bahwa tambahan pertama dari hara yang
diambil akan lebih mudah
tersedia dibandingkan dengan tambahan-tambahan berikutnya karena enerji ikatannya kepada
fase padatan semakin besar.
3.2. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Ketersediaan Hara Dan Air
Ketersediaan hara bagi tanaman ditentukan oleh
faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tanah mensuplai
hara dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
tanaman untuk menggunakan unsur hara yang disediakan. Tujuan dari uji-tanah adalah mengukur
faktor-faktor ini dan menginterpretasikan
hasil-hasilnya dalam konteks perlakuan penyembuhan yang
mungkin diperlukan. Beberapa faktor dapat ditentukan melalui pekerjaan
analisis laboratorium. Sedangkan faktor lainnya seperti kandungan oksigen-udara
-tanah, suhu tanah dan lainnya, harus ditentukan di lapangan.
Dalam menyarankan suatu prosedur untuk mengukur
ketersediaan unsur hara atau menginterpretasikan hasil-hasil
pengukurannya, pengetahuan tentang berbagai reaksi yang berlangsung
dan dialami oleh unsur hara dalam tanah sangat penting. Oleh karena itu
dalam pembahasan kali ini akan dipusatkan pada faktor-faktor yang terlibat
dengan suplai hara pada permukaan akar tanaman.
3.3. Faktor-faktor
yang mempengaruhi konsentrasi larutan tanah
Unsur hara
yang larut dalam larutan-tanah berasal dari beberapa sumber
seperti pelapukan mineral primer, dekomposisi bahan
organik, deposisi dari atmosfer, aplikasi pupuk, Air irigasi,
rembesan air tanah dari tempat lain, dan lainnya.
Ion-ion nitrat dan khlorida sangat mudah larut dan
lazimnya tidak membentuk senyawa yang tidak-larut dengan komponen tanah. Akibatnya nitrat dan khlorida
yang ditambahkan ke tanah akan tetap berbentuk anion dalam larutan
tanah hingga diserap oleh akar tanaman atau jasad renik,
tercuci, atau mengalami reaksi denitrifikasi nitrat. Anion sulfat
dalam tanah-tanah netral dan alkalis mempunyai perilaku
yang serupa dengan nitrat, tetapi dalam tanah-tanah
masam cenderung untuk dijerap oleh koloid tanah. Kebanyakan
unsur hara lainnya membentuk beberapa tipe senyawa yang
kurang melarut dan cenderung mempertahankan konsentrasi kesetimbangan dalam
larutan tanah. Dengan demikian
kation-kation larut air akan berkesetimbangan dengan
kation tukar; kation-kation seperti Cu dan Zn mempunyai ciri-ciri
asam Lewis (sebagai aseptor elektron) dapt membentuk kompleks
dengan bahan organik tanah; ion ferri dan Al membentuk hidroksida atau
oksida hidrous yang tidak melarut; fosfor membentuk senyawa Fe-fosfat,
Al-fosfat dan Ca-fosfat yang tidak melarut.
Langsung
atau tidak langsung semua kehidupan bergantung kepada tanah. Sebagaimana besar
unsur hara yang diperlukan tubuh mekhluk hidup berasal dari tanah. Jadi, tanah
merupakan sumber unsur semua kehidupan. Tanah yang subur adalah tanah yang kaya
unsur hara serta cukup kandungan airnya. Tanah subur sangat berguna bagi
kehidupan tumbuhan karena tumbuhan hanya dapat menyerap hara yang terlarut
dalam air.
Tumbuhan
merupakan komponen biotik lingkungan yang mampu mengambil hara tanah dan
mengubahnya menjadi zat yang dapat digunakan oleh kehidupan lainnya. Oleh
karena itu, kesuburan tanah sangat meenentukan jenis tumbuhan yang hidup di
atasnya. Jenis tumbuhan yang hidup di atasnya akan menentukan jenis hewan yang
mampu berkembang di dalam lingkungan. Untuk menjaga tanah agar tetap subur,
antara lain kita harus mencegah terjadinya erosi. Tanah yang terkena erosi akan
terkikis permukaanya. Padahal, bagian yang terkikis itulah yang mengandung hara
yang sangat diperlukan organisme.
Didalam
pengairan, yang perlu diperhatikan adalah kapasitas lapang dan titik layu
permanen. Karena, diantara dua keadaan tersebut terdapat air yang dapat
dimanfaatkan oleh tanaman. Kapasitas lapang adalah kapasitas maksimum air
kapiler yang dapat ditahan di zone perakaran pada keadaan letak muka air tanah
cukup dalam sehingga air tidak dapat ditarik ke zone perakaran.
Titik
layu permanen adalah suatu keadaan dimana jumlah lengas pada keadaan tanaman
menjadi layu pertama kali. Keadaan ini memberi indikasi bahwa tanaman perlu
tambahan air sesegera mungkin.
IV.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari makalah yang kami sampaikan ini, kami mengambil
kesimpulan bahwa :
·
Disamping
sebagai tempat tegaknya
tanaman, tanah juga mensuplai unsur hara esensial yang
diperlukan oleh tanaman kecuali CO2
dan O2 yang berasal dari
atmosfer.
·
Ketersediaan hara bagi tanaman ditentukan oleh
faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tanah mensuplai
hara dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
tanaman untuk menggunakan unsur hara yang disediakan.
4.1 Saran
Makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan dalam hal penyusunan dan penulisannya, diharapkan kritik dan
sarannya kepada pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Aisyah, Ayu. 2012. Tekstur Tanah. www.lilinkecil1610.blogspot.com
Dwijoseputro, D. 1988. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit
PT. Gramedia
Jakarta.
Harahap, F dan Nusyirwan. 2007. Fisiologi Tumbuhan, Suatu Pengantar.
UNIMED
Press Medan.
Hadi Utomo, W. 1982. Dasar-Dasr Fisika
Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya: Malang
Salisbury, F.B and Ross, C. 1984. Plant Phisiology. Third plant. Penerbit
PT.
Gramedia Jakarta.
Santosa. 1990. Fisiologi Tumbuhan. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
Soepardi,Goeswono. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor:
Institut Pertanian Bogor
Suwardi,dkk. 2000. Morfologi dan Klasifikasi Tanah.
Bogor:Institut Pertanian Bogor
Siagian,
Prasetyo. 2011.Tekstur Tanah.www.prasetyosiagian.blogspot.com.21
September 2012
Sarief,
E. Saifuddin, Dr. Ir. 1989. Kesuburan dan
Pemupukan Tanah Pertanian.
Bandung: Pustaka Buana.
0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:
Posting Komentar
sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???