BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani,
yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda
berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang tergolong filum
arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies
yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong
arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di
air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter.
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani,
yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda
berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang tergolong filum
arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies
yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong
arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di
air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter (Karmana,2007)
Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra
= ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki
beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada
tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik
selomata.
Arthropoda adalah hewan dengan kaki
beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan
baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem
peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang,
caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa. (http://organisasi.org).
Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam,
beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan
berukuran kecil.Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam
(http://gurungeblog.wordpress.com)
Hewan arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar (eksosketelon). Ketebalan kutikula sangan bervariasi, tergantung dari spesies hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas protein dan lapisan kitin. Pada waktu serangga mengadakan pertumbuhan, kutikula akan mengalami pengelupasan (Karmana,2007).
Hewan arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar (eksosketelon). Ketebalan kutikula sangan bervariasi, tergantung dari spesies hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas protein dan lapisan kitin. Pada waktu serangga mengadakan pertumbuhan, kutikula akan mengalami pengelupasan (Karmana,2007).
Tubuh Arthropoda terdiri atas caput
(kepala), toraks(dada), dan abdomen (perut) yang bersegmen-segmen. Pada
laba-laba dan udang, kepala dan dadanya bersatu membentuk sefalotoraks, tetapi
ada juga spesies yang sulit dibedakan antara kepala, toraks, dan abdomennya,
seperti pada lipan. Pada tiap-tiap segmen tubuh ada yang dilengkapi alat gerak
dan ada juga yang tidak dilengkapi alat gerak. Hewan
arthropoda memiliki organ sensoris yang sudan berkembang, seperti mata,
penciuman, serta antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium. Tingkat
perkembangannya sesuai dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya.
1.2 Tujuan
1)
Untuk
mengetahui dan mengamati habitat Phylum Arthropoda
2)
Untuk
mengetahui dan mengamati ciri dan jenis Phylum Arthropoda
3)
Untuk
mengidentifikasi Phylum Arthropoda
4)
Untuk
mengetahui klasifikasi Phylum Arthropoda
1.3 Rumusan
Masalah
1) Dimanakah
habitat Phylum Arthropoda ?
2) Bagaimana ciri dan jenis Phylum Arthropoda ?
3) Bagaimana cara mengidentifikasi
Phylum Arthropoda ?
4) Apa klasifikasi dari Phylum Arthropoda ?
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani,
yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda
berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang tergolong filum
arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies
yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong
arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di
air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter (Karmana,2007)
Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra
= ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki
beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada
tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik
selomata (http://gurungeblog.wordpress.com).
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa.
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa.
Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam,
beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan
berukuran kecil.Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam . Hewan
arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan
tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar
(eksosketelon). Ketebalan kutikula sangan bervariasi, tergantung dari spesies
hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas protein dan
lapisan kitin. Pada waktu serangga mengadakan pertumbuhan, kutikula akan
mengalami pengelupasan (Karmana,2007).
Ciri-ciri umum dari antropoda antara
lain mempunyai anggota yang beruas, tubuhnya bilateral simetris terdiri atas
sejumlah ruas-ruas, tubuh dibungkus oleh zat kitin sehingga merupakan rangka
luar, biasanya ruas-ruas terdapat bagian-bagian yang tidak berkitin sehingga
ruas-ruas tersebut mudah digerakkan, sistem saraf berupa sistem saraf tangga
tali, coelom pada hewan dewasa adalah kecil dan merupakan satu rongga
berisi darah dan disebut haemocoel. Klasifikasi antropoda terdiri dari klas
crustae, contoh: udang ; klas onychophora, contoh : preparatus ; klas
chilopoda, contoh : kelabang ; klas diplopoda, contoh : kelemayar ; klas
insecta, contoh : belalang ; klas arachnoidae, contoh : laba-laba ; klas
pauropoda, contoh : pauropus dan klas symphyla, contoh : scutigerella. (Muzzarelli,1985 dan Austin,1988).
Udang mempunyai anggota tubuh mirip
dayung yang berfungsi dalam ventilasi, dengan cara mendorong arus aliran air di
atas insang. Insang bertulang sejati diventilasi secara kontinu oleh
aliran air yang memasuki mulut, lalu masuk melalui celah dalam faring, mengalir
diatas insang dan kemudian keluar tubuh. Ventilasi membawa aliran oksigen segar
dan membuang karbon dioksida yang di keluarkan oleh insang. Karena air jauh
lebih rapat dan mengandung lebih sedikit oksigen persatuan volume dibandingkan
dengan udara. Udang mempunyai insang panjang dan berbulu yang ditutupi oleh
eksoskeleton. Anggota tubuh khusus akan mendorong air mengalir di atas
permukaan insang. (Dall, dkk., 1980).
Serangga adalah hewan-hewan yang
bersegmen dengan eksoskeleton berkitin, dan alat-alat tambahan bersegmen.
Segmentasi itu tampak jelas secara eksternal. Jumlah jenis dalam filum ini
lebih banyak dari jumlah jenis dari semua filum lainnya. Baik laut, air tawar
maupun habitat terrestrial didiami oleh serangga. Coelom pada antropoda
tereduksi. Hoemocoel merupakan sebagian dari sistem sirkulasi. Jenis kelamin
terpisah namun demikian pada jenis-jenis tertentu reproduksi partogenesis
merupakan karakteristiknya. Sirkulasi terjadi karena gerakan pulsasi jantung
dorsal. Pernapasan dengan trakea selalu dicirikan dengan adanya porus
berpasangan pada tiap segmen. (Muzzarelli,1985 dan Austin,1988).
Antropoda adalah filum yang paling
besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan
hewan jenis lainnya. Antropoda bisa ditemukan di laut, air tawar, darat dan
lingkungan udara. Termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Hampir dari
90% dari hewan ini adalah antropoda. Antropoda memiliki bebrapa karakteristik
yang membedakan dengan filum yang lain yaitu tubuhnya bersegmen, segmen
biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang jelas. Anggota tubuh
bersegmen berpasangan, simetris bilateral, eksoskeleton berkitin, secara
berkala mengalir dan diperbaharui sebagai pertumbuhan hewan.
Dalam bahasa Latin, crusta
berarti cangkang. Crustacea disebut juga hewan bercangkang. Telah
dikenal kurang lebih 26.000 jenis Crustacea yang paling umum adalah udang dan
kepiting. Habitat Crustacea sebagian besar di air tawar dan air laut, hanya
sedikit yang hidup di darat. Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup
dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip . Crustacea
mayoritas merupakan hewan air, baik air tawar maupun laut, walaupun
beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Kebanyakan anggotanya dapat
bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup
dengan menumpang pada inangnya (Wikipedia, 2012).
Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru
buku.Sisa metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang
disebut saluran/tubula Malpighi, kelenjar ekskresi, atau keduanya.Sistem
sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka.Sistem sirkulasi terdiri dari jantung,
pembuluh darah pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau
hemosol.Darah Arthropoda disebut juga hemolimfa. (Dall, dkk., 1980).
BAB III
METODOLOGI
3.1
Waktu dan Tempat
Waktu : 09.00 - Selesai WITA
Tempat : Daerah pusentasi (pusat laut) Kec.
Banawa Tengah Kabupaten
Donggala
3.2
Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
a. Alat b.
Bahan
§ Thermometer -
Formalin 70%
§ Salinometer -
Alkohol 70%
§ Do
meter -
Air
§ Sarung
tangan -
Sampel Phylum porifera
§ Snar
kecil
§ Toples
§ Ember
§ Kertas
tebal
§ Alat
tulis menulis
3.3
Prosedur Kerja
1.
Menyiapkan Alat dan Bahan
2.
Mengobservasi keadaan fisik kimia
lingkungan pengamatan
3.
Mengamati habitat, ciri-ciri dan bentuk
Phylum Arthropoda
4.
Mengambil sampel Phylum Arthropoda
5.
Mengidentifikasi, mengklasifikasikan dan
menggambar sampel Phylum Arthropoda
yang ditemukan
6.
Memasukan data kedalam tabel hasil
pengamatan
7.
Mengawetkan sampel Phylum Arthropoda
dengan menggunakan formalin 4% dan air
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Kondisi Fisik-kimia
Lingkungan
NO
|
Waktu
|
Parameter
|
||
Suhu
|
Kelembaban
|
Salinitas
|
||
1
2
3
|
10.05
– 11.05
11.20
– 12.20
12.35
– 1335
|
28oC
29oC
28,2oC
|
83,4%
13,5%
84,8%
|
6,8
6,8
6,8
|
Tabel
1.2
Phylum
arthropoda ( kelas insecta) pada semut
No
|
Nama/Gambar
|
Ket
|
Klasifikasi
|
I
|
Pada air sabun
Semut merah
(Monomorium Sp)
|
1. kepala
2. antena
3.
kaki
4.
badan
5.
adomen
|
Anamalia
artropheda
insecta
furmiridae
furtigonidae
|
II
|
Pada air alkohol
Semut hitam besar (Monomorium SP)
|
1. antena
2. kepala
3. kaki
jalan
4. abdomen
|
Animalia
Artrhopoda
Insecta
Hymrophora
Formicidiae
Nayrmerciae
|
III
|
Kelas insecta ( vecurus sp)
|
1.
kaki
2. abdome
3. caput
4. antena
5. Thoroks
|
Animalia
Arthropoda
Insecta
Orthopetra
Vecustidae
Vecurus
Vecurus SP
|
I
|
Kelas : Crustacea
(coenobita SP)
|
1.Capit
2.caput
3. kaki
|
Kingdom : Anamalia
Filum : Artropheda
Kelas : Crutacea
Ordo : Dekapoda
Famili : Coenabitedae
Genus : Coenabita
Spesies : Coenabita SP
|
II
|
Kelas : Myriopoda
(Julus teresis)
|
1.antena
2.kaki
3. caput
4.abdomen
|
Kingdom : Animalia
Filum : Artrhopoda
Kelas : Myriopoda
Ordo : Dhipiopoda
Famili : Julusidae
Genus : Julus
Spesies : Julusteresis
|
III
|
Kelas : Arochnoiba
(Heteropoda renatoria)
|
1.adomen
2.kaki
3.caput
|
Kingdom : Animalia
Filum :
arthropoda
Kelas :
arachnidea
Ordo :
araneida
Famili :
heteropodidae
Genus :
heteropoda
Spesies : heteropoda
renatoria
|
4.2 Pembahasan
Semut merah
(Monomorium Sp)
a.
Marfologi
Tubuh semut terdiri atas tiga bagian,
yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup
jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar
metapleural, dan
bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit
(pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan
metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat
dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga
abdominal segmen ini bisa terwujud).
Tubuh semut, seperti serangga lainnya,
memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan
perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot, berbeda dengan kerangka
manusia dan hewan bertulang
belakang. Serangga
tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di
bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem
respirasi mereka. Serangga juga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup.
Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di
sepanjang bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang
fungsinya mirip dengan jantung. sistem saraf
semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf ventral yang berada di sepanjang
tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan
cabang yang berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.
b.
Anatomi
semut.
Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor. Semut,
layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk
yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk
mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga oselus di bagian
puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi.
Kebanyakan semut umumnya memiliki
penglihatan yang buruk, bahkan beberapa jenis dari mereka buta. Namun, beberapa
spesies semut, semisal semut bulldog Australia, memiliki penglihatan yang baik.
Pada kepalanya juga terdapat sepasang antena yang membantu semut mendeteksi
rangsangan kimiawi. Antena semut juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama
lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu,
antena semut juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu
yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang
rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi
objek, membangun sarang, dan untuk pertahanan. Pada beberapa spesies, di bagian
dalam mulutnya terdapat semacam kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk
sementara waktu sebelum dipindahkan ke semut lain atau larvanya.
Ceonobita sp
a. Morfologi dan Anatomi
Nama ilmiahnya adalah Coenobita
sp. Disebut juga dengan kepiting pertapa atau kepiting hermit, karena dia
nampak seperti pertapa, dan cangkang keong itu adalah goanya. Orang sering
salah kira dengan kelomang ini. Mereka menganggap kepiting hermit ini sebagai
keong. Padahal bukan. Kelomang dilahirkan telanjang tanpa cangkang. Dia adalah
kepiting Anomura yang hanya memiliki 3 pasang kaki jalan. Sungut pendek atau
antenula, terletak diantara matanya, yang digunakan untuk menangkap bau dan
mencari makanan. Sedangkan sungut panjangnya atau antena, terletak diluar
matanya, yang berfungsi sebagai penyentuh benda.
Saat diangkat
dari atas tanah, dia sering berontak, bahkan terkadang bisa melompat keluar
dari cangkangnya. Kelomang akan berganti cangkang seiring dengan perkembangan
tubuhnya. Dia mencari cangkang baru untuk menggantikan cangkang lamanya di
pesisir pantai sekitar mangrove. Dia akan melepaskan cangkan lamanya dan
berjalan mundur sambil menyembunyikan karapasnya yang lunak. Di alam, dia akan
menggunakan apa saja untuk mengganti cangkangnya, bila dirasakan sudah sempit.
Jika tidak segera menemukan cangkang, dia bisa memakai cangkang apa saja
seperti bohlam lampu bekas. Kepiting Hermit sangat pemilih dalam menentukan
cangkangnya. Dia bisa menghabiskan waktu hingga lebih dari dua jam, hanya untuk
melihat-lihat cangkang barunya. Dengan menyentuh menggunakan kaki dan
antenanya, dia akan berpindah tempat ke cangkang barunya. Dia harus memastikan,
kalau cangkang barunya, kualitasnya jauh lebih baik daripada cangkang lamanya.
B, Sistem Reproduksi dari Coenobita
sp
Coenobita
sp terjadi kopulasi, beberapa jenis membentuk spermatofora dan betina
mempunyai seminal receptacle. Sepasang testis atau ovari terletak dalam thorax,
dan memanjang sampai bagian anterior abdomen. Coenobita variabilis
memperlihatkan perbedaan jenis jantan dan betina, misalnya hewan jantan lebih
kecil daripada yang betina, atau salah satu capit pada jantan besar sekali
sedangkan pada betina capitnya kecil, atau jantan mempunyai warna lebih indah.
Membedakan
jenis kelamin jantan atau betina, bisa dilihat dari ada atau tidaknya gonopores
(keliatan spt titik) yang terletak pada pangkal kaki belakang sebelah dalam
(setelah capit, ada 2 pasang kaki yang terliahat, ini maksudnya kaki terliahat
yang paling belakang). Kalau ada, berarti betina. Lalu pada betina,
mereka juga memiliki pleopods yang terletak pada perut, fungsinya
untuk memegang telur. Jika kita melihat seekor kelomang, kedua alat reproduksi
ini tentu saja tidak akan dapat langsung terlihat.
Kepiting
Pertapa betina akan melepaskan telurnya di air laut. Telur tersebut akan
menetas menjadi zoeae, binatang kecil termasuk plankton dan berenang
dalam air laut. Mereka mengalami beberapa kali molting di dalam air laut
sampai akhirnya bermetamorphosis menjadi kelomang darat ukuran sangat
micro. Setelah menjadi kelomang darat, mereka harus mencari
cangkang/shell untuk melindungi perut yang lunak. Mereka akan tumbuh
lebih besar melalui proses molting dan mereka akan memerlukan shell yang lebih
besar.
Heteropoda renatoria
a. Marfologi
Tak seperti
serangga yang memiliki tiga bagian tubuh, laba-laba hanya memiliki dua. Segmen
bagian depan disebut cephalothorax atau prosoma, yang sebetulnya merupakan
gabungan dari kepala dan dada (thorax). Sedangkan segmen bagian belakang
disebut abdomen (perut) atau opisthosoma. Antara cephalothorax
dan abdomen terdapat penghubung tipis yang dinamai pedicle atau pedicellus.
Pada cephalothorax
melekat empat pasang kaki, dan satu sampai empat pasang mata. Selain sepasang
rahang bertaring besar (disebut chelicera), terdapat pula sepasang atau
beberapa alat bantu mulut serupa tangan yang disebut pedipalpus. Pada
beberapa jenis laba-laba, pedipalpus pada hewan jantan dewasa membesar dan
berubah fungsi sebagai alat
bantu dalam perkawinan.
Laba-laba tidak memiliki mulut atau gigi untuk mengunyah. Sebagai gantinya,
mulut laba-laba berupa alat pengisap untuk menyedot cairan tubuh mangsanya.
c. Taksonomi
Mata pada laba-laba umumnya merupakan mata tunggal (mata berlensa tunggal), dan
bukan mata majemuk seperti pada
serangga. Kebanyakan laba-laba memiliki penglihatan yang tidak begitu baik,
tidak dapat membedakan warna, atau hanya sensitif pada gelap dan terang.
Laba-laba penghuni gua bahkan ada yang buta. Perkecualiannya terdapat pada
beberapa jenis laba-laba pemburu yang mempunyai penglihatan tajam dan bagus,
termasuk dalam mengenali warna.
Untuk menandai kehadiran mangsanya pada umumnya laba-laba
mengandalkan getaran, baik pada jaring-jaring suteranya maupun pada tanah, air,
atau tempat yang dihinggapinya. Ada pula laba-laba yang mampu merasai perbedaan
tekanan udara. Indera peraba laba-laba terletak pada rambut-rambut di kakinya.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Arthropoda
berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang
berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Tubuh
Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks(dada), dan abdomen (perut) yang
bersegmen-segmen. Hewan arthropoda ada yang mengalami metemorfosis sempurna,
metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis. Sistem
reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Ciri-ciri umum dari antropoda antara lain mempunyai
anggota yang beruas, tubuhnya bilateral simetris terdiri atas sejumlah
ruas-ruas, tubuh dibungkus oleh zat kitin sehingga merupakan rangka luar,
biasanya ruas-ruas terdapat bagian-bagian yang tidak berkitin sehingga
ruas-ruas tersebut mudah digerakkan, sistem saraf berupa sistem saraf tangga
tali.
5.2 Saran
Adapun saran
yang dapat saya sampaikan selaku praktikan adalah agar praktikan lain membawa
lebih banyak alat agar lebih banyak mendapatkan jenis-jenis porifera yang
diteliti. Serta lebih teliti dalam pengambilan sampel pada habitat Phylum
prorifera.
DAFTAR PUSTAKA
Radiopoetro,
1996. Zoologi. Penerbit Erlangga. Jakarta
Rusyan,
adun.2011.Zoologi invertebrate (teori dan praktik). Alfeta. Bandung.
Slamet
Adeng dan Madang Kodri.2008.Zoologi Vertebrata.laboratorium biologi
program studi pendidikan biologi FKIP UNSRI. Indralaya
http://asihnurhayati.blogspot.com/2009/02/morfologi-kepiting.html
http://syaifuleddy.blogspot.com/2008/05/eksistensi-kepiting-di-ekosistem.html
http://syaifuleddy.blogspot.com/2008/05/eksistensi-kepiting-di-ekosistem.html
Maksud Dari Arthropoda Terbagi Atas Segmen-Segmen Berbeda Dengan Sistem Peredaran Terbuka apa ya ?
BalasHapus