Fungi Mikoriza
Arbuskular (FMA) adalah salah satu tipe jamur pembentuk mikoriza yang dapat
dikembangkan sebagai pupuk hayati. Jamur ini mampu membentuk simbiosis dengan
sebagian besar (97%) famili tanaman darat (Husna, dkk, 2007). Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) memiliki karakteristik perakaran inang
yang terkena infeksi tidak membesar dan fungi membentuk struktur hifa yang tipis. Hifa FMA merupakan hifa yang tidak bersekat yang tumbuh diantara sel-sel
korteks akar dan bercabang-cabang di dalamnya. Fakuara (1998) dalam Wulandari (2011) menyatakan bahwa ciri utama FMA adalah adanya vesikel dan arbuskulus di dalam korteks akar. Hifa inter dan intraseluler
juga ada
di dalam
korteks
dan
infeksi di
sisi akar secara langsung berhubungan dengan miselium bagian luar yang menyebar dan
bercabang-cabang di dalam tanah.
Menurut Sanders (1986) dalam Patriyasari (2006) menjelaskan bahwa pembentukkan interaksi
Fungi Mikoriza Arbukular (FMA) dan tanaman inang adalah sebagai berikut:
1.
Pembentukkan kecambah dari propagul
FMA yang diikuti oleh pembentukan hifa dalam tanah;
2.
Infeksi primer yang merupakan proses pembukaan fungi ke
dalam tanaman inang. Saat menembus sel, hifa fungi mengalami pengerutan
diameter,
kemudian diameter hifa tersebut kembali pada ukuran yang semula lagi;
3.
Infeksi sekunder yang merupakan proses penyebaran/penjalaran fungi ke bagian-bagian akar yang lain;
4.
Transfer karbon hasil asimilasi dari tanaman inang ke fungi;
5.
Pertambahan biomassa fungi yang terdapat
dalam korteks
akar dan yang terdapat disekitar akar;
6.
Penyerapan hara mineral (terutama fosfor)
oleh miselium dalam tanah
dan ditransfer ke tanaman inang;
7.
Meningkatnya pertumbuhan tajuk dan akar
yang merupakan hasil perbaikan
hara tanaman;
8.
Meningkatnya pertumbuhan fungi akibat meningkatnya persediaan
ruang dan substrat tumbuh.
0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:
Posting Komentar
sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???