by : Rahmat hidayat
Obyek wisata yang menjadi andalan
yang ada di Tanah Lore yaitu obyek wisata bird watching di Padeha, air terjun
di Wuasa dan Kolori, air panas di Watumaeta dan Lengkeka, jeram di Sungai
Lariang di Gintu, camping ground di Wuasa, arung, satwa liar rusa di Torire dan
anoa di padang Lelio, Watumaeta, Wuasa serta satwa tarsius di Lengkeka dan juga
situs batuan-batuan Situs Batu Megalith yang tersebar di lembah Bada dan Besoa.
Di samping itu terdapat pula wisata budaya etnik lokal di lembah Napu dan Bada
yang kaya akan adat istiadat.
wilayah ini termasuk juga wisata khusus
dan selalu ada keinginan untuk berkunjung kembali ke kawasan yang indah ini. kawasan
Lore yang cantik itu saat ini masih dikatakan benar-benar masih perawan. Untuk
perjalanan darat dapat ditempuh sekitar 3,5 jam dari Palu atau sekitar 1,5 jam
dari Poso, dengan kendaraan roda dua.
Batu Megalith
Pra sejarahnya, disebutkan bahwa
nenek moyang orang Indonesia berasal dari daratan cina selatan yang bermigrasi
dengan perahu ke arah selatan ribuan tahun yang lalu. Gelombang migrasi ini
masuk pula ke Sulawesi dan mereka menetap dipulau ini hingga ke Sulawesi
Tengah. Para pengembara ini masuk dalam rumpun ras austronesia yang menyebar
dari madagaskar sampai pasifik. Pada saat itu gelombang kedua orang austronesia
datang ke sulawesi dengan membawa kebudayaan zaman besi. Dengan alat-alat dari
besi ini mereka bisa membuat berbagai model peningglalan dari batu atau dikenal
dengan Megalith.
Di kawasan lore lindu terdapat
juga peninggalan masa prasejarah Austronesia ini. Pada masanya Sulawesi Tengah
diduga menjadi pusat kebudayaan Austronesia ini. Prasasti peninggalan
kebudayaan nenek moyang ini berbentuk patung , belanga besar dari batu, lumpang
batu dan batu berukir lainnya. Di sekitar Taman Nasional lore lindu lebih dari
350 situs yang ditemukan dan banyak lagi yang belum terungkap. Diduga
orang-orang asli di sekitar situs megalit adalah keturunan langsung dari
orang-orang yang datang ribuan tahun lalu.
Lore Lindu dan sekitarnya
ditetapkan oleh Unesco menjadi cagar biosfer sejak tahun 1977. Meski tempat ini
telah menjadi cagar biosfer, namun demikian banyak tangan-tangan yang tidak
bertanggung jawab yang mencuri dan memperjualbelikan batu-batu bersejarah ini
sebagai barang koleksi. Beberapa waktu lalu harian Kompas sempat memuat berita
tentang jual beli batu megalith asal Lore Lindu ini.
Tempat yang menjadi pusat
keberadaan megalith ini adalah Lembah Behoa,Napu dan Bada yang berada di
sekitar TN. Lore Lindu. Disini terdapat peninggalan berupa megalith dalam
jumlah cukup banyak.
Jika melihat megalit di tempat
asalnya dapat menimbulkan pertanyaan tersendiri. Bagaimana batu seberat dan
sebesar itu dapat ada di tengah hamparan padang. Seperti di situs Pokekea di
Kecamatan Lore Tengah Poso. Megalit2 berbentuk belanga raksasa yang disebut
Kalamba lengkap dengan penutupnya terletak di tempat yang agak tinggi.
mengelompok di tengah padang luas membentang yang kalau dilihat dari jauh
mirip-mirip dengan lapangan golf. Sedangkan disekitarnya tidak dijumpai sumber
dari batu-batu besar ini.
ru_000137Menurut arkeolog yang
meneliti situs ini, sebenarnya ada 3 lokasi situs megalit yaitu, “industri”,
pemakaman, pemujaan. Dari lokasi industri, megalith ini batu besar yang sudah
dipahat ini ditarik dengan kerbau sampai ke tempat tersebut. Tradisi menarik
barang dengan kerbau sampai saat ini masih kita jumpai disekitar kawasan TN
Lore Lindu. Di Pulau Sumba model menarik batu dengan kerbau masih dapat
dijumpai sampai saat ini.
Lalu apa guna megalit berbentuk belanga
raksasa ini? Bila ditilik lebih jauh kalamba ini melambangkan juga perahu roh
yang mengacu pada tradisi nenek moyang yang datang dari laut. Kalamba dalam
bahasa lore kuno berarti perahu. Perahu arwah. Ada stratifikasi sosial yang
membuat perbedaan dalam bentuk kalamba. Ada tutup untuk orang yang berpangkat
lengkap dengan hiasan dan ukiran. Ada tempat menaruh sesaji didalam kalamba
tersebut, sepintas mirip tempat sabun kalau jaman sekarang.
Dugaan ini diperkuat oleh
penelitian arkeologi tahun 2000 lalu yang menemukan kerangka manusia dalam
kalamba. Kerangka itu sempat diidentifikasi dan menunjukkan ras mongoloid. Dan
dari identifikasi carbon dating menunjukkan umur minimal 1500-3000 tahun yang
lalu.
Sedangkan patung dari batu yang
banyak dan berukuran beragam dari kecil sampai 4 meter itu merupakan
personifikasi dari orang yang meninggal tersebut.
catatan kruytt meenyebutkan,
sebelum kedatangan belanda tahun 1908 di lore, masih berlaku orang membuat
kubur dari batu. Dan masih ada tempat pembuatan kalamba untuk penguburan. Jadi
prasati batu ini tidak hanya dari masa prasejarah saja, namun ada yang berasal dari
masa yang dekat ratusan tahun saja atau megalit muda. Kadang orang melihat
semua peninggalan batu ini berasal dari masa ribuan tahun yang lalu saja.
Berbagai macam prasasti
peninggalan orang-orang tua kita dulu masih dapat ditemukan di berbagai tempat
di Indonesia. Namun sayang agaknya perhatian kita masih tertuju pada
masalah-masalah kebutuhan subsisten primitif. Berbagai situs peninggalan masa
lalu hanya dibiarkan saja tanpa perhatian.
Akhir kata : Ayo berkunjung ke lore
0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:
Posting Komentar
sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???