Menurut Imas et
al., (1989) dalam Patriyasari (2006),
menjelaskan bahwa mikoriza merupakan suatu bentuk hubungan
simbiosis mutualisme antara jamur (mykes) dan perakaran
(rhiza) tumbuhan
tingkat tinggi. Simbiosis mutualisme yang berlangsung antara mikoriza dengan tanaman inang dimana tanaman inang
dapat menyediakan fotosintat untuk mikoriza sebagai sumber energi, sedangkan
mikoriza mensuplai mineral-mineral anorganik yang berasal dari tanah untuk tanaman inang.
Berdasarkan
atas terbentuk atau tidak terbentuknya selubung jaringan hifa jamur pada akar,
maka pada amumnya mikoriza dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu ektomikoriza,
endomikoriza, dan ektendomikoriza. Ektomikoriza yaitu struktur yang terjadi
karena asosiasi jamur mikoriza dan akar tumbuhan, sehingga pada permukaan akar
tumbuhan terbentuk selubung jaringan hifa jamur. Hampir semua akar tumbuhan
yang terifeksi jamur pembentuk ektomikoriza membengkak dan bercabang-cabang
seperti karang dengan warna putih hingga cokelat. Endomikoriza adalah struktur
yang terjadi karena asosiasi jamur mikoriza dengan akar tumbuhan. Jamur
berkembang hanya di dalam sel-sel korteks akar dan tidak terbentuk selubung jalinan
hifa jamur pada akar. Sedangkan Ektendomikoriza adalah asosiasi jamur mikoriza
yang jalinan hifanya terbentuk di dalam dan di luar jaringan akar (Indriyanto,
2010).
Mikoriza
memiliki banyak sekali peranan dalam budidaya hutan (Kuswanto (1990) dalam Indriyanto (2010)). Peranan
mikoriza itu diuraikan sebagai berikut.
a) Mikoriza berperan dalam meningkatkan
penyerapan unsur hara. Hal itu disebabkan oleh struktur mikoriza yang membentuk
luas permukaan akar lebih besar sehingga akar tanaman mempunyai kemampuan
menyerap unsur hara lebih tinggi;
b) Mikoriza berperan dalam meningkatkan daya
tahan tanaman terhadap serangan patogen akar. Hal itu dikarenakan antibiotik
yang dihasilkan jamur selama bersimbiosis dengan akar tanaman dapat melemahkan
bahkan mematikan bakteri, virus, dan jamur yang bersifat patogen;
c) Mikoriza berperan dalam meningkatkan daya
tahan tanaman terhadap kekeringan atau kekurangan air pada musim kemarau. Hal itu
dikarenakan pada akar tanaman bermikoriza memiliki miselium yang dapat
menjangkau air tanah yang ketersediaannya sangat terbatas;
d) Mikoriza berperan dalam menghasilkan zat
pengatur tumbuh nabati. Jamur pembentuk mikoriza dapat menghasilkan hormon
nabati, seperti auksin, sitokinin, dan giberelin, serta menghasilkan vitamin
yang dapat mempercepat pertumbuhan organ-organ tanaman. Selain itu, dengan
dihasilkannya hormon-hormon tumbuh nabati menyebabkan akar tidak cepat
mengalami penuaan sehingga fungsinya dalam penyerapan unsur hara dan zat-zat
terlarut lainnya dapat berjalan terus;
e) Mikoriza berperan dalam memperbaiki
struktur tanah, karena miselium yang ada di bagian luar akar tanaman dapat
menyelimuti butir-butir tanah. Miselium yang menyelimuti butir-butir tanah
menghasilkan gel polisakarida sehingga dapat meningkatkan stabilitas agregat
tanah.