Agroforestri yang disusun dari dua kata dengan pengertian agro (pertanian) dan forestry (kehutanan) yang berarti menggabungkan ilmu kehutanan dan pertanian serta memadukan usaha kehutanan dengan pembangunan pedesaan untuk menciptakan keselarasan antara intensifikasi pertanian dan pelestarian hutan. Agroforestri adalah nama bagi sistem-sistem dan teknologi penggunaan lahan dimana tegakan pohon berumur panjang (termasuk semak, palem, bambu, kayu, dll) dan tanaman pakan dan atau pakan ternak berumur pendek diusahakan pada petak lahan yang sama dalam suatu pengaturan ruang dan waktu (Kaswanto et al, 2009).
Definisi agroforestri dapat meliputi rentang yang luas dari sistem-sistem pemanfaatan lahan primitife, tradisional maupun modern. Oleh sebab itu diperlukan adanya batasan yang jelas kapan atau bilamana .suatu sistem dapat dikategorikan sebagai agroforestri.
Kuenzel (1989) menyarankan untuk melihat adanya interaksi yang nyata dari komponen-komponen penyusunannya. Sebagai contoh sederetan pohon cemara yang ditanam pada pinggir sawah/ladang yang dimaksudkan untuk produk kayunya, maka sistem tersebut bukan sistem agroforestri. Namun bila penanaman pohon tersebut sekaligus juga dimaksudkan untuk melindungi tanaman pertanian dari terpaan angin (windbreak), maka sistem itu dapat dikatakan sebagai agroforestri.
Menurut Lundgren dan Raintree (1982), defifisi agroforestri seyogyanya menitikberatkan dua karakter pokok yang umum dipakai pada seluruh bentuk agroforestri yang membedakan dengan sistem penggunaan lahan lainnya :
1. Adanya pengkombinasian yang terencana/disengaja dalam satu bidang lahan antara tumbuhan berkayu (pepohonan), tanaman pertanian dan ternak/hewan baik secara bersamaan (pembagian ruang) ataupun bergiliran (bergantian waktu)
2. Ada interaksi ekologis dan ekonomis yang nyata/jelas, baik positif ataupun negatif antara komponen-komponen sistem yang berkayu maupun tidak berkayu.
Beberapa ciri penting agroforestri yang dikemukakan oleh Lundgren dan Raintree, (1982) adalah
1. Agroforestri biasanya tersusun dari dua jenis tanaman atau lebih (tanaman dan hewan). Paling tidak satu diantaranya tumbuhan berkayu.
2. Siklus sistem agroforestri selalu lebih dari satu tahun.
3. Ada interaksi (ekonomi dan ekologi) antara tanaman berkayu dengan tanaman tidak berkayu.
4. Selalu memiliki dua macam produk atau lebih (multi product ), misalnya pakan ternak, kayu bakar, buah-buahan, obat-obatan.
5. Minimal mempunyai satu fungsi pelayan jasa (service function), misalnya pelindung angin, penaung, penyubur tanah, peneduh sehingga dijadikan pusat berkumpulnya keluarga/masyarakat.
6. Untuk sistem pertanian masukan rendah di daerah tropis, agroforestri tergantung pada penggunaan dan manipulasi biomassa tanaman terutama dengan mengoptimalkan penggunaan sisa panen.
7. Sistem agroforestri yang paling sederhanapun secara biologis (struktur dan fungsi) maupun ekonomis jauh lebih kompleks dibandingkan system budidaya monokultur.
0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:
Posting Komentar
sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???