KEBUN JATI

Terletak di Desa Talaga Kecamatan Dampelas, dengan Luas 7 ha.

PANTAI BAMBARANO

Pantai berkarang indah ini terletak di Desa Sabang kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala.

JEMBATAN PONULELE

Jembatan Kebanggan warga Palu ini berada diwilayah pantai talise menuju arah donggala.

TANJUNG KARANG

salah satu objek wisata pantai, yang terletak di ujung pantai Donggala, dengan suasana pantai yang terasa nyaman.

situs Tadulako dan Pokekea

situs sejarah ini berada di lembah Besoa, Lore Tengah, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah..

Sabtu, 22 Maret 2014

Jenis-jenis Pohon Meranti (Shorea) dan Klasifikasinya

Meranti termasuk keluarga Dipterocarpaceae. Secara harfiah, Dipterocarpaceae berasal dari kata latin, yaitu di = dua, carpa=carpus=sayap, yang berarti buah bersayap dua. Jenis Dipterocarpus (jenis-jenis Kruing), Cotylelobium dan Anisoptera (jenis-jenis mersawa) umumnya bersayap dua, sedangkan Hopea (jenis-jenis merawan), Parashorea dan Shorea (jenis-jenis meranti, bangkirai dan balau) memiliki sayap bervariasi antara 2-5, 

namun Vatica (jenis-jenis resak) memiliki sayap yang sangat pendek bahkan tanpa sayap. Pohon meranti memiliki bentuk batang bulat silindris, dengan tinggi total mencapai 40-50 m. Kulit kayu rata atau beralur dalam atau dangkal, berwarna keabu-abuan sampai coklat. Pada umumnya berbanir tinggi sampai 6-7 m. Nama kayu perdagangan meranti ditentukan dari warna kayu gubalnya, seperti meranti Putih, meranti Kuning dan meranti merah.

klasifikasi dan penyebaran meranti
Pohon Meranti (Shorea)


KLASIFIKASI :
Kingdom        : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi  : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi              : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas              : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas     : Dilleniidae
Ordo               : Theales
Famili             : Dipterocarpaceae
Genus              : Shorea
Spesies          : Shorea leprosula Miq.

Rataan riap diameter Shorea leprosula (meranti batu) adalah 1,37 cm/tahun, sehingga kayu meranti dapat dipanen pada umur 30 tahun setelah ditanam. Jika riap diameter meranti mencapai 1,8-2,0 cm/tahun, maka kayu dapat dipanen pada umur 25 tahun.

Meranti pada umumnya berbunga dan berbuah 4-7 tahun sekali yang disebut dengan musim berbuah masal. Di Arboretum Bogor ada jenis Dipterokarpa lain yang berbuah tiap tahun yaitu Hopea odorata (merawan) dan Anisopteramarginata Musim buah masak meranti bervarisi tergantung jenis dan lokasinya. Di Hutan Penelitian Haur Bentes, Jasinga, jenis S. leprosula, S. pinanga, S. stenoptera, S. mecistopteryx buah masak pada bulan Desember-Maret, sementara Hopea mengerawan, Hopea sangal, H. odorata buah masak pada bulan Juli-September. Di Sumatra, S. parvifolia dijumpai berbuah pada bulan Desember Januari, Shorea acuminata berbuah pada bulan Oktober-Desember.

Meranti tergolong kayu keras berbobot ringan sampai berat-sedang. Berat jenisnya berkisar antara 0,3 – 0,86 pada kandungan air 15%. Kayu terasnya berwarna merah muda pucat, merah muda kecoklatan, hingga merah tua atau bahkan merah tua kecoklatan. Berdasarkan bijinya, kayu ini dibedakan lebih lanjut atas meranti merah muda yang lebih ringan dan meranti merah tua yang lebih berat. Namun terdapat tumpang tindih di antara kedua kelompok ini, sementara jenis-jenis Shorea tertentu kadang-kadang menghasilkan kedua macam kayu itu.

JENIS-JENIS MERANTI YANG TERKENAL
Meranti termasuk marga shorea, famili Dipterocarpaceae. Jumlah spesiesnya mencapai 130 jenis dan sebagian besar tumbuh secara alami di hutan Kalimantan dan Sumatera. Dalam perdagangan dikenal jenis meranti kuning, meranti merah dan meranti putih.

Meranti kuning
Spesies yang termasuk meranti kuning adalah Shorea acuminatissima, S. faguetiana, S. gibbosa, S. hopeifolia dan S. multiflora. Daerah penyebaran di Indonesia meliputi Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Riau, dan seluruh Kalimantan. Tinggi pohon 20-60 m dengan diameter 150 cm dan batang bebas cabang 10-45 m. Bentuk batang silindris lurus dan berbanir 3-6.5 m dari permukaan tanah.

Meranti kuning tumbuh pada tanah latosol, podzolik merah kuning dan podzolik kuning. Dapat tumbuh sampai ketinggian 850 m pada curah hujan A dan B. Pohon ini mulai berbuah pada umur 6-9 tahun dan belum tentu berbuah setiap tahun karena sangat dipengaruhi oleh musim. Musim berbuahnya pada bulan Oktober-April.

Meranti merah
Ada 22 jenis spesies yang termasuk meranti merah antara lain Shorea acuminata, S. joharensis, S. lepidota, dan S. leprosula. Pohon ini banyak ditemukan di Sumatera, Kalimantan dan Maluku. Tinggi pohon mencapai 50 m diameter 100 cm dan batang bebas cabang 30 m. Pohon berbanir 2.5m dari permukaan tanah, kulit luar berwarna kelabu atau cokelat dengan tebal sekitar 5 mm.

Meranti merah tidak memerlukan tempat tumbuh yang khusus, hidup baik pada berbagai jenis tanah kecuali tanah liat yang berat. Tumbuh terpencar , bercampur dengan jenis yang lain pada ketinggian 0-800 m dpl. dengan tipe iklim A – D. Musim berbunga dan berbuah terjadi sepanjang tahun. Buah masak antara bulan Mei-Desember.

Meranti putih
Ada 6 spesies yang termasuk meranti putih yaitu : Shorea assamica, S. bracteolata, S. javanica, S. lamellata, S. ochracea, S. retionades dan S. virescens. Daerah penyebarannya meliputi seluruh Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Bentuk batang lurus, silindris dan berbanir setinggi 3.5 m dari permukaan tanah. Tinggi pohon dapat mencapai 12-55 m dengan diameter 180 cm dan batang bebas cabang 8-37 m.

Meranti putih tumbuh pada ketinggian 0-700 m dpl. dengan tipe curah hujan A dan B. Tumbuh pada tanah kering, tanah yang kadang-kadang atau selalu tergenang, tanah liat, tanah berbatu-batu, dan tanah berpasir dengan topografi datar sampai miring.
Musim berbunga dan berbuah sangat dipengaruhi iklim. Pembungaan biasanya terjadi setelah melewati dekade iklim yang kering dan panas. Buah masak pada bulan Oktober-April.

MANFAAT
Meranti merupakan salah satu kayu komersial terpenting di Asia Tenggara. Kayu ini juga yang paling umum dipakai untuk pelbagai keperluan di kawasan Malaysia. Kayu ini lazim dipakai sebagai kayu konstruksi, panil kayu untuk dinding, loteng, sekat ruangan, bahan mebel dan perabot rumahtangga, mainan, peti mati dan lain-lain. Kayu meranti merah-tua yang lebih berat biasa digunakan untuk konstruksi sedang sampai berat, balok, kasau, kusen pintu-pintu dan jendela, papan lantai, geladak jembatan, serta untuk membuat perahu.

Kayu meranti gampang di olah menjadi produk pertukangan berupa kusen pintu jendela dll,kayu meranti sebagai kayu yang dapat dikerjakan sangat mudah dan halus serat texturnya. Sebagian kayu meranti yang sudah diperdagangkan tidak sesuai dengan standar baku ukurannya, biasanya kami sering mendapatkan ukuran panjang (misal 4 m) tak ada sessuai dengan ukurannya, sehingga menyulitkan bagi pertukangan untuk mengatur kayu dalm pembuatan seperti kusen, pintu dan jendela.Harga kayu meranti yang tak begitu mahal menjadikan pilihan bagi bahan pembuatan matrial kusen, pintu, jendela.
Meranti merah baik pula untuk membuat kayu olahan seperti papan partikel, harbor, dan venir untuk kayu lapis. Selain itu, kayu ini cocok untuk dijadikan bubur kayu, bahan pembuatan kertas.



Pohon Sengon (Albasia) dan Klasifikasinya



Tanaman Sengon (Albazia Falcataria), merupakan tanaman yang termasuk dalam famili Mimosaceae, yaitu keluarga petai–petaian. Di Indonesia sendiri, sengon memiliki beberapa nama daerah, seperti misalnya di Jawa: jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon sabrang atau sengon laut (jawa), di Maluku: sikat (Banda), seja (Ambon), tawa (Ternate), serta gosui (Tidore).

klasifikasi pohon sengon
tegakan sengon (albasia)

Klasifikasi Tanaman Albasia (Sengon)
Kingdom        : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom   : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi              : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas              : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas      : Rosidae
Ordo               : Fabales
Famili             : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus             : Albizia
Spesies          : Albizia falcataria (L.) Fosberg

Bagian tanaman sengon yang terpenting adalah kayunya karena mempunyai nilai ekonomi tinggi. Pohon sengon dapat mencapai ketinggian sekitar 30–45 meter dengan diameter batang sekitar 70–80 cm. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas awet IV – V. Bentuk batang bulat dan tidak berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur dan tidak mengelupas.

Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pagar, tangkai dan kotak korek api, pulp, kertas dan lain-lainnya.

Tajuk tanaman sengon berbentuk menyerupai payung dengan rimbun daun yang tidak terlalu lebat. Daun sengon tersusun majemuk menyirip ganda dengan anak daunnya kecil-kecil dan mudah rontok. Warna daun sengon hijau pupus, berfungsi untuk memasak makanan dan sekaligus sebagai penyerap nitrogen dan karbon dioksida dari udara bebas.

Sengon memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus kedalam tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun dan tidak menonjol kepermukaan tanah. Akar rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh karena itu tanah disekitar pohon sengon menjadi subur.

Tanah
Tanaman Sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7.

Iklim
Ketinggian tempat yang optimal untuk tanaman sengon antara 0 – 800 m dpl. Walapun demikian tanaman sengon ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Sengon termasuk jenis tanaman tropis, sehingga untuk tumbuhnya memerlukan suhu sekitar 18 ° – 27 °C.

Curah Hujan
Curah hujan mempunyai beberapa fungsi untuk tanaman, diantaranya sebagai pelarut zat nutrisi, pembentuk gula dan pati, sarana transpor hara dalam tanaman, pertumbuhan sel dan pembentukan enzim, dan menjaga stabilitas suhu. Tanaman sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yaitu 15 hari hujan dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu basah, dan memiliki curah hujan tahunan yang berkisar antara 2000 – 4000 mm.

Kelembaban
Kelembaban juga mempengaruhi setiap tanaman. Reaksi setiap tanaman terhadap kelembaban tergantung pada jenis tanaman itu sendiri. Tanaman sengon membutuhkan kelembaban sekitar 50%-75%.




Jumat, 14 Maret 2014

berbagai Manfaat dan fungsi Hutan Lindung

Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok yaitu :
  1. sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air.
  2. mencegah banjir.
  3. mengendalikan erosi.
  4. mencegah intrusi air laut.
  5. memelihara kesuburan tanah.
Dan juga hutan lindung itu juga mempunyai fungsi yang banyak yaitu adalah:
 
 
Pencegah banjir dan tanah longsong
Fungsi utama hutan lindung adalah mencegah banjir, terutama hutan yang berada di dataran tinggi, lereng gunung. Hutan yang berada di dataran tinggi berfungsi menyerap air hujan agar tak langsung turun ke daerah bawah. Ada jenis pohon yang berberfungsi menahan air dan mengikat tanah agar tak longsor, seperti pohon bambu, rambutan, mahoni dan masih banyak lagi.   Bencana alam yang disebabkan kerusakan hutan adalah banjir bandang dan tanah longsor. Dua jenis bencana ini merupakan mimpi buruk bagi masyarakat yang tinggal di dataran rendah.  apalagi jikalau ada banyak orang yang menebang pohon sembarangan itu dapat membuat hutan menjadi gundul dan juga dapat menjadi tanah longsor.
Habitat asli binatang liar
Fungsi kedua ada hutan lindung adalah tempat habitat asli binatang liar. Di hutan terdapat rantai makanan alami, yang memungkinkan hewan liar biasa berkembang biak. Di Banten terdapat Taman Nasional di Ujung kulon, tempat tinggalnya badak jawa yang terancam punah. Apa jadinya jika hutan lindung dibiarkan dibabat habis, dampaknya ekosistem terganggu, dan mengancam populasi binatang liar.  Seperti kasus harimau Sumatera yang kerap masuk kampung gara-gara habitatnya rusak.  Kemudian konflik antara orang hutan dan pemilik lahan perkebunan. Sebenarnya dalam kasus ini yang disalahkan tak sepenuhnya binatang liarnya, melainkan ulah manusianya yang membabat hutan.
Menyimpan cadangan air tanah
Hutan lindung itu seperti tandon air raksasa yang menyuplai air tanah untuk manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Hutan menyimpan cadangan air tawar yang bermanfaat menunjang kehidupan manusia dan mahluk lain.  Sumber mata air alami ini menjadi penopang hidup masyarakat yang tinggal di pinggir hutan.  Terkadang juga dipakai untuk bahan baku utama air minum kemasan.  Oleh karena itu hutan lindung harus dijaga kelestariannya agar cadangan air tanahnya tak habis.
Konservasi hayati
Hutan lindung juga dipakai untuk area konservasi hayati.   Fungsi utama hutan menjaga keberadaan ragam hayati agar tetap berkembang biak secara alami. Ambil contoh Taman Nasional Batimurung merupakan area konservasi untuk beragam jenis kupu-kupu jenis lokal. Hutan lindung rawa angke sebagai tempat konservasi kera ekor panjang dan masih banyak lagi. Area konservasi merupakan daerah terlarang bagi kegiatan komersial, pada wilayah ini dijaga oleh satuan pentugas jagawana.  Orang luar jika ingin masuk ke dalam hutan, harus melapor dahulu pada pos jaga petugas hutan. Jadi memang kawasan hutan lindung yang dijadikan konservasi merupakan area terlarang.
Laboratorium alam
Hutan lindung merupakan pusat penelitian hayati yang paling lengkap. Semua jenis tumbuhan, hewan dan mikro organisme tumbuh dengan baik di hutan.  Bisa dikatakan pengertian hutan lindung mencangkup fungsi sebagai laboratorium alam.  Hutan merupakan tempat sempurna untuk observasi lapangan   bagi ilmuwan maupun mahasiswa.  Di hutan mereka bisa terjun langsung mengamati kehidupan penghuni hutan