Kamis, 22 Januari 2015

Keadaan geografis taman Nasional Lore Lindu

 

Keadaan Geografis Taman nasional Lore Lindu
a. Letak
Secara geografis Taman Nasional Lore Lindu berada pada posisi 1190 90’–1200 16’ BT dan 10 8’–10 3’ LS. Secara administratif terletak dalam 2 (dua) wilayah kabupaten yaitu sebagian besar di Kabupaten Sigi dan sebagian lagi di Kabupaten Poso, terbagi dalam 12 kecamatan yaitu: Kecamatan Kulawi Selatan, Kecamatan Kulawi, Kecamatan Gumbasa, Kecamatan Tanambulava, Kecamatan Sigibiromaru, Kecamatan Palolo dan Kecamatan Nokilalaki di Kabupaten Sigi, Kecamatan Lore Utara,Kecamatan Lore Piore,Kecamatan Lore Tengah,Kecamatan Lore Selatan dan Kecamatan Lore Barat di Kabupaten Poso. Adapun batas-batas Taman Nasional Lore Lindu sebagai berikut :
- Di bagian utara dibatasi oleh Dataran Palolo
- Sebelah timur dibatasi oleh Dataran Napu
- Sebelah selatan dibatasi oleh Dataran Bada, dan 
- Sebelah barat oleh Sungai Lariang dan hulu Sungai Palu (Lembah Kulawi). 
b.  Topografi
Taman Nasional Lore Lindu berada pada ketinggian 200 - 2.610 meter di atas permukaan laut, puncak tertinggi adalah Gunung Nokilalaki (2.355 m) dan gunung Tokosa/ Rorekatimbu (2.610 m). Bentuk topografi bervariasi mulai dari datar, landai, agak curam, curam, hingga sangat curam (Balai TNLL,2013).
c.  Geologi
Taman Nasional Lore Lindu terletak antara dua patahan utama di Sulawesi Tengah. Pada daerah pegunungan, umumnya berasal dari batuan asam seperti Gneisses, Schists dan granit, punya sifat peka terhadap erosi. Formasi lakustrin banyak ditemukan di bagian Timur Taman Nasional, umunya dataran danau yang datar atau berawan. Bahan endapan dari campuran batuan sediment, metamorfosa dan granit. Bagian barat ditemukan formasi alivium yang umumnya berbentuk kipas aluvial/koluvial atau dataran hasil deposisi sungai seperti teras atau rawa belakang.Sumber bahan aluvial ini berasal dari batuan metaforfosa dan granit.
d. Tanah
Keadaan tanah di TNLL bervariasi dari yang belum berkembang (entisol), sedang berkembang (inseptisol) sampai sudah berkembang (alfisol) dan sebagian kecil ultisol.
e.  Iklim, Suhu, Curah Hujan, kelembaban
Bagian utara kawasan Taman Nasional Lore Lindu mempunyai tipe iklim C/D (musiman) dengan curah hujan rata-rata tahunan berkisar antara 855-1200 mm/tahun.Bagian Timur kawasan TNLL punya tipe iklim B (agak musiman) dengan curah hujan berkisar antara 344-1400 mm/tahun. Bagian barat TNLL punya tipe iklim A (lembab permanen) dengan curah hujan rata-rata tahunan antara 1200-2200 mm/tahun. Secara keseluruhan curah hujan di TNLL bervariasi dari 2000-3000 mm/tahun di bagian utara  dan 3000-4000 mm/tahun di bagian Selatan. Suhu/temperatur berkisar antara 22-340 C, rata-rata kelembaban udara 98 % dengan kecepatan angin rata-rata 3,6 km/jam (Balai TNLL,2013).
f. Hidrologi
Taman Nasional Lore Lindu mempunyai fungsi tangkapan air yang besar, didukung oleh dua sungai besar yaitu sungai Gumbasa di bagian utara yang bergabung dengan sungai Palu di bagian barat serta sungai Lariang di bagian Timur, selatan, dan baratnya. Fungsi hidrologis ini sangat besar manfaatnya bagi masyarakat sekitar kawasan dan Sulawesi Tengah umumnya (Balai TNLL,2013).
g. Aksesibilitas
Dapat dicapai melalui jalur darat dari kota Palu. Lokasi yang dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat adalah Palu-Bidang Pengelolaan TN Wilayah I Saluki, Palu-Bidang Pengelolaan TN Wilayah II Makmur, Palu-Bidang Pengelolaan TN Wilayah III Poso. Ada beberapa resort yang hanya dapat ditempuh dengan jalan kaki/naik kuda dan motor ojek yaitu jalur Gimpu-Bada, Bada-Doda, Toro-Katu dan Rahmat-Dataran Lindu. 
4.1.3 Potensi Ekologis
a. Flora
Taman Nasional Lore Lindu terbagi ke dalam 4 zona vegetasi, yaitu Hutan Hujan Dataran Rendah (<1.000 mdpl), Hutan Hujan Sub Pegunungan (1.000 – 1.500 mdpl), Hutan Pegunungan (1.500 – 2.000 mdpl) dan Hutan Sub Alpin (>2.000 mdpl).
-    Vegetasi Hutan Hujan Dataran Rendah
Komposisi floranya lebih beragam. Flora yang ditemukan antara lain: Pawa (Mussaendopsis beccariana), Tahiti (Dysoxylum sp.), Nunu (Ficus sp.), Ngkera dan Lawedaru (Myristica spp.), Mpora dan Mpire (Caryota spp.), Saguer (Arenga pinnata), Take (Arenga sp.), Uru ranto (Elmerilia ovalis), Luluna (Strychnos axillaris), Palaku (Celtis sp.), Ntorade (Pterospermum subpeltatum), Ndolia (Canangium odoratum), Tea here (Artocarpus elasticus), Tea uru (Artocarpus teijmannii), Duria (Durio zibethinus), Wara dilameo (P. hirsuta), Bambu pemanjat (Dinochloa scandens), Elastostema, Costus, Cyrtandra, Nephrolepis, Neuburgia.
-   Vegetasi Hutan Hujan Sub pegunungan
Flora yang ditemukan: Kelompok uru (Magnoliaceae), Uru ranto (Elmerillia ovalis), Uru tomu (Elmerillia sp.), Elmerillia celebica, Manglietia glauca, Talauma liliiflora, Konore (Adinandra sp.), Pangkula, ntangoro (Ternstroemia spp.), Kauntara (Meliosma nitida), Kau tumpu (Turpinia sphaerocarpa), Mpo maria (Engelhardtia serrata).
-   Vegetasi Hutan Pegunungan
Flora yang ditemukan antara lain: Kaha (Castanopsis argentea), Palili bahe, palili nete, palili pance (Lithocarpus spp.). Agathis philippinensis, Podocarpus neriifolia, Podocarpus imbricatus, Taxus baccatus, Dacrydium falcifolia, Phyllocladus hypophyllus, Tristania whiteana dan Tristania sp., Calophyllum spp., Garcinia spp., Tetractonia haltumi, Polyosma integrifolia dan Gynotraches axillaris, Coelogyne, Thelasis, Appendicula, Glomera, Phreatia, Elastostema, Cyrtandra, Goniophlebium persicifolium, Oleandra neliiformis, Diplazium bantamense.

-   Vegetasi Sub Alpin
Flora yang ditemukan Leptospermum, Rapanea, Myrsine, Phyllocladus hyphophyllus, Eugenia sp., Paku pohon (Alsophylla sp.), jenis palem (Pinanga) (Balai TNLL,2013).
b.  Fauna
-  Mamalia besar
Anoa atau kerbau kerdil, satwa endemik Sulawesi. Nama daerah: Sapi utan, Anoang, Kerbau pendek, Dangko, Bondago tutu, Buulu, Tutu dan Sako. Dua jenis anoa di TNLL yaitu Anoa quarlesi dan Anoa deoressicornis. Babi rusa (Babyrousa babyrusa), babai  Sulawesi (Sus celebensis),  Macaca tonkeana,    Phalanger ursinus,    kus - kus  Sulawesi (P. celebencis), Tarsius Sulawesi (Tarsius spectrum), Rusa (Cervus timorensis)(Balai TNLL,2013).
-   Burung
Kawasan hutan TNLL merupakan taman surga tempat hidup berbagai jenis burung. Berdasarkan hasil penelitian Dick Watling tahun 1981 mencatat 197 jenis, Mallo dan Buttu Ma’dika tahun 1999 mencatat 227 jenis dan Mallo tahun 2001 mencatat 249 jenis burung. Hasil penelitian terbaru Dewi M. Prawiradilaga, Idrus Tinulele, dkk Juli 2003 mencatat ada 267 jenis burung ditemukan di TNLL. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah jenis burung di TNLL masih terus bertambah, bahkan diduga masih bisa mendapatkan jenis baru. Jenis burung yang ditemukan antara lain Nuri Sulawesi (Tanygnatus sumatrana), Loriculus exilis, Trichologssus platurus, Cacatua sulphurea, Rangkong (Buceros rhinoceros dan Rithyceros cassidix), Pecuk ular (Anhinga rufa), Rallus plateni, Scolopax celebencis, Tyto inexspectata, Geomalia heinrichi, Macrocephalon maleo, Megapodius frecycynent(Balai TNLL,2013). 
-  Reptil
Ular pyton (Phyton reticulatus), ular Racers (Elaphe erythrura, Gonyosonia janseni, Mack viver (Psammodymaster pulverulenthus dan Xemopeltis unicolor), king cobra (Ophiophagus hannah) (Balai TNLL,2013)


1 komentar:

sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???