KEBUN JATI

Terletak di Desa Talaga Kecamatan Dampelas, dengan Luas 7 ha.

PANTAI BAMBARANO

Pantai berkarang indah ini terletak di Desa Sabang kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala.

JEMBATAN PONULELE

Jembatan Kebanggan warga Palu ini berada diwilayah pantai talise menuju arah donggala.

TANJUNG KARANG

salah satu objek wisata pantai, yang terletak di ujung pantai Donggala, dengan suasana pantai yang terasa nyaman.

situs Tadulako dan Pokekea

situs sejarah ini berada di lembah Besoa, Lore Tengah, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah..

Jumat, 16 Mei 2014

Hubungan Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) dan Tanaman


Fungi Mikoriza Arbuskular merupakan tipe mikoriza yang paling banyak mendapat perhatian, karena diketahui dapat bersimbiosis dengan sekitar 80% spesies tanaman (Brundrett et al., (1996) dalam Wulandari (2011)). Secara alami terdapat asosiasi mikoriza antara fungi dan tanaman dalam bentuk simbiosis mutualisme. Manfaat fungsional yang diperoleh FMA dapat dilihat dari adanya  pembentukkan struktur arbuskular dan vesikula di dalam sel-sel akar serta produksi spora yang tinggi. Perkembangan FMA dan produksi spora  membutuhkan  energi  yang  diperoleh  melalui  penyerapan  karbon organik dari tanaman inang (Smith dan Read (1997) dalam Wulandari (2011)). Sementara itu, tanaman inang dapat  memanfaatkan fungi simbiosis berupa hara mineral dan air yang penyerapannya dibantu oleh FMA sehingga pertumbuhan dan hasil tanaman meningkat.


Fungi Mikoriza Arbuskular

Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) adalah salah satu tipe jamur pembentuk mikoriza yang dapat dikembangkan sebagai pupuk hayati. Jamur ini mampu membentuk simbiosis dengan sebagian besar (97%) famili tanaman darat (Husna, dkk, 2007). Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) memiliki karakteristik perakaran inang yang terkena infeksi tidak membesar dan fungi membentuk struktur hifa yang tipis. Hifa FMA merupakan hifa yang tidak bersekat  yang tumbuh diantara sel-sel korteks akar dan bercabang-cabang di dalamnya. Fakuara (1998) dalam Wulandari (2011) menyatakan bahwa ciri utama FMA adalah adanya vesikel dan arbuskulus di dalam korteks akar. Hifa inter dan intraseluler juga ada di dalam korteks dan infeksi di sisi akar secara langsung berhubungan dengan miselium bagian luar yang menyebar dan bercabang-cabang di dalam tanah.
          Menurut Sanders (1986) dalam Patriyasari (2006) menjelaskan bahwa pembentukkan interaksi Fungi Mikoriza Arbukular (FMA) dan tanaman inang adalah sebagai berikut:
1.    Pembentukkan kecambah dari propagul FMA yang diikuti oleh pembentukan  hifa dalam tanah;
2.    Infeksi primer yang merupakan proses pembukaan fungi ke dalam tanaman inang. Saat menembus sel, hifa fungi mengalami pengerutan diameter, kemudian diameter hifa tersebut kembali pada ukuran yang semula lagi;
3.    Infeksi sekunder yang merupakan proses penyebaran/penjalaran fungi ke bagian-bagian akar yang lain;
4.    Transfer karbon hasil asimilasi dari tanaman inang ke fungi;
5.    Pertambahan biomassa fungi yang terdapat dalam korteks akar dan yang terdapat disekitar akar;
6.    Penyerapan hara mineral (terutama fosfor) oleh miselium dalam tanah  dan ditransfer ke tanaman inang;
7.    Meningkatnya pertumbuhan tajuk dan akar yang merupakan hasil perbaikan hara tanaman;
8.    Meningkatnya pertumbuhan fungi akibat meningkatnya persediaan  ruang dan substrat tumbuh.


Pengertian dan Peran Mikoriza

Menurut Imas et al., (1989) dalam Patriyasari (2006), menjelaskan bahwa mikoriza merupakan suatu bentuk hubungan simbiosis mutualisme antara jamur (mykes) dan perakaran (rhiza) tumbuhan tingkat tinggi. Simbiosis mutualisme yang berlangsung antara mikoriza dengan tanaman inang dimana tanaman inang dapat menyediakan fotosintat untuk mikoriza sebagai sumber energi, sedangkan mikoriza mensuplai mineral-mineral anorganik yang berasal dari tanah untuk tanaman inang.
          Berdasarkan atas terbentuk atau tidak terbentuknya selubung jaringan hifa jamur pada akar, maka pada amumnya mikoriza dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu ektomikoriza, endomikoriza, dan ektendomikoriza. Ektomikoriza yaitu struktur yang terjadi karena asosiasi jamur mikoriza dan akar tumbuhan, sehingga pada permukaan akar tumbuhan terbentuk selubung jaringan hifa jamur. Hampir semua akar tumbuhan yang terifeksi jamur pembentuk ektomikoriza membengkak dan bercabang-cabang seperti karang dengan warna putih hingga cokelat. Endomikoriza adalah struktur yang terjadi karena asosiasi jamur mikoriza dengan akar tumbuhan. Jamur berkembang hanya di dalam sel-sel korteks akar dan tidak terbentuk selubung jalinan hifa jamur pada akar. Sedangkan Ektendomikoriza adalah asosiasi jamur mikoriza yang jalinan hifanya terbentuk di dalam dan di luar jaringan akar (Indriyanto, 2010).
          Mikoriza memiliki banyak sekali peranan dalam budidaya hutan (Kuswanto (1990) dalam Indriyanto (2010)). Peranan mikoriza itu diuraikan sebagai berikut.
a)    Mikoriza berperan dalam meningkatkan penyerapan unsur hara. Hal itu disebabkan oleh struktur mikoriza yang membentuk luas permukaan akar lebih besar sehingga akar tanaman mempunyai kemampuan menyerap unsur hara lebih tinggi;
b)   Mikoriza berperan dalam meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan patogen akar. Hal itu dikarenakan antibiotik yang dihasilkan jamur selama bersimbiosis dengan akar tanaman dapat melemahkan bahkan mematikan bakteri, virus, dan jamur yang bersifat patogen;
c)    Mikoriza berperan dalam meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan atau kekurangan air pada musim kemarau. Hal itu dikarenakan pada akar tanaman bermikoriza memiliki miselium yang dapat menjangkau air tanah yang ketersediaannya sangat terbatas;
d)   Mikoriza berperan dalam menghasilkan zat pengatur tumbuh nabati. Jamur pembentuk mikoriza dapat menghasilkan hormon nabati, seperti auksin, sitokinin, dan giberelin, serta menghasilkan vitamin yang dapat mempercepat pertumbuhan organ-organ tanaman. Selain itu, dengan dihasilkannya hormon-hormon tumbuh nabati menyebabkan akar tidak cepat mengalami penuaan sehingga fungsinya dalam penyerapan unsur hara dan zat-zat terlarut lainnya dapat berjalan terus;
e)    Mikoriza berperan dalam memperbaiki struktur tanah, karena miselium yang ada di bagian luar akar tanaman dapat menyelimuti butir-butir tanah. Miselium yang menyelimuti butir-butir tanah menghasilkan gel polisakarida sehingga dapat meningkatkan stabilitas agregat tanah.